Penggemukan kambing etawa bisa dilakukan dengan banyak alternatif cara. Salah satunya adalah penggemukan kambing etawa menggunakan probiotik.
Akan tetapi, perlu saya ingatkan di awal bahwa probiotik bukanlah jaminan, melainkan sebagai pakan tambahan saja. Tetap saja, kualitas pakan dan nutrisi lebih menentukan seperti apa hasil dari penggemukan kambing etawa.
Akhirnya kesampaian juga keinginan saya untuk menulis tentang probiotik ini. Hal ini karena saya penasaran apakah probiotik ini bisa benar – benar memberikan pengaruh yang nyata terhadap performa kambing.
Selain itu juga karena saya telah menemukan sumber referensi yang cukup bisa dipertanggung jawabkan.
Penggunaan probiotik dalam peternakan ini memang sudah lama digunakan. Akan tetapi karena pemasarannya yang sangat bombastis sempat membuat saya agak ragu.
Biasanya, sesuatu yang dibesar – besarkan, faktanya tidak seperti apa yang dijanjikan.
Akan tetapi sumber penelitian yang saya peroleh memberikan data bahwa memberikan probiotik pada kambing ternyata hasilnya memang lebih baik.
Nanti pada bagian akhir bisa kita lihat uraiannya.
Supaya tidak kecewa, probiotik ini tidak akan memberikan perbedaan yang sangat waw.
Kita tidak bisa mengharapkan kambing bisa nambah daging lebih banyak sebanyak 1 ons dari yang tidak pakai probiotik.
Nambahnya paling hanya sekitar sepuluh atau duapuluh gram lebih banyak.
Tapi itu sudah sangat bagus, menurut saya. Jadi jangan mudah tergiur dengan iming – iming dengan hasil yang bombastis. Apalagi hasil yang dijanjikannya instan.
Tetap saja, yang paling mempengaruhi adalah kualitas dan kuantitas pakan yang kita gunakan. Probiotik itu hanya sebagai sedikit booster atau pendongkrak.
Probiotik dan prebiotik
Supaya tidak simpang siur, mari kita perjelas dulu apa itu probiotik dan apa itu probiotik.
Secara sederhana, probiotik itu adalah mikroorganisme atau bakteri yang sifatnya menguntungkan bagi ternak.
Sedangkan prebiotik itu adalah makanan dari probiotik.
Itu penjelasan secara sederhananya.
Jadi, produk seperti EM4, starbio, Probion dan lain sebagainya itu termasuk probiotik.
Biasanya probiotik digunakan untuk fermentasi bahan pakan. Dengan difermentasi, harapannya kualitas dari pakan bisa menjadi lebih baik.
Setelah difermentasi pakan akan menjadi lebih mudah dicerna, karena serat kasarnya berkurang. Selain itu, kandungan proteinnya bisa sedikit bertambah karena adanya bakteri itu sendiri.
Selain untuk fermentasi, penggunaan probiotik juga bisa diberikan langsung ke ternak. Artinya, pemberiannya langsung pada makanan atau minuman.
Dengan cara ini, probiotik akan membantu pencernaan menjadi lebih efektif. Kalau pencernaan lebih efektif, maka nutrisi dari pakan juga akan terserap lebih banyak.
Dengan nutrisi yang terserap lebih banyak, maka performa ternak juga lebih optimal.
Manfaat probiotik untuk kambing
Manfaat probiotik yang paling utama adalah meningkatkan tingkat kecernaan pakan.
Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, kalau pakan menjadi lebih mudah dicerna, maka nutrisi akan lebih banyak yang termanfaatkan.
Dengan begitu, maka pertambahan bobot badan yang diperoleh bisa lebih tinggi.
Probiotik ini bukanlah obat. Jadi, ia tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit secara langsung.
Meskipun ada yang mengatakan kalau probiotik dapat mengobati penyakit tertentu, hal itu merupakan bukan efeknya pengobatan secara langsung.
Khusus penggunaan probiotik untuk kambing, probiotik bisa memberikan performa kambing yang lebih baik.
Dari dua sumber penelitian, kambing yang diberi probiotik pertambahan bobot harian bisa lebih tinggi daripada kambing yang tidak diberi probiotik.
Uraian penelitiannya adalah seperti ini.
Probiotik untuk penggemukan kambing etawa[1]
Penelitian pertama adalah menggunakan probiotik probion dan starbio pada kambing etawa.
Usia kambingnya adalah 1 – 1,5 tahun dengan bobot sekitar 11,8 kg dan 18 kg.
Jumlah kambing etawa yang digunakan adalah 20 ekor. 10 ekor untuk ujicoba probiotik starbio dan 10 ekor untuk probiotik probion.
Sistem perkandangan menggunakan kandang panggung. Pada siang hari kambing dilepas atau diumbar, sedangkan pada malam hari dikandangkan.
Pakan yang digunakan adalah rumput alam dengan jumlah tak terbatas setiap harinya. Ini karena kambing diangon di padang rumput.
Konsentrat yang digunakan hanyalah dedak padi. Jumlah pemberiannya sebanyak 200 gram/ekor/hari.
Selain rumput dan dedak padi, kambing etawa juga diberi mineral blok.
Untuk probiotik, pemberiannya adalah sebanyak 5 gram per kg dedak padi. Jadi, kalau kita punya probiotik sebanyak 1 kg, maka bisa dicampurkan ke 200 kg dedak padi.
Uji coba ini dilakukan selama kurang lebih 2,5 bulan. Hasilnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Dari tabel di atas bisa kita lihat bahwa dengan probiotik probion, kambing menghasilkan pertambahan bobot badah harian yang lebih tinggi.
Akan tetapi hasil ini kurang memuaskan karena kita tidak tahu berapa PBBH kambing etawa yang tidak diberi probion.
Kalau ada kita bisa membandingkan hasilnya, supaya kita bisa tahu seberapa efektif penambahan probiotik ini.
Untuk itu, silahkan lihat untuk penelitian yang kedua ini.
Probiotik untuk penggemukan kambing etawa [2]
Probiotik yang digunakan dalam penelitian yang ke dua ini sama dengan penelitian pertama.
Akan tetapi pakan yang digunakan sedikit berbeda.
Pakan yang digunakan adalah hijauan lokal. Hijauannya bisa berupa rumput alam dan dedaunan seperti daun nangka, daun singkong dan daun yang lain.
Sedangkan konsentratnya adalah campuran dedak padi dan ampas ikan kering. Saya tidak tahu pasti seperti apa ampas ikan kering itu. Mungkin jumlahnya sangat sedikit sehingga kambing masih mau untuk memakannya.
Selain hijauan dan konsentrat, kambing yang diuji coba juga diberi mineral blok.
Kemudian, ransum seperti di atas diujicoba pada kambing peranakan etawa selama 6 bulan.
Setelah itu, secara ringkas hasilnya adalah sebagai berikut.
Ini sedikit penjelasan untuk hasil di atas.
Fokus utama bukan pada bobot awal dan akhir. Melainkan pada PBBH nya. Karena semakin tinggi PBBH, maka bobot akhir yang diperoleh bisa lebih tinggi.
Kolom kontrol adalah kambing yang tidak diberi probiotik. Jadi, pola pemeliharannya seperti budaya lokal yang sudah berlangsung.
Menurut hasil di atas, pemberian probiotik bisa memberikan hasil pertambahan bobot harian yang sedikit lebih tinggi.
Meskipun perbedaannya hanya sedikit, tapi ini bisa memberikan keuntungan yang lebih banyak.
Seperti apa keuntungannya, lihat bagian kesimpulan berikut ini.
Mari kita lihat dari segi untung ruginya dulu.
Selisih pertambahan bobot harian antara kontrol adalah sebai berikut.
Untuk probiotik probion, selisihnya adalah sebanyak 14 gram/ekor/hari. Sedangkan starbio, selisihnya adalah 4,16 gram/ekor/jari.
Meskipun selisihnya lebih banyak, kalau kambing yang kita miliki ada 10 ekor, jadinya sudah lumayan.
Dari 10 ekor kambing etawa, rata – rata kita bisa mendapat 140 gram daging sedikit lebih banyak. Bertambahnya daging ini bisa saja dari danging atau lemak. Anggap saja itu daging.
Dalam sebulan, tinggal dikalikan 30 hari saja. Totalnya menjadi 4200 gram atau 4,2 kg.
Tinggal dikalikan saja dengan harga kambing hidup sesuai daerah masing – masing.
Misalnya harga timbang hidup adalah 50 ribu per kgnya. Maka perbulan kita bisa dapat tambahan 200 ribu lebih banyak kalau kambing tidak diberi probiotik.
Itu harga timbang hidup untuk contoh saja, harga sebenarnya untuk tiap lokasi mungkin berbeda – beda.
Sekarang, apakah sepadan dengan biaya probiotik dan dedak padinya?
Misalnya harga dedak padi kualitas baik adalah 3000 rupiah dan probiotiknya 50 ribu per kgnya.
Kalau dedak padi diberikan sebanyak 200 gram/ekor dan probiotiknya 5 gram, maka per ekor biayanya adalah 850 rupiah. Kalau 10 ekor kambing, jadinya 8500 rupiah per harinya.
Kalikan saja sebanyak 30 hari. Biaya untuk dedak padi dan konsentrat adalah sebanyak 255000 rupiah.
Ternyata, biayanya bak bok.
Kesimpulan
Kalau sistem jual beli kambing adalah timbang hidup, kita tidak dapat keuntungan lebih dari penggunaan probiotik. Karena biayanya dan harga pertambahan bobotnya sama.
Menurut perhitungan saya di atas. Kalau punya perhitungah harga jual yang lebih tinggi, silahkan dicoba hitung sendiri.
Akan tetapi, kenyatannya jual beli kambing dengan sistem timbang hidup sangat jarang ditemui.
Kebanyakan adalah sistem taksir dengan melihat penampilan kambing itu sendiri.
Ini yang bisa diambil celah untuk lebih memaksimalkan keuntungan.
Kambing yang lebih gemuk dan sehat penampilannya lebih menyenangkan. Yaitu biasanya punggunnya padat, perut tidak kempong dan bulunya mengkilat.
Dengan penampilan seperti ini, biasanya kambing akan lebih ditawar tinggi. Seperti itulah kira – kira.
Supaya tidak pesimis, mungkin harga dedak padi dan probiotik yang saya gunakan terlalu mahal. Saya belum sempat mencari informasi mengenai harga probiotik probion ini. Karena memang cukup sulit ditemukan.
Semoga saja, harga aslinya lebih murah.
Saya kira cukup sekian untuk pembahasan penggemukan kambing etawa dengan probiotik ini. Semoga bermanfaat dan sukses untuk ternak kambingnya.
Sampai jumpa lagi minggu depan.