Pupuk untuk tomat tumbnail

Pupuk Untuk Tomat Agar Berbuah Lebat

Pupuk untuk tomat adalah segala bahan yang mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tomat. Jadi, bahan pupuk untuk tomat tidak terbatas pada bahan anorganik saja.

Bahan organik asalkan bisa memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tomat, ia bagus sebagai bahan pupuk.

Kita akan melihat kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tomat. Mulai dari fase pertumbuhan awal sampai akhir.

Mungkin akan sedikit ada hitungannya, tapi akhirnya akan ada contoh produk yang bisa digunakan.

Dengan demikian, kita bisa mempunyai gambaran yang lebih luas untuk sumber pupuk untuk tomat nantinya.

Kompos pupuk untuk tomat

cara membuat pupuk kompos dari dedaunan

Pupuk untuk tomat sepertinya tidak meyakinkan ya, kalau hanya pakai pupuk kompos?

Mungkin, banyak yang merasa seperti itu. Tapi biarlah…biarkanlah.

Saya akan mencoba meyakinkan bahwa hasil bagus tetap bisa dicapai meski hanya pakai kompos.

Untuk itu saya akan sedikit menguraikan beberapa hal terlebih dahulu. Harap dibaca ya…biar bisa nyambung.

Apa yang dibutuhkan oleh tanaman?

pupuk kalsium untuk tomat supaya tidak mengalami defisiensi

Kira – kira hal mendasar apa saja yang dibutuhkan oleh tanaman? Saya akan uraikan hal tersebut.

Yang pertama adalah sinar matahari. Kedua, air dan yang ketiga adalah mineral atau unsur hara.

Wes, mau ditanam model apapun, tanam model kuno, pakai tanah, hidroponik, aeroponik, vogoponik, dan seterusnya, ketiga hal tersebut harus tersedia.

Sinar matahari dan air, bersama – sama digunakan tanaman untuk membuat bahan makanan.

Bahan makannya dalam bentuk gula sederhana. Proses ini namanya fotosintesis. Lebih keren lagi, kegiatan ini bisa kita namai sebagai anabolisme.

Lawannya anabolisme adalah katabolisme.

Setiap tanaman harus melakukan kegiatan ini. Semua tanaman harus melakukan anabolisme dan katabolisme.

Kalau anabolisme itu untuk membentuk atau mengumpulkan bahan makanan, katabolisme adalah membongkar ( memakan) makanan tersebut untuk bisa mendapatkan energi.

Kenapa harus dibongkar?

Tanaman bisa meninggi, akar memanjang, daun melebar, batang membesar, berbunga, berbuah dan lain – lain, itu butuh nutrisi atau unsur hara.

“Tidak sesederhana hanya butuh unsur hara (titik). Tapi unsur hara tetap melalui serangkaian proses reaksi biologi dan kimia yang cukup kompleks juga,.”

Akar yang bertugas untuk menyedot unsur hara dari media tanam. Ia akan menyedot dan mengangkatnya ke atas untuk disebar ke semua bagian tanaman.

Untuk bisa melakukan itu, tanaman membutuhkan tenaga.

Tenaga ini diambil dari membongkar gula sederhana hasil fotosintesis tadi.

Makanya, kalau sinar matahari kurang,bahan makanan yang dihasilkan juga tidak banyak.

Kalau tidak banyak, tenaga yang dihasilkan kurang besar.

Tenaga yang kurang besar, unsur atau hara yang berat tidak mampu terangkat. Unsur hara itu juga punya berat lho. Ada yang ringan dan ada yang berat.

Akibatnya, tanaman tidak terpenuhi semua untuk kebutuhan unsur haranya.

Karena kita akan membahas pupuk kompos dari kotoran kambing, jadi kita akan fokus pada bagian unsur atau hara ini saja.

Kebutuhan nutrisi tanaman tomat

Dengan sangat cepat dan jelas kita bisa menjawabnya. Tanaman tomat butuh nutrisi makro dan mikro. Pupuk untuk tomat harus mengandung kedua unsur tersebut.

Ya iya dong! Semua tanaman butuh itu.

pupuk kalsium untuk tomat supaya tidak mengalami defisiensi

Tapi berapa jumlahnya?

Ini yang sulit. Referensi dalam negeri jarang saya temui. Kebanyakan hanya dosis pemupukan. Kalau ada referensi yang bisa saya baca dalam bahasa kita, silahkan isi di komentar di bawah ya…

Terus terang saya kurang puas dengan hal tersebut. Jadi, saya akan sedikit berselancar ke luar untuk mencari referensi yang menurut saya cukup mewakili keinginan saya.

Untuk memulainya, saya akan membagi proses pertumbuhan dan perkembangan tomat menjadi 9 fase.

Nanti, di sini akan saya sertakan juga rekomendari jumlah unsur hara yang diberikan. Kalau mau, Anda juga bisa melihat di sumbernya langsung, link sumber.

1 . Fase pertama adalah saat dimana tomat mengalami pertumbuhan vegetatif. Lama waktu idealnya adalah 1 – 15 hari.

Pada tahap ini kebutuhan unsur hara untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing secara berurutan adalah 9, 2, 14, 1, dan 0. Ini dalam satuan kg/hektar.

Kalau lahannya hanya setengah hektar atau hanya 1000 meter persegi, bagi saja angka – angka di atas dengan setengah atau sepuluh.

2 . Tomat mulai berbunga. Ini akan berlangsung pada hari ke 16 – 30 hari. Kadang mungkin akan lebih lama. Tergantung kondisi lingkungan tempat penanamannya.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing secara berurutan adalah 9, 2, 14, 1, dan 1. Ini dalam satuan kg/hektar.

3 . Muncul buah atau pentil. Fase ini mulai terjadi pada hari ke 31 – 40.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing secara berurutan adalah 6, 2, 9, 1, dan 0. Ini dalam satuan kg/hektar.

4 . Pertumbuhan buah. Terjadi pada hari ke 41 – 60. Tahap ini buah akan membesar dan menuju kematangan.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing adalah 24, 6, 38, 2, dan 1.

5 . Panen tomat awalan. Tomat bisa dipanen untuk pertama kali pada hari ke 61 – 65. Panen pertama ini sekitar 5 hari saja. Karena biasanya ada tanaman yang berbuah lebih dulu dari yang lainnya.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing secara berurutan adalah 6, 2, 9, 1, dan 0. ini dalam kg/hektar.

6 . Panen pertama. Tahap ini kurang lebih terjadi pada hari ke 66 – 120.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing adalah 130, 36, 208, 13, dan 8.

7 . Panen ke dua. Terjadi pada hari ke 121 – 170 hari.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing adalah 89, 24, 142, 9, dan 5.

8 . Panen ketiga (terakhir). Terjadi pada hari 171 – 210.

Pada tahap ini kebutuhan unsur haranya untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing adalah 71, 19, 114, 7, dan 4.

Jadi, kalau ditotal selama 1 siklus ini, jumlah unsur hara yang diperlukan untuk N, P2O5, K2O, CaO dan MgO masing – masing adalah 344, 93, 548, 35, dan 19. Jumlah ini dalam kg/hektar.

Setelah kita tahu berapa jumlah unsur hara yang diperlukan, Saya akan mencoba untuk menghitungnya dalam bentuk pupuknya. Baik yang anorganik maupun yang organik.

Sebelum itu, kalau ada koreksi atau pertanyaan mengenai sub bab di atas, silahkan menuliskannya di kolom komentar. Ok?

Berapa jumlah pupuk untuk tomat?

Saya akan mencari jenis pupuk anorganik yang bisa mengakomodir semua kebutuhan unsur hara di atas.

Berarti kita harus menemukan pupuk yang ada kandungan N, P2O5, K2O, CaO dan MgO nya.

Untungnya, rekomendasi jumlah pupuk di atas sudah diberikan dalam bentuk oksidanya. Artinya kita tidak perlu mengkonversinya lagi. Perhitungannya bisa lebih singkat.

Contoh misalnya.

NPK Phonska plus, yang diproduksi perusahaan milik pemerintah. Sebenarnya masih banyak merk pupuk NPK yang beredar di pasaran. Terserah mau pakai yang mana, ada mutiara, yara, dan seterusnya. Informasinya bisa ditemukan banyak di internet.

Jenis pupuk NPK

Ok, npk phonska plus ini, kandungannya adalah nitrogen (N) 15%, Fosfat (P2O5) 15%, Kalium atau potasium (K2O) 15%, Belerang atau Sulfur (S) 9% dan Zn 2000 ppm.

Kalau tiap karung pupuk ini beratnya 50 kg, Maka ada N sebanyak 7,5 kg, 7,5 kg fosfat, 7,5 kg kalium dan 4,5 kg sulfur. Kalau ditotal jumlahnya 31,5 kg.

Terus yang 18,5 kg apa?

N, fosfat, kalium, dan sulfur itu dibuat dengan bahan yang tidak murni 100%.

Kalau murni atau dengan kemurnian yang tinggi, misalnya 99%, harganya selangit bro. Karena proses pemurnian suatu bahan itu biayanya mahal.

Sumber dari N juga mempengaruhi harga. N dari nitrat harganya lebih mahal daripada N yang berasal dari amonium. Hasilnya nanti juga beda. Terlalu banyak amonium hasilnya kurang bagus.

Kira – kira N dari NPK phonska di atas berasarl dari mana? Nitrat atau amonium?

Kita kunci NPK Phonska plus ini. Karena kita sudah dapat pupuk untuk sumber N, P2O5, K2Odan S.

Untuk sumber CaO dan MgO saya akan ambil contoh produk dari meroke tetap jaya yaitu suburkali dan karate plus boroni.

Untuk suburkali, kandungannya adalah 30% K2O, 10% MgO dan 17% S. Sedangkan karate plus boroni, kandungannya adalah 15,5% N, 26% CaO dan 0,3% Boron.

Keduanya dikemas dalam ukuran 25 kg.

Jadi, kalau dihitung dari suburkali ada 7,5 kg K2O, 2,5 kg MgO dan 4,25 kg S. Sedangkan dari karate plus boronnya ada 3,875 kg N dan 6,5 kg CaO.

Sekarang kita rangkum semuanya.

 NP2O5K2OCaOMgOS
NPK phonska plus7,57,57,5  4,5
Suburkali  7,5 2,54,25
Karate3,88  6,5  
Total11,38 kg7,5 kg15 kg6,5 kg2,5 kg8,75 kg

Untuk memenuhi kebutuhan selama 1 periode tanam, kalau dihitung, kira – kira seperti ini.

NPK phonska butuh 30 sak kemasan 50 kg.

Suburkali 36 sak kemasan 25 kg dan

Karatenya butuh 6 sak kemasan 25 kg.

Ini untuk satu hektar selama satu periode tanam yaitu 210 hari atau 7 bulan.

Cukup masuk akal menurut saya, bagaimana menurut Anda?

Kalau pakai organik berapa?

Kita harus tahu terlebih dahulu mengenai kualitas pupuk organik yang akan kita gunakan.

Jika menghendaki kompos, data untuk jumlah unsur hara harus tersedia.

Selain itu, proses pembuatan kompos juga harus benar – benar matang.

Itu penting sekali.

Anda bisa melihat di artikel ini untuk hal tersebut.

Membuat kompos kambing dengan em4.

Membuat kompos sapi dengan em4.

Kalau malas harus buka – buka link lagi, ini saya berikan beberapa data mengenai kandungan unsur hara yang ada dalam berbagai kompos[3].

pupuk untuk tomat dari kompos dengan berbagai kandungan haranya

Mari sama – sama kita lihat angka – angka dari tabel di atas.

Kandungan unsur hara pada kompos, yang dianalisa hanya unsur NPK nya saja. Selama ini kebanyakan seperti itu.

Jadi, untuk pupuk kompos kalau mau dibandingkan dengan pupuk anorganik, hanya bisa dibandingkan dengan pupuk NPK saja.

Sumber Ca dan Mg tidak bisa dipenuhi dari pupuk kompos. Kalau tidak ada pupuk organik yang menyediakan itu, terpaksa tetap menggunakan sumber anorganik.

Baik, coba kita bandingkan pupuk kompos dengan pupuk NPK anorganik seperti yang sudah kita bahas di atas, yaitu NPK 15 – 15 – 15.

Tapi kita lihat dulu nilai P dan K dari kompos terlebih dahulu. Ternyata nilai P dan K nya belum dalam bentuk senyawa oksida P dan K.

Jadi kita harus mengkonversinya terlebih dahulu.

Kita ambil contoh untuk yang kompos domba. Untuk kompos kuda, kompos sapi dan ayam nanti caranya sama. Tinggal angkanya saja yang di sesuaikan.

Cara mengkonversi unsur forfat (P) dalam pupuk adalah sebagai berikut.

P x 2,29 = P2O5

1,6% x 2,29 = 3,7%.

Untuk nilai K nya, caranya seperti berikut ini.

K x 1,2 = K2O.

1,59% x 1,2 = 1,9 %.

Sekarang kita sudah punya nilai NPK untuk kompos domba. Yang nilai untuk NPKnya berturut – turut adalah 1,28%, 3,7%, 1,9%.

Misalnya kita punya kompos domba sebanyak setengah ton (500 kg), nilai NPK nya berturut – turut adalah 6,4 kg, 18,5 kg, dan 9,5 kg.

Kelebihan dari kompos domba ini adalah nilai P nya yang tinggi.

Tapi kalau kita ingin mendapatkan nilai N yang jumlahnya sama dari 50 kg pupuk NPK phonska, kita harus memiliki kompos domba yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak.

Padahal perhitungan di atas itu masih sangat kasar. Dalam kompos, masih banyak benda – benda lain yang membuat keberadaan NPK itu menjadi sangat tidak murni.

Kita belum menghitung bahan pengotor, Nilai C organik dan kadar air. Kalau semua itu dihitung, mungkin kita harus menyediakan kompos dengan jumlah yang jauh lebih banyak untuk bisa dapat unsur hara seperti pupuk anorganik.

Semua itu tidaklah jadi sebuah masalah.

Kalau setiap hari ke ladang sambil bawa satu karung (35 kg) kompos, dalam sebulan sudah 1 ton. Lima bulan, lima ton kan?

Orang jaman dulu pernah bilang, “Lek ngelakoni penggawean iku seng temen”. Artinya, kalau melakukan suatu pekerjaan, lakukanlah dengan sungguh – sungguh.

Percobaan kompos untuk tomat

Kalau jumlah kompos dihitung dengan benar, maka hasilnya pun bisa bersaing dengan pupuk anorganik. Bahkan hasilnya bisa lebih baik. Tergantung kondisi lingkungan dan perawatan tentunya.

Dalam sebuah penelitian [3], penggunaan dosis NPK 1 ton/hektar untuk tomat, hasilnya sebanding dengan penggunaan 10 tonhektar kompos sapi plus 10 ton/hektar kompos ayam.

Ini malah jumlah kompos yang diberikan jumlahnya 20 kali lipat lebih banyak. “Lek ngelakoni penggawean iku seng temen”.

Secara singkat, perbandingan hasil antara pupuk anorganik dan kompos untuk tomat bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

hasil dosis pupuk untuk tomat pakai kompos ayam dan sapi

Mau hasil yang lebih tinggi?

Naikkan jumlah pemberian pupuk komposnya. Misalnya menjadi 30 ton/hektar atau 40 ton/hektar.

Dari penelitian yang berbeda ternyata memang benar[4]. Tanaman tomat yang diberi kompos kambing dengan dosis 40 ton/hektar, hasilnya paling tinggi daripada dosis pemberian yang lain.

Hasilnya bahkan lebih jauh daripada hasil di atas.

Intinya, penelitiannya sama dengan yang di atas. Hanya jenis kompos dan dosisnya yang berbeda.

Kesimpulan

Hanya ada dua kesimpulan yang akan saya berikan untuk artikel ini.

Pertama.

Kompos kambing, domba, kuda, sapi dan ayam itu semua adalah pupuk dan mereka organik.

Sebagaimana kita ketahui tentang fungsi pupuk, kompos – kompos tersebut bisa memberikan hasil yang sama dengan pupuk anorganik.

Masalah kompos jumlahnya harus jauh lebih banyak, ya mau bagaimana lagi, memang seperti itu keadaan terciptanya.

Jika mau praktis, ya pakai saja pupuk anorganik.

Tapi perlu ingat, semua yang diciptakan Tuhan itu selalu selaras dengan sistem keseimbangan alam. Kalau buatan manusia, belum tentu.

Kedua.

“Lek ngelakoni penggawean iku seng temen”. 😀

Ok, cukup sekian. Semoga ada manfaatnya. Sampai jumpa lagi.

Referensi

[1] https://www.haifa-group.com/tomato-0/crop-guide-tomato-fertilizer-recommendations

[2] meroketetapjaya.com

[3] Pangaribuan, D.H. Dan Andarias Makka Murni. Pertumbuhan dan Produksi Tomat pada Aplikasi Aneka Kompos Kotoran Ternak. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011.

[4] Wulandari,Devis Suci, Anang Syamsunihar, Sri Hartatik, Tri Agus Siswoyo, dan Josi Ali Arifandi. 2017. Pengaruh Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Produksi Tanaman Tomat (Solanum licopersicum Mill). Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.

One comment

  1. Sangat bermanfaat bagi saya. Terimakasih informasinya gan. Detail sekali sejalan perbandingannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *