Tanaman jagung sudah biasa untuk dijadikan sebagai pakan ternak. Ternak seperti sapi, kambing, atau domba biasanya menyukai tanaman jagung ini.
Hal ini karena bagian dari tanaman jagung memiliki palatabilitas yang cukup baik.
Hampir seluruh bagian dari tanaman ini memang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak.
Memang, kebanyakan yang dijadikan sebagai pakan ternak adalah daun dan batangnya atau saya menyebutnya tebon.
Akan tetapi, masih ada bagian lain yang masih bisa dimanfaatkan. Yaitu klobot jagungnya. Ini nanti yang akan jadi fokus bahasan kita.
Daun dan batang jagung setelah dipanen akan memiliki nilai ekonomis yang rendah.
Meskipun nilai ekonomisnya rendah, tebon jagung di kalangan masyarakat bawah termasuk mahal.
Seharusnya, sebisa mungkin pakan tidaklah harus beli. Apalagi, untuk peternak yang jumlah ternaknya hanya satu atau dua ekor saja.
Akan tetapi lain daerah lain harga. Ada daerah yang memang produksi jagungnya memang tinggi ada daerah yang kurang bernilai ekonomis pertaniannya apabila ditanami jagung.
Sehingga harga tebon jagung ini sangat dipengaruhi oleh sedikit banyak stoknya di wilayah tersebut.
Kembali ke klobot jagung. Ada sebuah penelitian dari skripsinya mahasiswa salah satu universitas negeri di Solo.
Penelitiannya dilakukan pada tahun 2010. Cukup lama, tapi ndak apa-apa semoga tetap bisa menjadi wawasan dan referensi.
Penelitiannya adalah tentang memanfaatkan klobot jagung untuk diberikan ke domba.
Klobot jagung diberikan dalam jumlah yang bervariasi mulai dari tanpa klobot sampai jumlah klobot dalam ransum adalah sebanyak 70%.
Hal ini menjadi menarik karena jumlah klobot jagung yang diberikan sampai sebanyak itu.
Apakah jumlah klobot jagung sebanyak ini bisa memberikan pengaruh positif atau malah sebaliknya?
Lanjutkan terus bacanya untuk tahu informasinya.
Nutrisi dan Silase Klobot Jagung
Kandungan klobot jagung menurut Hasil analisa proksimat laboratorium pakan Lolit Sapi potong , Grati, Pasuruan adalah : bahan kering 42,56 %, protein kasar 3,4%, Lemak kasar 2,55%, serat kasar 23,318% dan TDN 66,41%.
Kalau dibandingkan dengan eceng gondok, seperti pada postingan saya sebelumnya, klobot jagung ini memiliki bahan kering yang cukup tinggi. Akan tetapi kandungan protein kasarnya sedikit.
Eceng gondok memiliki bahan kering yang sangat sedikit, tetapi dalam kandungan bahan kering tersebut, protein kasarnya lumayan.
Cara penelitian ini dilakukan secara singkat akan saya uraikan.
Semua alat dan kandang dibersihkan, domba-domba yang akan dijadikan sebagai ternak penelitian dibersihkan dari parasit dan kemudian menyiapkan ransum yang akan di jadikan penelitian.
Membersihkan kandang dan peralatan
Kandang Kambing dan domba serta semua peralatannya sebelum digunakan dibersihkan dahulu untuk mencegah berkembangnya mikroba patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Kandang kambing dan domba didisfektan dengan menggunakan Lysol dengan dosis 15 ml / 10 liter air.
Tempat pakan dan minum serta peralatan yang lain dicuci dengan sabun dan direndam dengan antiseptik Lysol dengan dosis 15 ml / 10 liter air kemudian dikeringkan dan dimasukkan dalam kandang.
Membersihkan parasit pada ternak kambing dan domba
Domba sebelum diberi pakan perlakuan, diberi obat cacing merx Nemasol dengan dosis 375 mg / 45 kg BB untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaan.
Persiapan domba dilakukan selama 2 minggu untuk adaptasi terhadap lingkungan kandang dan pakan.
Domba sebanyak 12 ekor dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, tiap kelompok perlakuan terdiri dari 4 ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 1 ekor domba.
Membuat konsentrat dan silase klobot jagung
Konsentrat di buat sendiri dengan bahan terdiri dari bekatul, bungkil kedelai, tepung jagung, urea dan premik.
Sedangkan silase dibuat dari klobot jagung. Caranya klobot jagung dipotong – potong ukuran antara 3 – 5 cm kemudian dijemur sampai kadar air sekitar 50%.
Setelah itu dicampur dengan molasses sebanyak 4% sampai merata. Lalu dibungkus rapat dengan kantong plastik dan disimpan selama 21 hari.
Komposisi ransum yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam.
Pertama, ternak domba diberi makan ransum yang terdiri dari 70% rumput lapang, 30% konsentrat, tanpa silase klobot jagung.
Kedua, ternak domba diberi makan ransum yang terdiri atas 50% rumput lapang, 30% konsentrat dan 30% silase klobot jagung.
Ketiga, ternak domba diberi makan ransum yang terdiri atas konsentrat 30%, 70% silase klobot jagung dan tanpa rumput lapang sama sekali.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah silase klobot jagung bisa menggantikan rumpung lapang seluruhnya.
Komposisi Ransum | PO (%) | P1 (%) | P2 (%) |
Rumput | 70 | 50 | 0 |
Silase klobot jagung | 0 | 20 | 70 |
Konsentrat | 30 | 30 | 30 |
Kandungan nutrisi dari masing – masing ransum ada pada tabel di bawah ini.
Kandungan nutrisi | PO (%) | P1 (%) | P2 (%) |
Energi (TDN) | 60,96 | 62,16 | 65,15 |
Protein Kasar (PK) | 12,90 | 12,64 | 11,99 |
Kalsium | 0,61 | 0,54 | 0,35 |
Fosfor | 0,9 | 0,87 | 0,81 |
Bahan Organik | 87,80 | 88,80 | 88,92 |
BETN | 54,02 | 55,48 | 59,14 |
PO adalah ransum yang pertama, P1 adalah ransum ternak domba yang kedua, dan P2 adalah ransum pakan domba yang ketiga.
Ketiga-tiganya memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama, meskipun ada perbedaan nilai nutrisi nilainya sangat kecil.
Bahan Pakan | Jumlah % |
Bekatul | 54 |
Tepung Jagung | 26 |
Bungkil Kedelai | 17 |
Urea | 1,5 |
Premix | 1,5 |
Hasil
Seperti yang ditunjukkan pada tabel, ternak domba yang dikasih makan tanpa silase klobot jagung, rata-rata konsumsi harian dombanya sebanyak 524,73 gram/hari.Ternak domba yang diberi makan ransum yang mengandung 20% silase klobot jagung (P1), rata-rata konsumsi ternak dombanya sebanyak 537, 54 gram/ekor/hari.Ternak domba yang diberi makan ransum yang mengandung 70% silase klobot jagung (P2), rata-rata konsumsi ternak dombanya sebanyak 548,56 gram/ekor/hari.
konsumsi rata-rata ransum |
Kalau dicermati dari hasil tersebut, penggantian silase klobot jagung untuk rumput lapangan, tidak memberikan efek negatif terhadap konsumsi ransum.
Nilai konsumsi ransum cenderung meningkat dengan ditambahkannya silase klobot jagung.
Jadi, tidak masalah kalau seandainya ternak domba diberi makan silase klobot jagng dan konsentrat tanpa hijauan lainnya.
Disini, silase klobot jagng bisa menggantikan rumput lapangan dan palatabilitasnya juga sebagus rumput lapangan.
Tapi silase klobod jagung ini diberikan dalam bentuk silase.
Dalam skala penelitian, pemberian pakan silase ini juga tidak dalam waktu yang lama.
Setelah penelitian selesai, biasanya ya selesai…
Belum teruji untuk pemberian jangka panjangnya.
Meskipun dalam skala penelitian pemberian ransum yang full silase klobot jagung dan konsentrat ini berhasil, untuk penggunakan skala jangka panjang perlu kehati-hatian. itu pendapat saya.
Sebagai informasi tambahan, penelitian ini ternyata berlangsung selama 10 minggu atau sekitar 2 bulan setengah.
Jadi untuk dijadikan sebagai pakan musiman, mungkin masih bisa kalau hanya 10 minggu.
Kalau harus nyetok klobot jagung dan akan digunakan jangkap panjang, setahun misalnya, kayaknya perlu dikaji lebih lanjut. Atau bisa konsultasi ke ahlinya atau peternak yang sudah berpengalaman.
Hasil selanjutnya adalah pertambahan bobot badah harian ternak domba yang diberi makan ransum klobot jagung ini.
Ternak doyan makan saja tidak cukup, kalau makan banyak tapi tidak menjadikan gemuk ya percuma.
Oleh karena itu, saya tampilkan hasil pertambahan bobot badan domba dengan diberi makan ransum silase klobot jagung ini.
Hasilnya disajikan dalam tabel dan dapat dilihat di bawah ini.
Ransum | Rata – Rata kenaikan bobot badan/hari |
PO | 44,65 gram/hari |
P1 | 42,86 gram/hari |
P2 | 40,18 gram/hari |
Ternak domba yang diberi makan ransum yang ada silase klobot jagungnya 20% (P1) pertambahan bobot badan harianya 42,86 gram/hari.
Ternak domba yang diberi makan ransum yang ada silase klobot jagungnya sampai 70% (P2) Pertambahan bobot badan hariannya 40,18 gram/hari.
Pertambahan bobot badan domba penelitian semakin menurun dengan semakin banyak silase klobot jagungnya.
Meskipun selisihnya pertambahan bobotnya tidak banyak, peneliti mengangap hal ini tidak masalah.
Silase klobot jagung masih Ok, untuk digunakan sebagai pengganti rumput lapangan. Kalau saya juga setuju.
Pemberian makan selama penelitian biasanya diukur atau dijatah.
Jadi kalau mau cepet gemuk ya dikasih makan yang lebih banyak. Untuk itu dombanya makannya di loss aja…