Silase pakan kambing adalah pakan yang disimpan dalam keadaan kedap udara untuk mempertahankan keawetannya. Sederhananya seperti itu. Mekanisme pengawetan tersebut dilakukan secara alami sehingga aman untuk pakan kambing. Akan tetapi harus di perhatikan bahwa silase pakan kambing harus dilakukan secara benar. Karena bisa saja muncul hal – hal yang tidak diinginkan karena adanya kesalahan selaama proses pembuatannya.
Secara alami, kambing adalah hewan tipe browser. Dalam mencari makan, secara alami kambing selektif dalam memilih makanan.
Kalau orang jawa bilang kambing itu ngramban tidak merumput seperti domba.
Akan tetapi menurut saya tidak begitu juga sih. Sepertinya ngramban atau hijauan hanya pilihan yang lebih disukai.
Misalnya kalau diberi pilihan antara merumput dan meramban, kambing akan lebih suka memilih meramban.
Nyatanya, kambing – kambing yang diliarkan di lapangan banyak yang mau merumput. Karena memang tidak tersedia hijauan di sana.
Oleh karena itu, ketersediaan hijauan makanan ternak menjadi salah satu tantangan terbesar dalam penyediaan pakan kambing.
Apalagi kalau memeliharanya secara intensif atau full dikandangkan. Kita harus menyediakan sepenuhnya untuk kebutuhan pakan ini.
Pemeliharaan kambing yang full intensif ini juga bukan tanpa tantangan.
Salah satu tantangan tersebut adalah kalau kita ingin menyimpan pakan dalam jumlah yang banyak.
Oleh karena itu, silase pakan kambing dapat menjadi sumber pakan ternak yang ekonomis.
Apalagi, untuk peternakan yang populasi kambing dan dombanya cukup besar.
Dengan silase, jenis pakan dapat termanfaatkan lebih banyak. Misalnya tanaman jagung.
Silase dari tanaman jagung bisa terbuat dari seluruh bagian tanaman jagung. Batang, daun, kelobot dan bahkan janggelnya bisa dibuat untuk pakan kambing atau domba.
Selain bahan tersebut, silase dapat juga dibuat dari semua hijauan dan biji-bijian. Kalau biji – bijian sepertinya terlalu mahal kalau dijadikan pakan kambing.
Kecuali tujuannya digunakan sebagai konsentrat.
Silase pakan kambing bukan tanpa resiko
Resiko terbesar yang berhubungan dengan pemberian pakan silase untuk kambing dan domba adalah adalah listeriosis.
Listeriosis disebabkan oleh bakteri Listeriosis monocytogenes.
Listeria secara alami terdapat pada tanah yang kondisinya dingin dan lembab. Ia juga dapat dengan mudah tumbuh di pakan yang difermentasi dan hay basah.
Untuk tumbuh dalam silase pakan kambing, bakteri listeriosis membutuhkan oksigen dan ph diatas 5,5.
Bakteri listeriosis akan tumbuh ditempat dimana terdapat kebocoran oksigen dalam bunker atau plastik penyimpanan silase.
Biasanya, listeriosis muncul di bagian-bagian silo seperti bagian permukaan silo, sudut silo dan kemungkinan lain yang terdapat kebocoran silo.
Sumber utama listeria adalah silase yang sudah berjamur.
Pada kambing dan domba, listeria dan menyebabkan keguguran, infeksi, peradangan otak dan cempe lahir mati.
Gejala klinisnya terjadi sekitar 3 minggu setelah kambing dan domba memakan silase yang terdapat bakteri listeria. Belum terdapat obat untuk listeriosis.
Untuk saat ini antibiotik dengan dosis tinggi digunakan untuk mencoba mengatasinya.
Oleh karena itu, dalam pemberian silase sebaiknya perharikan hal-hal berikut:
- Selalu uji tingkat kandungan nutrisi dan mikotoksin.
- Seimbang dalam jumlan proporsi kandungan nutrisinya.
- Silase jangan diberikan ke kambing atau domba bila terdapat jamur atau mikotoksin.
Demikian postingan mengenai resiko silase, semoga bermanfaat.