Silase Eceng Gondok
Pada awalnya saya skeptis atau sedikit tidak percaya terhadap eceng gondok ini. Apakah eceng gondok memang dapat dijadikan sebagai pakan ternak kambing, domba atau sapi?
Baru setelah beberapa waktu kemarin saya menemukan sebuah penelitian tentang eceng gondok ini saya mulai lebih mencari penelitian-penelitiannya tentang pemanfaatannya untuk pakan ternak ruminansia.
Saya kira eceng gondok untuk dijadikan bahan pakan ternak, merupakan bahan yang cukup baik. Hanya saja tetap ada kekurangan dari eceng gondok ini.
Kenapa saya bilang eceng gondok ini cukup baik, karena kandungan nutrisi eceng gondok adalah berikut ini.
Eceng gondok segar mempunyai kandungan air sebesar 94,09%. Dalam 100% berat kering, eceng gondok mengandung 18% abu, 11,9% Protein kasar, 37,1% serat kasar, 2,4% lemak kasar dan 30,6% BETN.
Inilah yang saya maksudkan dari kekurangan eceng gondok ini. Kandungan airnya sangat tinggi yaitu 94,09 %.
Jadi, kalau Anda mengangkut eceng gondok seberat 100 kg, kalau Anda hilangkan airnya 100%, maka Anda hanya mendapatkan eceng gondok kering seberat 5,91 kg.
Ha…ha..bayangkan kalau harus menguapkan air sebanyak 94,09 kg.
Masih dalam bahasan 100 kg eceng gondok, dalam 5,91 kg tadi (eceng gondok kering 100%), ada 18% abu, protein kasarnya 11,9% dan seterusnya.
Jadi, 100 kg eceng gondok basah protein kasarnya hanya sekitar 0,703 kg atau 703 gram dalam berat kering. Bisa bayangkan sendiri ya…..
Serat kasarnya eceng gondok ini jika untuk dimanfaatkan untuk pakan ternak (kambing, domba atau sapi) memiliki serat kasar yang tinggi.
Penelitian eceng gondok untuk pakan domba
Pada penelitian kali ini, eceng gondok difokuskan untuk digunakan sebagai pakan domba.
Selama penelitian, domba diberi makan berupa konsentrat, rumput gajah dan ransum komplit eceng gondok disilase.
Konsentrat yang digunakan mungkin konsentrat komersial yang dijual dipasaran. Di jurnal hanya disebutkan konsentrat saja, untuk komposisinya tidak disebutkan.
Hijauan makanan ternak selama penelitian adalah rumput gajah.
Eceng gondok disajikan dalam ransum komplit. Ransum komplit untuk pakan domba disini eceng gondok dicampur dengan bahan-bahan penyusun konsentrat.
Untuk mengetahui uji coba keberhasilan eceng gondok sebagai ransum pakan domba, pada penelitian ini domba-domba yang dijadikan penelitian diberi makan ransum yang bervariasi.
Sederhanyanya, Domba-domba penelitian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok bagian.
Satu kelompok diberi makan ransum konsentrat dan rumput gajah.
Kelompok domba penelitian ke dua diberi makan ransum komplit eceng gondok. Eceng gondoknya disilase tanpa penambahan starter bakteri.
Kelompok yang ketiga, domba penelitian diberi makan ransum komplit eceng gondok yang eceng gondoknya disilase dengan penambahan starter atau bakteri.
Bakteri yang digunakan atau ditambahkan ke dalam silase eceng gondok adalah bakteri asam laktat L. plantarum.
Sebagai informasi saja, kandungan nutrisi ransum pakan domba yang digunakan dapat dilihat pada gambar tabel di bawah.
Pada tabel tersebut ada informasi mengenai kandungan bahan kering, protein kasar dan seterusnya sampai BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen).
T0 adalah ransum pakan domba kelompok pertama yaitu konsentrat dan rumput gajah.
T1 adalah ransum pakan domba penelitian kelompok kedua yaitu ransum komplit eceng gondok yang disilase tanpa penambahan starter.
T2 adalah ransum pakan domba penelitian kelompok kedua yaitu ransum komplit eceng gondok yang disilase dengan penambahan bakteri L. Plantarum.
Nutrisi | T0 (%) | T1 (%) | T2 (%) |
Bahan Kering | 35,68 | 30,15 | 30,66 |
Protein Kasar | 12,97 | 13,31 | 13,53 |
Serat Kasar | 25,14 | 24,74 | 25,15 |
TDN | 64,82 | 65,12 | 66,22 |
Lemak Kasar | 6,11 | 5,51 | 5,60 |
Abu | 11,51 | 11,21 | 11,40 |
BETN | 44,27 | 45,27 | 44,32 |
Hasilnya….
Singkat saja langsung kita ke hasil dari penelitiannya.
Hasil yang akan saya sampaikan disini mungkin tidak seluruhnya.
Lengkapnya kalau berkenan saya sediakan link untuk mendownload file pdfnya. Bisa didownload , format pdf , bahasa indonesia.
Hasil dari penelitian ini yang pertama adalah tingkat konsumsi dari ransum domba yang bisa dilihat pada gambar tabel di bawah.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering berturut-turut untuk ransum T0 adalah 678,27 gram/ekor/hari, T1 adalah 811,43 gram/ekor/hari dan T2 adalah 701,21 gram/ekor/hari.
Hal ini menunjukkan bahwa penambahan eceng gondok yang disilase tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat kesukaan hewan (domba) terhadap ransum atau pakannya.
Datanya, domba penelitian yang diberi makan ransum tanpa eceng gondok (T0) konsumsi ransumnya malah paling sedikit.
Penambahan eceng gondok ke dalam ransum komplit malah memberikan efek yang baik yaitu ransum lebih disukai oleh ternak domba.
Dari tabel di bawah ransum pakan domba yang ditambah eceng gondok yang disilase tingkat konsumsinya lebih tinggi daripada ransum T0.
Akan tetapi eceng gondok yang disilase dengan penambahan bakteri asal laktat L.plantarum ternyata kurang efektif karena menjadikan tingkat konsumsi ransum komplit eceng gondoknya menurun daripada ransum eceng gondok yang disilase tanpa penambahan bakteri starter.
Penjelasannya , kalau bahasa saya , dengan merujuk pada penelitian ini adalah seperti ini.
Penambahan bakteri starter pada silase eceng gondok akan membuat kondisi silase eceng gondok menjadi lebih asam.
Karena lebih asam, maka bau atau aroma ransum silase eceng gondok akan lebih menyengat.
Karena lebih menyengat, maka kurang disukai ternak sehingga konsumsi domba penelitian terhadap ransum ini lebih sedikit daripada ransum eceng gondok yang disilase tanpa penambahan starter bakteri.
Tidak hanya tingkat konsumsi yang lebih baik, kecernaan ransum dengan penambahan eceng gondok yang disilase juga lebih tinggi.
Informasi ini juga ada pada tabel di atas. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu ransum, maka semakin tinggi pula nutrien-nutrien dari ransum yang bisa dimanfaatkan oleh ternak domba.
Jadi, kalau teman-teman peternak mau mencoba menggunakan eceng gondok sebagai bahan penyusun ransum pakan ternaknya, sebaiknnya eceng gondoknya disilase dan tidak perlu menambahkan starter atau bakteri lainnya.
Cukup bakteri alami yang muncul dari silase eceng gondok itu sendiri.
Masih banyak informasi lainnya yang bisa didapat dari penelitian ini.
Saya menyampaikan yang menurut saya informasi ini perlu, menarik dan mudah dipahami oleh para peternak khususnya kambing dan domba.
Mungkin juga karena keterbatasan saya yang kurang mampu menyampaikan bahasa-bahasa ilmiah menjadi informasi yang menarik dan mudah difahami.
Terima Kasih…sampai jumpa lagi
Jurnal yg cukup Bagus, mantul..
Mohon info racikan silase T1 tanpa starter bakteri, bgmn caranya..?
Saya bukan peternak domba, baru survey data mengenai pakan alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk persiapan pakan,
Lahan sudah ada,
cuma modalnya masih kurang hee,
Mohon maaf dan terimakasih.