cara mengobati sapi batuk

Cara Mengobati Sapi Batuk? Lihat Batuknya Sapi Dulu Dong

Cara mengobati sapi batuk adalah dengan mengetahu jenis penyakit yang sedang diderita oleh sapi.

Dan, semoga saja batuknya sapi kita bukanlah karena akibat penyakit yang serius.

Perlu diketahui adalah, batuk bukanlah jenis penyakit yang bisa menyerang sapi. Melainkan batuknya sapi merupakan respon tubuh atau gejala yang diakibatkan karena penyakit tertentu.

Jika mendapati sapi sedang mengalami batuk – batuk, kita perlu memperhatikannya. Apakah ingusnya juga keluar, apakah nafsu makannya menurun, apakah suhu tubuhnya naik?

Rata – rata, sapi yang menunjukkan gejala batuk sedang mengalami permasalahan pada saluran pernafasannya.

Mungkin saja hanya kasus sederhana. Hanya sekedar tersedak bahan pakan ransum yang masih bongkahan.

Bisa juga karena adanya infeksi oleh virus atau bakteri pada saluran pernafasannya.

Tidak bisa memfonis penyakit yang sedang dialami sapi hanya dari gejala batuknya saja. Pasti disertai dengan gejala lain.

Oleh karena itu saya menyarankan supaya peternak mengetahui cara untuk mengukur suhu tubuh sapi. Supaya bisa tahu, apakah suhu tubuh sapi meningkat (demam) atau tidak.

Karena hampir semua infeksi penyakit, respon tubuh pasti meningkat suhu tubuhnya.

Saya katakan lagi, penyakit karena infeksi. Entah itu bakteri atau virus. Penyakit non infeksi tidak selalu disertai kenaikan suhu tubuh sapi.

Misalnya sapi kembung, asidosis, diare dan lain – lain.

Nanti kita akan lihat, penyakit apa saja yang membuat sapi batuk.

Tapi sebelum itu, karena jenis penyakit ini disertai kenaikan suhu tubuh, saya akan membahas cara mengukur suhu tubuh sapi telebih dahulu. Karena saya belum pernah membahasnya.

Cara mengukur suhu tubuh sapi

Suhu tubuh normal untuk sapi bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Jenis ternakSuhu Tubuh NormalSuhu tubuh Kritis
Sapi Dewasa37,9 – 3939,8
Sapi Muda38,1 – 39,540,1
Pedet38,3 – 39,540,7
Kambing37,6 – 40,041,0
Domba38,0 – 40,040,0
Kerbau37,6 – 39,0
Kuda37,5 – 38,038,5

Suhu kritis itu kalau dalam istilah manusia adalah “semlenget” atau badannya anget (mau demam). Tapi itu tidak begitu berarti, karena rabaan tangan tidak akan bisa mendeteksinya.

Kisaran suhu sapi normal antara sapi dewasa, sapi muda dan pedet sedikit berbeda. Nilai normalnya bisa dilihat pada tabel di atas.

Sapi muda dan pedet suhu normalnya lebih tinggi.

Sebelum melakukan pengukuran suhu tubuh sapi perlu diperhatikan bahwa ada hal – hal yang akan membuat nilai pengukuran menjadi berbeda. Apa saja itu?

  • Suhu tubuh sapi pada pagi dan sore hari sedikit berbeda. Pagi hari suhu tubuhnya lebih rendah daripada sore hari. Nilai perbedaan suhu antara 0,5 – 1 derajat celcius, tapi masih dalam range suhu normal.
  • Sapi setelah makan suhu tubuhnya akan meningkat.
  • Suhu lingkungan yang panas akan meningkatkan suhu sapi.
  • Sapi yang terlalu banya gera juga suhu tubuhnya lebih tinggi.
  • Sehari sebelum birahi, sapi mengalami kenaikan suhu antara 0,5 – 1 derajat celcius.

Cara mengukur suhu sapi yang paling banyak dilakukan adalah dengan pengukuran suhu rektal.

Jika kurang familiar dengan istilah rektal, rektal adalah anus atau silit. Lubang tempat keluarnya kotoran sapi. Maaf, Tidak bermaksud jorok atau berkata kotor, tapi biar jelas saja ya.

Harus menggunakan termometer. Bisa termometer digital atau termometer air raksa.

Keduanya sama – sama murah. Termometer digital yang untuk manusia juga bisa dipakai. Harganya sekitar 30 ribuan, merk dan kualitas biasa.

Kalau termometer raksa malah lebih murah lagi. Tapi perlu waktu lebih lama untuk mendapatkan suhu pengukuran.

Caranya adalah masukkan ujung termomter (raksa atau digital) ke lubang anus sapi. Masukkan termometer sedalam 10 cm.

Kemudian tunggu antara 2 – 3 menit untuk termometer raksa. Kalau termometer digital, kurang dari itu sudah menunjukkan hasilnya.

Termometer yang lebih praktis bisa menggunakan termometer digital infrared. Penggunaannya tinggal ditembakkan ke dahi, belakang telinga dan daerah tubuh yang lain. Waktunya lebih cepat hanya sekitar 5 detik saja sudah bisa terlihat suhu yang diukur.

sekarang kita sudah tahu dasar untuk menganalisa sapi yang mengalami batuk – batuk. Terutama untuk pengukuran suhu tubuh.

Tapi dalam praktek nanti tetap harus mengamati hal lain. Seperti nafas sapi, terengah engah atau tidak, detak jantung dan seterusnya.

Sekarang mari kita lihat, apa saja penyakit yang menyebababkan sapi batuk – batuk.

1 . Radang paru – paru atau pneumonia

Radang paru – paru adalah penyakit yang menyerang jaringan paru – paru sapi. Bagian paru – paru yang terserang adalah parenkim. Infeksi penyakit ini menyebabkan terjadinya peradangan pada jaringan yang terserang.

Oleh kerena itu, pengobatan selain menggunakan antibiotik juga menyertakan obat anti radang.

Pada anatomi paru – paru, parenkim merupakan bagian paling penting karena terdapat bagian untuk bertukarnya oksigen dengan darah.

Terganggunya kinerja paru – paru pada bagian ini akan sangat menyakitkan sapi. Suplai oksigen bermasalah dan bisa berakibat fatal.

Penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh satu jenis mikroorganisme saja. Bisa beberapa.

Bisa karena infeksi virus, bakteri, jamur, klamidia, mikoplasma dan parasit.

Kebanyakan karena disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri bisa dikendalikan dengan antibiotik.

Kalau disebabkan oleh virus, antibiotik tidak mempan. Banyakin sabarnya saja.

Ciri – ciri atau gejala sapi yang terserang radang paru – paru adalah sebagai berikut:

  • Sapi mengalami demam sampai 42 derajat celcius. Demam ini berlangsung selama 4 hari. Pengukuran suhu rektal.
  • Sapi mengalami batuk – batuk. Dari batuk kering sampai batuk basah.
  • Dari hidung keluar ingus atau cairan.
  • Nafsu makan hilang atau turun.
  • Sapi kesulitan bernafas. Nafasnya menjadi cepat.
  • Sapi lemah, malas dan seringnya tiduran saja.
  • Terkadang tercium bau yang tidak biasanya dari nafasnya.
  • Jika kondisi terus berlanjut, sapi bisa kurus, kulit atau bulu kusam, sembelit dan diare.

Penyebab utamanya adalah infeksi bakteri, virus, jamur, klamidia, mikoplasma, dan parasit. Tapi bagaimana semua mikroorganisme tersebut bisa menyerang, karena kondisi daya tahan tubuh sapi yang melemah.

Salah satu penyebab daya tahan sapi melemah adalah akibat perjalanan dan pengangkutan yang cukup lama. Penanganan yang kurang tepat setelah di kandang baru membuat kondisi sapi fit lebih lama.

Pencegahan untuk penyakit radang paru – paru (pneumonia) adalah:

  • Kandang sapi harus berventilasi bagus. Kandang tidak boleh lembab dan berdebu.
  • Membersihkan kandang setiap hari.
  • Tidak mencampur sapi dengan usia berbeda dalam satu kandang. Kalau jumlah sapinya sangat banyak.
  • Kapasitas kandang harus sesuai dengan jumlah sapi.
  • Mengatur dengan baik keluar masuknya sapi baru dalam kandang.

Yang perlu diperhatikan adalah penyakit ini bisa menular ke sapi lainnya. Penularan bisa terjadi karena pembawa penyakit terhirup oleh sapi yang sehat.

Bibit penyakit bisa terbawa oleh angin, air kencing, air susu dan cairan dari sapi lainnya saat melahirkan.

Pengobatan penyakit.

Pengobatan menggunakan antibiotik spektrum luas. Semoga saja infeksi dikarenakan bakteri.

Karena spektrum luas, jadi obat ini bisa untuk berbagai penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri.

Contoh obat yang bisa digunakan adalah VET STREP. Ini dari produk medion. Bukan promosi, tapi biar para peternak lebih mudah saja dalam mencari obat untuk pneumonia ini.

(Saya akan membahas semua jenis obat yang memang untuk pneumonia. Karena ketika mencari hanya merk ini yang bisa diperoleh dengan mudah. Jika ada merk lain, bisa tuliskan dikomentar).

Pemberian obat ini dilakukan secara intramuskuler. Berarti nyuntiknya harus tembus kulit dan nancep di daging sapi. Lokasi bisa di bokong sapi.

Bentuk sediaan dari vet strep ini adalah serbuk. Sebelum digunakan, obat ini harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air steril atau dilarukan dengan vitamin b komples yang bentuknya cair.

Ini ada tabel panduan untuk pencampurannya.

Vet strepPelarut (air suling /vit b kompleks)Volume total / akhir
5 gram16 ml20 ml
12,5 gram40 ml50 ml
25 gram80 ml100 ml
50 gram160 ml200 ml
125 gram400 ml500 ml
250 gram800 ml1000 ml

2 . Penyakit BVD

BVD adalah bovine virus diarrhea atau kita mengenalnya sebagai diare ganas pada sapi.

Dikatakan ganas karena disebabkan oleh virus, infeksinya sangat tinngi dan belum ada obatnya.

Karena antibiotik tidak mempan terhadap infeksi virus, penyakit ini bisa menyebabkan frustrasi pada peternak.

Sapi adalah hewan yang sangat peka terhadap virus BVD. Virus ini juga bisa menyerang hewan ruminansia lain seperti kambing, domba, kerbau, dan rusa.

Sapi yang terserang BVD akan berpotensi mengalami gejala di bawah ini.

GejalaPresentase
Diare39,00%
Radang paru – paru35,00%
Lesi pada mulut11,00%
Lesi mata10,00%
Keguguran5,00%

Lesi itu semacam benjolan atau bintil – bintil yang lama – kelamaan akan berisi nanah (seperti pada kasus orf). Jika lesi ini terjadi pada mulut, ya sudah aktifitas makan sapi akan sangat terganggu.

Harus hati – hati karena penyakit ini bisa menular ke ternak lainnya. Apalagi sapi akan mengalami diare.

Pakan akan mudah tercemar dan menjadi sumber utama penularan penyakit. Selain pakan tercemar, penularan juga bisa melalui urin dan leleran hidung dari hewan yang sakit.

Sapi yang terserang virus BVD akan menunjukkan gejala sebagai berikut:

  • Sapi kurus dengan cepat, bulu terlihat kasar dan kering, punggung melengkung, kembung kronis.
  • Penyakit ini bisa berlangsung selama 1 – 30 hari dengan kasus kebanyakan selama 2 – 3 minggu.
  • Sapi mengalami demam tinggi sampai 42 derajat celcius.
  • Kondisi sapi terlihat lesu.
  • Nafsu makan sapi hilang atau menurun.
  • Gerakan rumen menurun dan cenderung terjadi penimbunan gas di dalamnya.
  • Diare dengan kondisi feses yang sangat cair, ada lendirnya dan bercak – bercak darah.
  • Pernafasan sapi menjadi lebih cepat.
  • Nafas dan bau mulutnya kurang sedap.
  • Sapi bisa saja mengalami batuk kurang lebih selama 10 hari. Karena kemungkinan terjadi radang paru – paru sebanyak 35%.
  • Untuk sapi perah, jelas produksi susunya akan turun drastis.
  • Kondisi yang tidak membaik, sapi bisa mati dalam 1 – 2 minggu.

Pengobatan sapi BVD

Diagnosa harus dilakukan dengan tepat, sebelum memutuskan bahwa sapi terkena birus BVD.

Pengujian positif BVD dengan mengambil sampel darah sapi untuk diuji.

Sayangnya, metode untuk pengujian sapi positif BVD atau tidak, membutuhkan biaya yang mahal. Selain mahal juga memerlukan keahlian ilmiah dalam pengetesannya.

Kalau anda penasaran, silahkan cari ELISA kit untuk BVD. Di Indonesia tidak terjual bebas, tapi kalau mau cari dari luar, cukup mudah ditemukan.

Contoh merknya adalah HIPRA CIVTEST. Silahkan digali sendiri informasinya.

Alat tes seperti ini memang bukan untuk peternak langsung melainkan pada lembaga atau instansi. Harganya bisa mencapai puluhan juta.

Anggap saja sapi sudah terserang BVD, atau yakin saja kalau itu BVD. Maka langkah yang harus dilakukan adalah:

  • Memisahkan sapi yang sakit dari sapi sehat. Dipisahkan dalam kandang karantina. Tidak ada obatnya. Ini langkah satu – satunya. Ini perlu dilakukan supaya mencretan, urin dan ingusnya tidak kemana – kemana dan bisa mencemari pakan.
  • Pemberian antibiotik tidak menyembuhkan penyakit ini. Sapi yang terserang virus, pasti daya tahan tubuhnya melemah. Oleh sebab itu, peluang untuk bakteri menyerang juga tinggi. Antibiotik diperlukan untuk hal tersebut, supaya kondisi sapi tidak makin parah.
  • Semoga saja sapi masih mau makan. Berikan pakan dengan kandungan nutrisi yang lebih bagus. Misalnya ditambah konsentrat. Ini bisa membantu tubuh sapi dalam melawan serangan virus.
  • Konsultasi dengan tenaga ahli, mantri atau dokter hewan.

Itu untuk penanganan. Untuk pencegahan BVD, ini adalah langkah yang harus dilakukan.

  • Melakukan program vaksinasi BVD pada setiap ternak yang masuk atau yang baru lahir.
  • Tidak menjual sapi dari peternakan yang terjangkit BVD.
  • Memberikan informasi kepada calon pembeli terhadap terjangkitnya penyakit BVD ini. Jika ternak bunting yang terjangkit berikan penjelasan agar memeriksakan pedetnya jika telah lahir untuk melihat pedet menjadi carier terhadap BVD. Jika menjadi carier pedet harus dimusnahkan.
  • Pengguguran setelah terinfeksi BVD.
  • Hewan yang terinfeksi dan hewan lain yang kontak dengan hewan tersebut diisolasi.
  • Sanitasi dengan melakukan desinfeksi kandang secara rutin dan dilakukan dengan kombinasi sistem all in, all out.
  • Mencegah penyebaran dari hewan yang terinfeksi. Hanya membawa dari peternakan yang bebas BVD.
  • Hanya membawa hewan dari peternakan yang punya program vaksinasi yang efektif.
  • Menghindari pembelian dari kandang-kandang penjualan/pengepul.
  • Isolasi hewan baru selama 30 hari sebelum kontak dengan hewan dalam peternakan.

Penyakit tuberkolosis pada sapi

Tuberkolosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakterinya termasuk dalam genus micobacterium.

Penyakit ini juga menular. Tidak hanya antara hewan ke hewan, tapi juga hewan ke manusia. Atau sebaliknya, dari manusia ke hewan.

Sapi yang terkena penyakit tuberkolosis akan mengalami gejala seperti di bawah ini:

  • Tubuh sapi tampak kurus, lesu dan lemah.
  • Sapi mengalami batuk – batuk.
  • Pernafasan terganggu.
  • Bulu kering dan kusam.
  • Nafsu makan sapi menurun.
  • Jika bakteri menginfeksi usus sapi, sapi akan mengalami kolik. Sedangkan infeksi pada ginjal sapi, kencingnya akan berwarna merah.

Penyakit ini sulit untuk ditentukan dan diamati secara langsung. Masalahnya, gejala yang ditimbulkan saling tumpang tindih dengan gejala penyakit yang lain.

Gejala – gejala yang sama ini bisa kita lihat pada contoh – contoh di bawah ini.

  1. Sapi yang kurus bisa saja dianggap menderita penyakit para tuberkolosis. Padahal tidak, hanya kurus biasa. Untuk membedakan, sapi yang terserang paratuberkolosis disertai diare yang menetap.
  2. Sapi yang terinfeksi cacing tahap lanjut, ciri – cirinya adalah tubuh kurus dan diare. Gejala ini sama dengan penyakit tuberkolosis tahap lanjut.
  3. Actinobasilosis dan infeksi Actinomyces pyogenes dapat dikelirukan dengan tuberkulosis sapi. Actinobasilosis pada pedet sering disebut sebagai Calf Pneumonia, yang gejala klinisnya jelas bila pedet telah berumur 2-3 bulan, sedangkan pada infeksi Actinomyces, selain sapi terlihat kurus juga terdapat infeksi pada organ paru-parunya.

Penentuan diagnosa yang paling banyak dilakukan adalah dengan uji tuberkulin. Itupun, dalam memeriksa hasilnya harus dilakukan dengan hati – hati dan teliti. Selain itu, keahlian dan keterampilan dalam pengujian tidak dimiliki oleh peternak.

Harga bahan ppd tuberkulin untuk pengujian tuberkulin ini juga mahal. Karena tujuan hanya mendiagnosa, akan sia – sia kalau peternak memaksakan membeli ppd tuberkulin ini.

Pengobatan tuberkolosis

Percayalah, penyakit tuberkolosis pada sapi ini bukan untuk disembuhkan pada tingkatan peternak pedesaan atau peternak kecil.

Ini akan menyeret banyak pihak. Peternak, tenaga kesehatan hewan, dinas ternak setempat bahkan lebih tinggi.

Karena tuberkolosis ini sangat menular. Tidak terbayar harganya kalau sampai menular ke peternak atau anggota keluarga karena ada sapi yang positif tuberkolosis.

Oleh karena itu, jika mendapati sapi dengan ciri – ciri terkena tuberkolosis, lakukan hal ini.

  1. Sapi yang dicurigai harus dipisahkan dari sapi lainnya. Dikarantina.
  2. Lapor ke mantri atau dokter hewan. Biarkan tenaga ahli yang memeriksanya.
  3. Jika positif tuberkolosis, mungkin dokter hewan akan mau membantu untuk melapor ke dinas bagian kesehatan hewan.
  4. Jika memang ternyata positif, maka kemungkinan sapi sekandang akan diperiksa semua.
  5. Semoga saja belum sampai menulari ke sapi lainnya. Kalau sampai banyak yang tertular, bisa jadi sapi Anda akan dimusnakan. Atau potong bersyarat dan pasti tidak ada untung di situ.

Kesimpulan

Saya doakan semoga batuknya sapi – sapi anda tidak menjadi masalah yang serius. Hanya batuk – batuk biasa karena tersedak makanan atau yang lainnya.

Tapi tidak sampai penyakit yang sulit untuk diobati.

Tetap jaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan. Jangan lupa melakukan manajemen pemeliharaan yang baik.

Jangan terburu – buru dalam membeli bakalan kalau ada resiko penyakit yang dibawa satu ekor sapi bisa memusnahkan semua penghuni kandang.

Jangan hanya tergiur dengan penampilan sapi yang bagus. Amati matanya, gerak geriknya, kulitnya, nafsu makannya dan kotorannya.

Sekian dulu, semoga sukses dan sehat selalu ternaknya.

Referensi

[1] https://www.medion.co.id/2019/07/10/vet-strep/

[2] https://jogjavet.wordpress.com/2012/10/17/bovine-viral-diarrhea/

[3] Anonim. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Subdit Pengamatan Penyakit Hewan

Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *