Pupuk urine manusia bisa dijadikan alternatif pupuk cair organik yang sangat berguna sekali. Yang tidak mempunyai sapi, kambing, domba atau kelinci tidak perlu khawatir, pakai saja urinnya sendiri dan anggota keluarga masing – masing. Ternyata, kandungan nitrogen dari urine manusia itu paling tinggi jika dibandingkan dengan keempat hewan ternak di atas.
Nanti kita akan lihat datanya. Di luar negeri, urin manusia ini sudah banyak dimanfaatkan sebagai pupuk. Kalau di Kita, belum sepertinya. Coba saja cari informasinya sendiri, pasti banyak.
Artinya, pemanfaatan urin manusia sebagai pupuk cair ini lebih terbukti. Daripada urin dari sapi, kambing atau kelinci yang sifatnya juga masih setengah – setengah.
Perlu diketahui adalah urin manusia sebagian banyak terdiri dari air. Jumlah air dalam urin ini bisa sampai 95%.
Sisanya yang 5% adalah campuran antara urea, kreatinin, ion terlarut seperti klorida, natrium, kalium, dll, senyawa organik dan anorganik atau garam.
Pupuk urine manusia ini sebenarnya lebih mudah disiapkan. Dengan konsentrasi unsur NPK yang sangat tinggi, urin kita bisa mencukupi kebutuhan pupuk tanaman di kebun sendiri.
Sekali lagi untuk kebun, bukan ladang.
Sayangnya, belum banyak yang bersedia untuk pakai urin sendiri sebagai pupuk. Mungkin karena belum tahu atau karena memang jijik?
Tapi faktanya, kandungan unsur hara pada urin manusia lebih tinggi. Dan fosfatnya sangat bagus untuk tanaman.
Kandungan air kencing manusia
Sama seperti urin sapi dan kelinci, urin manusia juga mengandung unsur makro yang sangat diperlukan oleh tanaman.
Yaitu unsur N, P dan K.
Meskipun jumlah N sangat mendominasi, tapi unsur P dalam urin manusia tersedia dalam bentuk yang langsung siap pakai oleh tanaman.
Bahkan, salah satu sumber terpercaya mengatakan jika ingin menggunakan pupuk fosfat (P), maka urin manusia adalah salah satu yang terbaik. Karena P nya sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan fosfat tanaman.
Nitrogen pada urin manusia tersedia dalam bentuk urea. Urea kemudian akan terpecah menjadi amonium dan amoniak.
Amoniak ini mudah menguap dan bisa membuat kandungan N dalam urin berkurang.
Sebenarnya cukup sulit untuk mengetahui kandungan unsur hara yang terkandung dalam urine manusia.
Karena jumlah unsur terkandung tersebut dipengaruhi oleh jenis makanan yang telah dikonsumsi.
Namun ada rumus yang membuat hitungannya lebih mudah. Tapi, kita harus tahu terlebih daulu jumlah kandungan protein dari makanan yang kita makan.
Rumusnya adalah sebagai berikut.
N = 0,13 x Protein makanan total
P = 0,11 x ( Protein makanan total + Protein nabati total)
Rumus di atas bukan untuk menentukan jumlah N dan P dalam urin. Tapi untuk semua kotoran yang dihasilkan oleh kita.
Termasuk urin dan tinja. Jadi, tidak akurat kalau hanya dipakai untuk urin saja.
Menurut sebuah publikasi ilmiah, dalam 1 liter urin mengandung sekitar 11 g nitrogen, 0.8 g phosphor dan 2 g kalium atau dengan perbandingan unsur N:P:K adalah 11:1:2.[1]
Apabila 500 L urine yang dihasilkan oleh satu orang dalam waktu satu tahun, maka diperkirakan jumlah unsur NPK adalah 5.6 kg nitrogen, 0.4 kg phosphor dan 1 kg kalium.
Tidak ada angka yang pasti memang. Perbandingan antara NPK pada bisa lebih kecil dari nilai di atas atau lebih besar.
Angka di atas terlalu besar dan ternyata juga kurang sesuai dengan kondisi masyarakat kita.
Beda ukuran tubuh, beda pola makan sangat mempengaruhi konsentrasi NPK dalam urin.
Namun untuk memperkirakan jumlah unsur hara pada urine manusia, kita bisa melihat nilainya pada tabel di bawah ini.[2]
Kisaran kandungan unsur hara urin manusia | |
Air | 93-96 % |
Bahan organik | 65-68 % |
Nitrogen (N) | 15- 19 % |
Fosfor (P) | 2,5-5 % |
Potasium (K) | 3,0 – 4,5 % |
Karbon (C) | 11 – 17 % |
Kalsium (Ca) | 4,4-6 % |
Tabel di atas berasal dari Pusdiknas Depkes RI. Cukup membingungkan memang.
Dan saya rasa memang kurang akurat kalau digunakan untuk memprediksi jumlah unsur hara pada urin manusia.
Tenang saja, ada pengujian terhadap kandungan urin manusia ini. Tapi, pengujian kandungan NPK ini dilakukan setelah urin disimpan selama 2 bulan dan pH nya mencapai angka 9.
Setelah itu, kandungan unsur NPK dalam urin adalah sebanyak ini.
Kandungan unsur NPK dalam Urin (disimpan 2 bulan pH 9) | |
N | 95,59 mg/L |
P | 130,57 mg/L |
K | 267,18 mg/L |
Jumlahnya ternyata tidak sebanyak pada nilai yang awal – awal tadi.
Jika di awal dalam satu liter urin bisa ada 11 gram nitrogen, ini hanya ada sekitar 96 mg/liter. Jumlah tersebut 114 kali lebih sedikit.
Kecewa?
Jangan dong. Kita harus merelakan hal ini.
Kita kembali ke dua rumus yang sudah saya tulis di atas.
Kita ini kebanyakan makannya miskin protein. Sehingga, kandungan N pada urin juga pastinya sedikit.
Apalagi apabila yang diambil urinnya adalah mahasiswa. Anak rantauan yang makannya biasanya seadanya saja.
Begitu juga untuk unsur P nya. Seharusnya nilai P ini lebih kecil daripada N. Tapi nilainya malah lebih besar. Jauh lebih besar.
Kemungkinan yang diambil urinnya makannya banyak sayuran dan proteinnya adalah protein nabati.
Menunya mungkin adalah nasi pecel dengan lauk tempe. Semua nabati sehingga nilai P menjadi sangat besar dalam urinnya.
Yang perlu diwaspadai dari pupuk urin manusia
Namanya kotoran, pasti ada saja zat – zat berbahaya yang seharusnya tidak perlu ada.
Sama juga dengan kotoran manusia. Peluangnya untuk itu cukup tinggi.
Mengingat manusia adalah pemakan segalanya.
Tapi, asalkan tidak dari kencing orang yang sakit parah, masih amanlah untuk digunakan.
Apalagi kalau dari air kencing kita sendiri yang kita kumpulkan. Lebih mantap dan yakin.
Residu obat – obatan dan hormon
Hormon dan residu dari obat – obatan yang kita minum akan terbuang bersama kotoran. Yaitu keluar bersama urin dan tinja.
Meskipun kedua residu obat dan hormon hanya termasuk mikro polutan, alangkah baiknya kalau kita lebih waspada.
Kalau sedang sakit dan dalam masa pengobatan, urinnya tidak usah ditampung terlebih dahulu. Nanti setelah sembuh dan sehat, baru kegiatan menampung urin sendiri kembali dijalankan.
Hal ini karena 2/3 dari residu obat – obatan akan dikeluarkan bersama urin. Sisanya, yang 1/3, dikeluarkan bersama tinja.
Berarti, urin akan membawa sekitar 70% dari residu obat ini. Jauh lebih banyak daripada tinja.
Ketika urin ini digunakan untuk pupuk, maka residu obat ini bisa diambil oleh tanaman. Kemudian, residu obat ini akan kembali masuk dalam rantai makanan kita.
Zat sisa yang seharusnya dibuang dari tubuh kita, akhirnya malah kembali masuk ke tubuh kita lagi.
Meskipun belum ada penelitian yang pasti tentang ini, mengabaikannya bukanlah sikap yang baik.
Efeknya masih belum begitu jelas. Dan sepertinya juga belum menjadi persoalan yang serius.
Berbeda dengan penggunaan hormon pada sapi dan antibotik pada pakan unggas. Sekarang kedua bahan tersebut jelas sudah ada larangannya.
Logam berat
Urin kita bisa saja mengandung logam berat. Meskipun jumlahnya sangat kecil sekali.
Kembali lagi, tergantung dari jenis makanan yang kita konsumsi.
Seringnya mengkonsumsi seafood seperti kerang dan ikan laut dalam bisa jadi meningkatkan konsentrasi logam berat pada urin kita.
Sama seperti residu obat di atas, logam berat pada urin juga sangat kecil dan belum ada efek yang nyata sampai saat ini.
Urin manusia bisa membuat tanah menjadi salin
Yang nyata bisa membuat kerugian dalam jangka panjang adalah urin bisa membuat tanah menjadi salin. Yaitu berkadar garam tinggi.
Urin itu ada kandungan Natrium (Na) dan klor (Cl) nya. NaCl itu kan garam, yang biasanya kita konsumsi sehari – hari. Rasanya asin.
Penggunaan urin yang terus menerus bisa meningkatkan kandungan garam tersebut di dalam tanah.
Akibatnya, salinitas tanah menjadi tinggi dan produksi tanaman akan menurun. Bahkan dalam kasus yang ekstrim tanaman bisa mati.
Oleh karena itu penggunaan urin harus diselingi dengan pengairan yang bagus. Supaya garam tersebut bisa tercuci dari tanah dan ikut hanyut terbawa air penyiraman.
Untungnya, kita ada musim penghujan yang bisa melakukan itu.
Fermentasi urin manusia untuk pupuk
Urin manusia bisa langsung dijadikan pupuk cair. Tanpa perlakuan apapun dan tanpa penambahan bahan apapun, urin manusia bisa langsung dipakai.
Urin segar yang langsung dari sumbernya juga bisa. Tapi, memang disarankan untuk tidak menyiramkan secara langsung urin manusia pada perakaran tanaman.
Penyiraman dengan urin sebaiknya diberi jarak sekitar 10 cm dari daerah perakaran tanaman.
Tapi sepertinya tidak mungkin kalau kita harus selalu memberikan tanaman dengan urin yang segar. Apalagi jarak ladang cukup jauh. Lebih parah lagi kalau tanaman nya ada di halaman rumah. Masak mau diberi urin segar?
Kalau laki – laki sih masih banyak kemungkinan ya. Kalau ibu – ibu, pasti susah dong ya…
Makanya, ini adalah tips penyimpanan supaya urin kita bisa dijadikan pupuk dan kualitasnya makin bagus.
- Kumpulkan urin dalam sebuah wadah. Tong, drum, derigen atau semacamnya. Semakin banyak urin yang akan kita tampung semakin besar volume wadah yang dibutuhkan.
- Diamkan urin setidaknya selama 1 – 2 bulan. Patokannya bukan lama waktu penyimpanan. Karena setiap hari pasti selalu ada penambahan urin yang baru, pasti sulit untuk menyesuaikan waktunya. Tapi patokan yang utama adalah sampai pH urin 9 ke atas.
- Selama penyimpanan, wadah harus tertutup rapat. Nanti ada penjelasannya.
- Sebelum diberikan ke tanaman, urin diencerkan dengan air. Perbandingan antara urin dan air adalah antara 1 : (3 – 5).
- Ketika menyiramkan ke tanaman, tidak boleh terkena langsung pada batang dan daun.
- Saat menyiramkannya tidak boleh terlalu tinggi dari tanah. Biar nitrogennya tidak menguap ke udara.
Penjelasannya kira – kira seperti ini.
Kenapa ph harus lebih dari 9?
kotoran kita itu pasti ada bakteri patogennya. Yaitu E. Coli.
Kombinasi antara pH 9 dengan kandungan ammoniak dalam urine menyebabkan bakteri gram negatif seperti Salmonella dan E.coli akan mati dengan cepat sedangkan bakteri gram positif seperti Cryptosporidium parvum akan mati lebih lambat.
Menurut sebuah penelitian, pH 9 tercapai setelah dilakukan penyimpanan selama 2 bulan.[1]
Penyimpanan harus ditutup karena baunya urin yang pesing bisa mencemari lingkungan.
Selain itu kualitas urin juga akan berkurang.
Karena nitrogen dalam urin kita bentuknya adalah urea. Urea ini akan berubah menjadi amoniak.
Amoniak sifatnya mudah sekali menguap. Kalau ini menguap, maka nitrogennya bisa habis atau berkurang.
Inilah mengapa saat menyiramkan ke tanah, urin tidak boleh dari ketinggian. Khawatir kalau amoniaknya akan banyak yang menguap daripada yang masuk ke tanah.
Tapi saya punya ide, meskipun belum ada penelitian yang mendukungnya. Kemungkinan besar ini berhasil.
Supaya nitrogen dari urine manusia ini tidak banyak yang menguap, kita ubah ke bentuk nitrat.
Caranya adalah dengan menambahkan probiotik nitrobacter dan nitrosomonas.
Sejumlah urin yang sudah direncanakan dimasukkan ke wadah yang di desain supaya selang aerator bisa masuk, tapi tidak bocor.
Kemudian supaya wadah ini tidak meledak karena udara dari aerator, diberi jalan keluar udara lewat selang yang ujungnya dimasukkan ke air.
Atau kita bisa menambahkan probiotik nitrifikasi yang kerjanya secara anaerob. Misalnya pseudomonas. Ini ada di EM4 peternakan.
Dengan begitu, nanti urea akan terpecah menjadi amoniak dan amonium. Amoniak atau amonium ini akan diubah oleh nitrosomonas menjadi nitrit.
Nitrit yang dihasilkan oleh nitrosomonas akan diubah menjadi nitrat.
Nitrat tidak mudah menguap. Seperti itu.
Pupuk urine manusia untuk tomat
Kebutuhan NPK tanaman tomat ketika fase generatif adalah sebagai berikut:[1]
Kebutuhan tomat terhadap NPK pada pupuk cair | |
N | 14 mg/L |
P | 39 mg/L |
K | 254 mg/L |
Maka, pupuk dari urin kita sendiri saja sebenarnya sudah sangat mencukupi kebutuhan unsur hara pada tomat. Untuk per tanamannya. Kalau tanamannya ratusan ya butuh urinnya banyak orang dong,,
dosis terbaik adalah dengan mencampur urin dengan air sebanyak 3 bagian. Artinya kalau urinnya 1 liter maka ditambah air sebanyak 3 liter.
Penyiraman pada tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Setiap kali pemupukan jumlah urinnya adalah sebanyak 125 ml atau setengah gelas.
Ternyata hasil dari dosis ini sama baikknya dengan tomat yang dipupuk dengan NPK komersial.
Tidak hanya itu. Ternyata buah yang dihasilkan juga rata – rata lebih berat.
Gambar di bawah ini juga bisa menjadi ilustrasi bahwa urine manusia itu bisa memberikan pertumbuhan yang sangat bagus pada tanaman bayam.
Bayam yang pertumbuhannya paling besar adalah dipupuk dengan urin manusia.
Urin diencerkan dengan menambahkan air sebanyak 3 bagian dan penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu.
Seperti itu kira – kira pemanfaatan urine manusia untuk menjadi pupuk cair.
Potensinya sebenarnya lebih bagus daripada urin hewan seperti sapi, kambing atau kelinci.
Tapi penelitian untuk urin kita sendiri belumlah banyak. Pasti tahu sendiri lah kenapa sebabnya.
Saya kira sampai di sini dulu. Nanti kalau ada update akan saya tambahkan lagi. Terima kasih semoga berguna.
Referensi
[1] Hudori. Pemanfaatan Urine Manusia Sebagai Pupuk Pada Tanaman Tomat. Jurusan Teknik Lingkungan, UII.Lingkungan Tropis, Edisi Khusus Agustus 2007 : 279 – 284.
[2] Risnah. 2006. Pemanfaatan Urin Manusia Sebagai Pupuk Cair Pada Tanaman Tomat. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UII Jogja.
[3] Anna Richert, Robert Gensch , Håkan Jönsson, Thor-Axel Stenström and Linus Dagerskog. Practical Guidance on the Use of Urine in Crop Production. Stockholm Environment Institute, EcoSanRes Series, 2009-1.
Terima kasih banyak ulasannya.
Sangat membantu untuk saya yang sekedar senang menanam di halaman. Murah, menyenangkan dan berilmu.
Terima kasih banyK.