Fermentasi pakan kambing
Judul besar di atas adalah inti dari artikel ini. Tapi, sebelum ke tujuan topik fermentasi pakan kambing, saya ajak Anda untuk ke bagian paling medasarnya terlebih dahulu.
Ilmu pakan kambing itu sangat luas. Karena ilmu pengetahuan dan sentuhan teknologi tentang inovasi pakan kambing sudah berkembang pesat.
Sehingga, muncul banyak alternatif pilihan pakan yang bisa kita ambil. Baca juga Alternatif Pakan Kambing saat kemarau.
Seharusnya, kita tidak perlu bingung dalam mengambil sikap dalam menentukan jenis pakan untuk kambing kita. Tinggal menyesuaikan saja dari semua informasi yang kita dapat dengan kondisi real di sekitar kita.
Tidak perlu memaksakan. Jika hijauan banyak melimpah, tidak perlu harus ganti menu dengan pakan fermentasi. Karena pakan fermentasi belum tentu hasilnya lebih bagus dari pakan hijauan.
Begitu juga sebaliknya. Seandainya ketersediaan hijauan terbatas, jangan terlalu fanatik dan anti fermentasi. Karena hasil dari pakan fermentasi juga bisa sebagus pakan hijauan.
Menurut saya, hasil bagus itu relatif. Jika kita melihat dari sudut pandang yang lebih luas, pilihan yang kita ambil bisa jadi adalah yang terbaik untuk kondisi kita.
Nanti, akan saya tunjukkan bahwa banyak pilihan pakan kambing yang bisa kita pilih. Dan, Anda bisa menyesuaikannya dengan potensi terbaik dari wilayah masing – masing.
Resiko pakan fermentasi
Perlu saya sampaikan bahwa fermentasi pakan kambing bukannya tanpa resiko. Karena ini adalah cara memperlakukan pakan dengan bantuan mikrobiologi.
Bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri tertentu dan bekerja dengan sistem anaeorb. Bakteri ini akan membuat pakan menjadi ber pH asam, sehingga bakteri aerob tidak bisa berkembang dalam suasana ini.
Sifat asam ini disebabkan oleh hasil reaksi fermentasi yang dilakukan. Beberapa bakteri menghasilkan asam laktat sedangkan beberapa ragi menghasilkan alkohol. Oleh sebab itu, sebaiknya sebelum diberikan, pakan fermentasi ini diangin – anginkan dulu biar alkoholnya sempat untuk menguap.
Wadah yang rapat itu wajib hukumnya. Wadah harus bisa menjamin tidak ada udara yang masuk saat proses fermentasi berlangsung.
Plastik sangat rentan dengan kebocoran. Karena untuk bahan yang dicacah, bagian batang terkadang terpotong dengan bentuk meruncing. Ini bisa menusuk plastik dan menyebabkan kebocoran.
Masalah biasanya baru muncul saat pakan mulai diberikan.
Banyak yang menggunakan drum atau tong plastik. Saat tong ini dibuka, maka akan ada udara yang masuk karena isi dari tong berkurang.
Sejumlah udara ini akan membuat bakteri aerob aktif. Reaksi aerob akan menghasilkan sejumlah air sehingga akan meningkatkan kelembapan. Kelembapan yang tinggi, akan menimbulkan jamur yang berbahaya.
Praktek paling aman dalam membuat pakan fermentasi adalah “Sekali buat sekali makan”.
Jika tidak memungkinkan, maka sebelum pakan diberikan diamati terlebih dahulu kalau terdapat jamurnya. Buang bagian pakan yang berjamur ini.
Terus yang perlu diluruskan adalah tentang pakan fermentasi ini katanya proteinnya menjadi lebih tinggi.
Ini tidak benar.
Reaksi fermentasi tidak menghasilkan protein secara langsung. Bakteri juga tidak secara langsung mengurai protein kasar dari serat pakan.
Satu – satunya tambahan protein adalah bakteri itu sendiri.
Bakteri fermentasi lebih cenderung mengurai bahan serat kasar seperti selulosa. Dengan mengurainya, maka bakteri akan berkembang dan jumlahnya semakin banyak.
Jika jumlahnya semakin banyak, maka nilai total dari protein bakteri ini bisa menyumbang naiknya protein pakan.
Cara membuat pakan kambing fermentasi
Di bawah ini nanti ada beberapa bahan pakan alternatif yang bisa kita gunakan untuk membuat ransum pakan kambing.
Beberapa bahan bisa dibuat tanpa perlu proses fermentasi. Tapi ada bahan yang sifatnya setengah wajib untuk difermentasi sebelum digunakan.
Misalnya kulit kopi, kulit buah kakao, jerami padi dan klobot jagung.
1 . Pakan Fermentasi Kulit buah kakao
Kulit dari buah kakao ini bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Tapi kualitasnya nutrisinya rendah.
Serat kasarnya sangat tinggi. Protein kasarnya juga rendah.
Selain itu terdapat anti nutrisi lignin yang tinggi. Ini menyebabkan kulit buah kakao sangat sulit dicerna.
Tabel kandungan nutrisi kulit buah kakao.[1]
Nutrisi | Jumlah % BK |
Berat Kering | 83,79 |
Abu | 14,61 |
Protein Kasar | 8,69 |
Lemak kasar | 2,74 |
Serat Kasar | 42,55 |
BETN | 31,41 |
TDN | 52,88 |
NDF | 75,36 |
ADF | 68,70 |
Hemiselulosa | 6,66 |
Lignin | 38,45 |
Selulosa | 30,24 |
Ket: Bahan kering tinggi karena sebelum diuji, kulit buah kakao dikeringkan terlebih dahulu. Tanpa dikeringkan, kandungan airnya sangat tinggi.
Untuk bisa mengurai lignin ini, starter fermentasi yang dipakai tidak mudah untuk ditemukan. Di pasaran tidak terjual bebas. Karena fungsinya secara spesifik mengurai ikatan lignin yang terdapat pada kulit buah kakao.
Nama starter yang bisa dipakai adalah Phanerochaete chrysosporium. Di kita, jamur ini dikenal dengan nama jamur pelapuk putih.
Penggunaan jamur ini bisa meningkatkan kualitas kulit buah kakao. Setelah difermentasi, serat kasar bisa turun sampai 34%.
Nutrisi (setelah fermentasi) | Jumlah % BK |
Berat Kering | 83,66 |
Abu | 14,75 |
Protein Kasar | 13,84 |
Lemak kasar | 2,03 |
Serat Kasar | 34,36 |
BETN | 35,02 |
TDN | 55,31 |
NDF | 66,39 |
ADF | 63,95 |
Hemiselulosa | 2,44 |
Lignin | 26,63 |
Selulosa | 37,32 |
Menurut saya langkah – langkahnya cukup sulit untuk diterapkan langsung ke peternak. Tapi, ada langkah yang lebih mudah untuk membuat kulit kakao fermentasi ini.
Silahkan di DOWNLOAD, gratis. Klik gambar untuk menuju linknya.
2 . Pakan Fermentasi Jerami padi
Beberapa peternak sudah menerapkan pakan kambing fermentasi dari jerami. Bahkan, jerami bisa untuk kambing etawa.
Bahan yang digunakan adalah jerami padi, starter fermentasi dan urea.[2]
Starter yang dipakai adalah probion, starbio atau merk lain yang dibuat dari rumen sapi.
Untuk membuat fermentasi jerami padi dengan probion ini takarannya adalah sebagai berikut.
1 ton jerami padi butuh 2,5 kg probion dan 2,5 kg urea. Kalau jeraminya 5 ton, maka probionnya butuh 12,5 kg dan ureanya juga 12,5 kg.
Langkah pembuatan fermentasinya adalah seperti ini.
1 . Lakukan pembuatan fermentasi jerami padi ini di tempat yang teduh. Terhindar dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Hal ini karena sinar matahari dapat membunuh bakterinya.
2 . Supaya pencampuran antara probion, urea dan jerami padi bisa merata, pencampuran dibuat menjadi beberapa lapis.
3 . Lapisan pertama hamparkan jerami sampai ketinggian kira – kira 20 cm. Mengenai panjang dan lebarnya, menyesuaikan dengan lahan yang dimiliki.
Kemudian lapisan tersebut ditaburi dengan probion dan urea secara merata.
Jumlahnya diperkiran. Kira – kira, mau dibuat berapa lapis? Kalau 1 ton jerami dibuat menjadi 10 lapisan, maka tiap lapisan ditaburi probion 250 gram dan urea 250 gram.
4 . Ulangi langkah ke tiga di atas, sampai bahan jerami padinya habis.
5 . Setelah jerami tertumpuk semua, biarkan selama 3 minggu atau 21 hari.
6 . Setelah 3 minggu, jemur jerami padi sampai kering. Kandungan air sekitar 10 – 15 %. Setelah kering, simpan dan bisa dipakai.
3 . Pakan fermentasi daun singkong
- Daun singkong dan batang yang masih muda dicacah dengan menggunakan choper dengan ukuran 1-3 cm, jika tidak ada choper dapat menggunakan parang. Tujuan pencacahan adalah untuk mengecilkan ukuran bahan sehingga akan meminimalkan rongga udara ketika proses pembuatan silase. Suasana anaerob dapat tercapai dengan minimalnya rongga udara.
- Masukkan cacahan daun singkong ke dalam kantong plastik. Ketika memasukkan daun singkong, ditekan-tekan sampai rongga udara seminimal mungkin. Adanya rongga udara akan mengurangi kualitas silase yang dihasilkan.
- Kantong plastik jangan sampai bocor. Jika bocor akan menyebabkan kualitas silase jelek dan bahkan akan terjadinya kegagalan proses silase. Pada bagian pastik yang bocor akan timbul jamur, belatung dan silase akan menngumpal, berlendir dan berbau tidak enak.
- Ikat plastik rapat-rapat. Simpan di tempat yang ternaungi yang terlindung dari panas dan hujan.
- Setelah 7 hari silase dapat diberikan kepada ternak. Silase dapat disimpan sampai 6 bulan dalam keadaan tertutup rapat.
4 . Pakan fermentasi limbah pasar
Bahan yang harus disediakan adalah limbah pasar misalnya Kulit jagung, sawi, Kulit kembang kol, kubis, wortel, dan limbah sayuran lain yang tersedia.
Tambahan bahan lain seperti dedak padi, ampas tahu, Bungkil inti sawit, onggok dan premix.
Komposisinya adalah sebagai berikut.[3]
Bahan | Jumlah (%) |
Limbah sayuran | 42 |
Bungkil inti sawit | 5,2 |
Ampas tahu | 27 |
Dedak padi | 16,7 |
onggok | 9 |
Premix | o,1 |
Total | 100% |
Langkah pembuatannya adalah sebagai berikut.
- Bahan limbah sayuran dipotong kecil sekitar 3 – 5 cm.
- Kemudian bahan no 1 ditambah bahan lain seperti bungkil inti sawit, ampas tahu, dedak padi, onggok dan premix.
- Campur semua bahan sampai rata.
- Kemudian masukkan ke wadah tempat fermentasi, ditekan atau diinjak – injak supaya benar – benar rapat. Tanpa perlu ditambah starter lain tapi waktu fermentasi lebih lama. Penggunaan platik tidak disarankan, minimal menggunakan tong plastik.
- Fermentasi dilakukan selama 6 minggu. Sebelum diberikan ke ternak, pakan fermentasi diangin – anginkan selama 30 menit.
5 . Pakan fermentasi hijauan
Contoh hijauan yang bisa digunakan adalah tebon jagung, rumput gajah atau rumput odot.
Sebagai sumber protein bisa menggunakan daun tanaman legum, misalnya gamal atau lamtoro.
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut.
Rumput odot 20 kg, daun gamal 5 kg, daun lamtoro 5 kg, EM4 200 ml, Molases 1 liter air bersih 5 liter.
Cara membuat pakan fermentasi hijauan.
- Larutkan 200 ml EM4, 1 liter molases ke 5 liter air bersih. Aduk dan simpan selama sehari untuk mengaktifkan bakteri dalam em4.
- Cacah hijaun menjadi ukuran yang lebih kecil, sekitar 3 – 5 cm. Dicampur sampai merata.
- Kemudian dijemur sampai setengah kering.
- Setelah itu diperciki dengan larutan em4 yang sudah kita lakukan pada langkah no 1. Larutan ini tidak harus habis, asalkan tingkat kebasahan sudah mencukupi pemberian em4 bisa distop.
- Masukkan ke dalam wadah, padatkan dan tutup rapat.
- Fermentasi dilakukan selama 2 minggu. Sebelum diberikan keternak kambing, di angin – anginkan terlebih dahulu selama 30 menit.
6 . Pakan fermentasi klobot jagung
Klobot jagung memiliki serat kasar yang tinggi dan protein kasar yang rendah.
Kandungan nutrisinya adalah bahan kering 42,56 %, protein kasar 3,4%, Lemak kasar 2,55%, serat kasar 23,318% dan TDN 66,41%.
Dalam prakteknya, klobot jagung ini bisa dipakai sampai 70% dalam pakan. Tapi yang 30%nya harus pakan konsentrat. Karena dari klobot jagungnya, nilai nutrisinya sangat kecil.
Kalau enggan pakai konsentrat, bisa dikombinasikan dengan rumput atau legum.
Jumlah rumputnya lebih banyak dan klobot jagungnya dikurangi menjadi 30% saja dalam ransum.
Cara fermentasi klobot jagung bisa dilakukan dengan cara ini.
- Klobot jagung dicacah menjadi ukuran 3 – 5 cm. Kemudian dikeringkan sampai setengah layu.
- Setelah itu ditambahkan em4 yang sudah diaktifkan.
- Lalu fermentasikan selama 21 hari.
7 . Pakan komplit daun jati
Daun jati bisa digunakan untuk pakan ternak kambing maupun domba. Tapi dalam prakteknya tetap menggunakan bahan lain yang kualitas dan palatabilitasnya bagus.
Penggunaan daun jati dalam ransum juga tidak bisa banyak – banyak.
Triknya adalah pakan dibuat menjadi ransum komplit. Pakan yang ukurannya besar digiling menjadi sangat halus. Ukurannya mungkin sekitar 0,5 cm.
Kalau daun jati ini dibuat sangat lembut dan tercampur dengan merata dengan bahan lain, akan sulit bagi ternak untuk memilih – milih jenis pakan.
Komposisi ransum komplit daun jati bisa memakai formula ini.[5]
Jenis bahan | Jumlah (%) |
Daun gamal | 75 |
Daun jati | 15 |
Polar | 6 |
Dedak padi | 3 |
Mineral | 1 |
Total | 100% |
Jika ransum di atas mau difermentasi silahkan. Bisa menggunakan starter fermentasi yang banyak dipasaran. Efektif waktu fermentasi antara 1 – 2 minggu.
8 . Pakan komplit gedebog pisang
Sama halnya dengan daun jati, daun pisang kualitasnya juga jelek. Selain jelek kandungan airnya sangat tinggi.
Oleh karena itu penambahan bahan lain wajib hukumnya.
Formula ransum komplit dengan gedebog pisang ini bisa memakai formula ini.[5]
Bahan ransum | Jumlah % |
Tebon jagung | 37 |
Gamal | 30 |
Klobot jagung | 5 |
Daun jati | 6 |
Ketela pohon | 6 |
Dedak | 3 |
Gedebog pisang | 12 |
Molases | 1 |
Total | 100% |
Tebon jagung bisa diganti dengan rumput odot. Untuk legum, ada banyak jenis yang bisa dipakai. Tidak harus gamal. Daftar hijauan legum bisa dilihat di artikel ini.
Jika ingin difermentasi, sediakan starter 10 mm, air 1,5 liter, mineral 0,2 gram dan molases.
Jumlah molasesnya tergantung jumlah ransum yang mau dibuat. Misalnya total ransum 100 kg, maka molasesnya 1 kg.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut.
- Aktifkan terlebih dahulu starter yang mau digunakan.
- Semua bahan ransum dicacah atau digiling menjadi ukuran yang sangat kecil. Semakin lembut semakin bagus, misalnya sampai ukuran 0,5 cm.
- Campurkan starter bakteri yang sudah aktif dengan bahan ransum.
- Masukkan ke tong dan tutup rapat selama 1 – 2 minggu.
- Sebelum diberikan ke ternak diangin – anginkan terlebih dahulu selama 30 menit.
9 . Pakan fermentasi kulit kopi
Kulit kopi dapat difermentasi dengan menggunakan aspergilus niger. Starter ini mudah didapatkan.
Kalau kesulitan mendapatkan yang murni, bisa pakai ragi tape.
Langkah – langkah untuk fermentasi kulit kopi:
- Aktifkan starter. Caranya campurkan larutkan 10 butir ragi tape, molases liter, air 1,5 liter dan urea 200 gram. Aduk sampai larut dan diamkan selama 24 jam.
- Campurkan starter ini dengan kulit kopi sampai merata.
- Fermentasi dilakukan selama 1 minggu.
- Setelah itu kulit kopi fermentasi bisa dikeringkan, digiling dan disimpan.
Jumlah optimal penggunaan kulit kopi dalam ransum adalah 15%. Maksimal tidak lebih dari 30%.
10. Pakan fermentasi eceng gondok
Eceng gondok sebenarnya kandungan nutrisinya cukup lumayan. Tapi kandungan airnya sangat tinggi.
Sehingga, kalau kita keringkan, hanya sedikit jumlah yang bisa kita peroleh.
Karena untuk daerah tertentu jumlahnya sangat melimpah, tetap kita bisa memperolehnya dengan mudah.
Untuk dijadikan pakan, eceng gondok ini dipilih bagian daun dan batang mudanya.
Kemudian langkah – langkah fermentasinya adalah sebagai berikut.
- Cacah eceng gondok menjadi berukuran kecil. Semakin kecil semakin baik.
- Kemudian keringkan.
- Setelah kering ditambah dengan dedak padi. Tiap 10 kg eceng gondok kering ditambah 2,5 kg dedak padi dan molases 50 ml. Jika 100 kg eceng gondok, maka dedak padinya 25 kg dan molasesnya 500 ml.
- Campur dengan merata kemudian dikukus selama 20 menit. Pengukusan ini adalah langkah awal yang sangat bagus meskipun pada prakteknya sangat merepotkan. Terutama untuk jumlah bahan yang cukup banyak.
- Setelah dikukus kemudian didinginkan sampai suhu ruang.
- Setelah itu diberi ragi tempe. Tiap kg bahan diberi 14 gram ragi tempe. Berarti untuk 100 kg bahan butuh 140 gram ragi tempe.
- Campurkan sampai merata kemudian difermentasi selama 5 – 7 hari.