Daun Bambu Obat Mencret Ternak
Daun bambu obat mencret ternak ini sudah diupdate. Saya minta maaf, setiap kali anda melihat postingan ini, ternyata hanya berisi link tautan dan satu paragraf. Saya yakin anda kecewa pada saat itu. Karena tentu anda tidak mendapatkan informasi apa-apa setelah meninggalkan halaman ini sebelumnya.
Kemudian saya mencoba mencari beberapa informasi tentang pemanfaatan daun bambu ini untuk obat mencret ini. Minim sekali publikasi dan penelitian-penelitian yang bertemakan daun bambu.
Akan tetapi, saya berhasil mendapat ringkasan penelitian dari Dr. Ir. Sri Rahayu, M.Si. Jika anda melihat link yang saya berikan anda akan melihat nama beliau di isi postingan link tersebut.
Daun bambu untuk obat diare
Daun bambu sudah terkenal akan fungsingya dalam farmakologi. Istilah farmakologi tidak akan jauh-jauh dari istilah farmasi dan pengobatan.
Kandungan zat yang terdapat dalam daun bambu memang mempunyai manfaat sebagai antibakteri, antioksidan dan antitumor.
Daun bambu akan memberikan hasil maksimal dalam bentuk ekstraknya. Ekstrak daun bambu akan menghasilkan zat seperti fenol, phytol, asam lemak oleat, stearat dan lain-lain.
Zat-zat tersebut dapat digunakan sebagai antibakteri. Dalam penelitiannya ekstrak daun bambu ini memang dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. Choli. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bakteri tersebut adalah salah satu penyebab diare.
Pengujian daun bambu sebagai anti bakteri E.choli dilakukan dengan metode difusi sumur. Artinya, manfaat daun bambu untuk diare ini hanya sebatas pengujian secara laboratorium dan tidak diujikan langsung ke ternaknya.
Cara mengekstrak daun bambu
Siapkan daun bambu 1 atau 2 kg tergantung seberapa banyak yang akan diekstrak. Cuci bersih daunnya supaya debu dan kotorannya hilang. Kemudian keringkan tanpa menggunakan sinar matahari. Proses ini butuh waktu sekitar 1 -2 minggu.
Haluskan daun bambu yang sudah kering sampai terbentuk seperti tepung. Bisa diblender, digiling dan sebagainya.
Siapkan pelarut non polar misalnya metanol 80% atau ethanol 65%. Perbandingan daun bambu dan pelarut adalah 1:4.
Rendam daun bambu dengan pelarut selama 6 hari dan tiap hari di aduk.
Setelah proses di atas selesai, saring dan ampasnya dibuang.
Hasil saringannya di uapkan pada suhu rendah yaitu 48 derajat celcius sampai terbentuk cairan kental.
Daun bambu dalam bidang peternakan
Dalam bidang peternakan daun bambu dapat digunakan sebagai sumber hijauan pakan ternak. Akan tetapi penggunaanya sebaiknya tidak secara dominan. Hal ini karena kandungan nutrisi daun bambu yang menurut saya kurang bagus.
Daun bambu memiliki kandungan protein kasar antara 13 – 18 %. Dari berbagai macam daun bambu, daun bambu petung memiliki nilai protein kasar tertinggi.
Kandungan serat kasar daun bambu adalah 27 – 34 %. Serat kasar yang tinggi harus dibatasi jumlah penggunaanya untuk ternak. Untuk kandungan mineral daun bambu jumlahnya 8 – 15 % dan BETN 31 – 45 %.
Daun bambu dapat menyebabkan keguguran pada ternak yang sedang hamil. Dari jurnal penelitiannya Daryatmo, Staf Pengajar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang menyatakan bahwa terdapat kasus dimana ternak mengalami keguguran karena memakan daun bambu. Dalam daun bambu terdapat zat yang bersifat teratogenik.
Sifat teratogenik adalah sifat dari suatu zat tertentu yang dapat menghambat perkembangan sel. Akibatnya, sel tumbuh menjadi tidak normal dan cacat.
Dalam kasus ternak yang sedang hamil, zat teratogenik akan membuat sel embrio menjadi cacat, tidak berkembang dan akhirnya abortus atau keguguran. Jadi, sebaiknya untuk ternak yang sedang hamil jangan diberi makan daun bambu.
Contoh senyawa aktif teratogenik yang ada pada daun bambu adalah tanin, saponin, alkaloid, flavanoid dan triterpenoid.
Daun bambu juga dapat menurunkan tingkat kesuburan hewan ternak jantan. Bisa sapi, kambing atau domba jantan.
Hal ini dikarenakan daun bambu mengandung zat anti fertilitas. Ternak jantan yang memakan daun bambu spermanya menjadi tidak berkualitas.
Karena zat anti fertilitas meningkatkan tingkat kematian dari sel-sel sperma. Jadi untuk ternak yang memang dikhususkan sebagai pemacek, sebaiknya dihindari untuk diberi pakan daun bambu.