Peluang usaha ternak kelinci sangatlah spesifik. Baik itu ternak kelinci pedaging maupun kelinci hias. Kenapa bisa spesifik? Untuk kelinci hias, jelas, target pasarnya adalah penghobi kelinci. Tapi untuk kelinci pedaging, yang membutuhkan atau calon konsumen dagingnya hanya segmen masyarakat tertentu. Misalnya, ada yang percaya kalau daging kelinci bisa memberikan manfaat tertentu pada pemakannya.
Mengais peluang usaha ternak kelinci
Peluang Usaha ternak kelinci itu masih semu dan samar – samar tapi jelas adanya. Maksud saya seperti ini. Kalau kelinci hias malah jelas peluangnya. Karena daya jual kelinci berdasarkan pada jenisnya, seni dan keindahan serta kelucuannya.
Semua orang yang hobi dengan kelinci hias akan memberikan ketertarikan yang tinggi dengan jenis kelinci yang sangat lucu.
Hobbis akan rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk hobinya. Dan, memang seperti itu kebanyakan selama ini.
Karena harga tidak begitu berdasar pada biaya produksi, keuntungan yang diambil bisa lebih tinggi. Ini bagus untuk bisnis.
Pasar memang jelas, tapi persaingan menjadi lebih ketat. Apalagi di zaman yang serba online sekarang ini.
Tapi untuk persaingan lokal, ini menjadi peluang yang lebih bagus. Pengiriman yang bisa menghandle hewan hidup masih belum banyak.
Saya kira para hobbies akan berfikir dua kali untuk menanggung resiko terhadap hewan incaran yang diinginkan.
Besar kemungkinan keputusan membeli akan jatuh pada penjual kelinci hias yang paling dekat. Dengan alasan bisa diambil sendiri atau penjual masih memungkinkan untuk mengantarnya.
Akan tetapi kalau untuk daging, saya memiliki pemikiran yang berbeda dengan kelinci hias.
Di negara +62, bidang peternakan tertentu tidak akan besar dan meluas jangkauannya tanpa adanya campur tangan industri – industri raksasa peternakan.
Terutama dalam hal menyediakan bibit. Pemerintah memang kadang membantu, tapi sangat tidak bisa diandalkan.
Contohnya adalah ayam petelur, ayam pedaging dan sapi. Bibit DOC bisa tersedia dengan sangat banyak, cepat dan mudah diperoleh.
Kambing dan domba yang gitu – gitu aja perkembangan genetiknya.
Hanya genetik kambing etawa yang sekarang ini genetiknya sudah meluas ke mana – mana. Karena sudah didatangkan sekitar puluhan tahun yang lalu sejak zaman era presiden Soekarno.
Kambing boerka, silangan antara kambing boer (kambing pedaging super) dengan kambing kacang (kambing jawa kerdil) juga masih jalan di tempat. Lambat.
Begitu juga puyuh dan kelinci. Pengadaan bibit masih dilakukan oleh pengusaha lokal yang mandiri.
Padahal kelinci itu sekali beranak bisa sampai 5 – 7 ekor. Yang hidup.
Seharusnya ini bisa berkembang dengan cepat karena usia panen juga relatif lebih singkat. Yaitu sekitar usia 3 bulan dengan bobot rata – rata 2 – 3 kg.
Kalau untuk kelinci lokal asli paling ya hanya sekitar 1 kg bobotnya.
Alasan kenapa ternak kelinci pedaging sulit berkembang
Saya mengamati beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kenapa ternak kelinci itu tidak sepesat ternak unggas dan sapi.
1 . Kurang banyaknya prototipe profil bisnis
Rata – rata, di pedesaan, orang akan mengikuti dan meniru jenis usaha yang sudah berhasil.
Cara ini sangat efektif. Waktu lagi hangat – hangatnya breeding burung love bird, satu saja yang berhasil, langsung semua ikut memelihara ternak burung.
Karena bisa dimulai dengan modal yang tidak terlalu besar. Seharusnya kelinci juga bisa memperoleh pola yang sama.
Modal awal untuk memulai usaha tidak terlalu besar. Berbeda dengan ayam petelur, ayam broiler dan sapi.
Orang – orang desa sangat sulit dengan hanya diberi penyuluhan dan peluang – peluang saja. Apalagi yang sifatnya harus mengeluarkan modal di awal.
2 . Masih dianggap sebagai kegiatan usaha sampingan
Kalau ini sih tidak hanya pada usaha kelinci. Bahkan sekelas ternak sapi, kambing dan domba pun banyak yang dilakukan dalam skala usaha sampingan.
Masalahnya, untuk bisa sebagai usaha dan pendapatan utama, ternak kelinci ini harus dinaikkan skalanya (scale up).
Scale up tentu ini tidak mudah. Butuh modal yang lebih, manajemen usaha yang tertata dan meningkatkan jaringan pemasaran.
3 . Bukan skala prioritas dalam pemenuhan kebutuhan daging nasional
Kebutuhan daging nasional selalu dikatakan belum mencukupi. Saya tidak tahu apakah ini hanya alibi supaya kuota import ditambah atau bagaimana.
Tapi, kekurangan ini tidak pernah (atau saya tidak tahu) dicoba untuk dipenuhi selain dari ternak sapi.
Kalau dalam kacamata saya, memenuhi kebutuhan daging itu lebih efektif sapi. Jika dibandingkan dari ternak yang lebih kecil.
Kita lihat saja. Sapi dengan berat 300 kg, ini setara dengan 100 ekor kelinci dewasa dengan bobot rata – rata 3 kg. Kalau bobotnya lebih kecil, tentu jumlahnya lebih banyak lagi.
Selain pada bobotnya, handling atau penanganannya juga sangat berbeda. Lebih mudah menangani satu ekor sapi (meskipun lebih besar) daripada ratusan ekor kelinci.
Dalam hal ini , operasional kelinci lebih besar.
Penanganan yang cukup merepotkan adalah masalah kesehatan. Semakin banyak populasi, resiko kematian juga semakin besar.
4 . Standard dan jumlah bibit kelinci pedaging yang belum pasti.
Jika campur tangan dari pemerintah tidak bisa diharapkan, maka seharusnya ada pelaku usaha ternak kelinci terlebih dahulu yang membidangi dalam hal breeding.
Usaha ternak kelincinya harus sudah dalam skala besar. Sehingga bisa membuat orang yang tertarik untuk berternak, bisa dengan mudah memperoleh bibitnya.
Polanya seharusnya bisa meniru usaha penetasan telur itik. Telur ditetaskan, DOD di salurkan untuk dibesarkan, setelah mencapai bobot panen diambil kembali.
Tapi disesuaikan untuk ternak kelinci, khusus pedaging.
Tentu, penyetor bibit kelinci ini sudah memiliki pasar yang terjamin permintaannya.
Omong – omong mengenai pemasaran, daging kelinci memiliki potensi yang sangat bagus sekali.
Tapi karena sepertinya target pasar kurang memahami tentang daging kelinci, pasar ini seperti pasar tidur.
Sehingga daging kelinci dianggap sama saja dengan daging ternak lainnya. Padahal ada bedanya.
Peluang usaha ternak kelinci dalam pemasaran
Ada hal – hal yang bisa kita gunakan supaya pemasaran ternak kelinci pedaging bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.
- Pakan kelinci belum neko – neko.
- Ternak kelinci tidak banyak vaksin dan antibiotik yang masuk.
- Kualitas daging yang lebih baik.
- Harga lebih terjangkau.
Ini penjelasannya.
Kebanyakan pakan kelinci adalah hijauan. Ini merupakan pakan alami mereka dan pakan alami adalah yang terbaik.
Belum banyak dan sulit ditemui pakan pabrikan khusus untuk kelinci.
Keuntungan dari tidak adanya pakan pabrikan adalah kelinci tidak kemasukan zat- zat aditif dari pakan.
Pakan pabrikan ( entah pakan unggas atau ikan) biasanya ditambahi zat aditif. Misalnya untuk pengawet atau untuk anti aflatoksin. Mungkin bahan – bahan tersebut tidak berbahaya tapi bisa meninggalkan residu pada daging ternak.
Selain bahan aditif pada pakan, ayam petelur dan pedaging selama pertumbuhannya banyak kemasukan vaksin dan antibiotik. Antibotik ini bisa meninggalkan zat residu pada karkasnya.
Sapi pun juga sama. Sapi yang sakit rata – rata penanganannya menggunakan antibiotik. Ini juga bisa meninggalkan residu antibiotik pada daging sapi. Apalagi daging sapi import.
Secara kualitas, ternyata daging kelinci juga lebih unggul dibandingkan daging dari ternak lainnya.
Perbandingan antara daging kelinci dengan daging sapi, ayam dan domba bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Kandungan Gizi | Kelinci | Sapi | Ayam | Domba |
Energi (kkal/kg) | 160 | 380 | 200 | 345 |
Sodium (mg/g) | 40 | 65 | 70 | 75 |
Lemak Jenuh (mg/g) | 37 | 41,3 | – | 55,4 |
Kadar air (%) | 70 | 49 | 67 | 53 |
Protein (%) | 21 | 15,5 | 19,5 | 15 |
Lemak (%) | 8 | 35 | 12 | 31 |
Dari data di atas, kita bisa tahu bahwa daging kelinci kualitasnya lebih unggul dari pada daging ternak yang lain.
Dari keunggulan ini, kita bisa sedikit mengetahui siapa target pasar yang cocok untuk daging kelinci.
Menurut saya, dari anak – anak sampai orang dewasa semua masuk.
Protein yang tinggi sangat bagus untuk pertumbuhan. Anak – anak sangat membutuhkannya.
Selain itu, pemulihan badan setelah sakit juga membutuhkan protein. Supaya recoverinya lebih cepat.
Kandungan energi, lemak jenuh yang lebih rendah, juga banyak dibutuhkan oleh banyak orang. Siapa saja mereka:
- Orang – orang yang punya resiko diabetes. Tidak berani konsumsi makanan dengan energi tinggi yang berlebihan.
- Mbak – mbak atau ibuk – ibuk yang sedang menjalani program penurunan berat badan. Dengan makan daging kelinci, mereka tetap bisa makan enak tanpa takut kalori berlebihan.
- Orang yang kolesterolnya tinggi.
- Body builder. Mereka membutuhkan makanan dengan protein tinggi, rendah lemak dan kalori.
Dengan harga yang bersaing dengan daging sapi atau kambing, daging kelinci pasti lebih memenangkan persaingan.
Sayangnya konsumen tidak selalu diberikan pilihan untuk memilih selain daging sapi atau ayam.
Itulah masalahnya. Distribusi karkas daging kelinci tidak semenjamur daging ternak lainnya.
Strategi sebelum memulai usaha ternak kelinci pedaging untuk pemula
Strategi terpenting sebelum memulai usaha ternak kelinci bukanlah pada cara memilih bibit, pakan dan pemeliharaan atau yang lain. Itu semua hanya bagian teknis yang bisa diprioritaskan nanti.
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjual hasil dari ternak kelinci pedaging ini.
Ingat! Hal teknis itu memang penting karena akan mendukung keberhasilan produksi. Tapi dibagian ini tidak menghasilkan uang. Malah mengeluarkan uang dan waktu.
Yang bisa menghasilkan uang adalah pada bagian penjualan hasil ternak. Tanpa ada penjualan, usaha tidak akan berjalan.
Tapi kalau tujuannya untuk hobi dan mengisi waktu luang, maka semua yang saya tulis di atas semuanya “ambyar”. Tidak berlaku dan disesuaikan saja dengan kebutuhan.
Beberapa list berikut mungkin bisa membatu dalam pemilihan strategi penjualan dalam berternak kelinci.
- Mencari peternak atau pengepul yang bersedia menampung ternak kelinci kita.
- Menjual langsung ke konsumen.- Menjual anakan- Memasarkan Produk dalam bentuk karkas
– Menjual produk olahan, kuliner atau semacamnya.
Strategi penjualan masih sangat mungkin untuk dikembangkan. Tinggal bagaimana kreatifnya kita saja.
Nomer satu adalah strategi yang paling mudah dan cukup realistis untuk pemula.
Strategi ini cukup banyak dilakukan pada jenis ternak lain. Seperti puyuh dan ayam petelur misalnya.
Sebelum puyuh atau pullet ayam petelur di datangkan, banyak yang sudah mendapatkan tempat ke mana mereka harus menjual atau menyetor telur – telurnya.
Strategi ini bisa juga ditiru dalam ternak kelinci kita.
Langkah – langkahnya adalah mencari peternak kelinci yang sudah besar. Atau setidaknya peternakan kelinci yang sudah memiliki jaringan pemasaran yang stabil.
Biasanya, peternakan yang sudah seperti itu akan mengembangkan skala produksinya dengan menggadeng peternak – peternak kecil lainnya.
Langkah ini cukup aman dan kita tinggal fokus supaya kegiatan produksi ternak kelinci menjadi lebih efektif.
Akan tetapi, harga jual tentu akan sedikit lebih murah. Karena pengepul juga harus mendapat keuntungan. Selain itu, menerima hewan dalam keadaan hidup juga membutuhkan biaya produksi untuk perawatan dan ada tanggungan resiko hewan mati juga.
Tentunya, sebagai peternak pemula kita harus menerima resiko dengan harga jual yang lebih murah tersebut.
Selanjutnya adalah dengan menjual hasil ternak kelinci secara langsung ke konsumen.
Secara tradisional dilakukan dengan menjualnya langsung ke pasar. Cukup merepotkan dan kalau mau setiap hari harus berpindah – pindah dari pasar A sampai ke pasar D setiap hari/minggunya.
Tapi cara ini tidak bisa dipastikan seberapa banyak permintaan pasar yang ada. Kadang naik dan pasti juga ada turunnya.
Sekarang zaman semua sudah online, membangun jaringan pemasaran sedikit terbantu dengan adanya sosial media.
Kita bisa join, bergabung atau membuat grup kita sendiri di facebook atau grup whatsapp.
Kalau bergabung dengan grup kelinci di fb, rata – rata semua pasti peternak. Dengan skala yang berbeda – beda. Karena rata – rata adalah peternak pasti semuanya juga ingin menjual ternaknya.
Penjualan langsung ke konsumen
Kita bisa menjual anakan kelinci. Anakan bisa dijual dalam usia sekitar 1 bulanan. Perputaran uang bisa lebih cepat kalau bisa menjual dalam bentuk anakan.
Selain anakan bisa menjual dalam bentuk karkas atau daging atau makanan olahannya. Entah itu bikin kuliner dari daging kelinci.
Tapi ini membutuhkan usaha lebih ekstra, karena harus membuat usaha baru yang membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Kecuali Anda sudah punya usaha ini sebelumnya, kemudian ingin membuat variasi produk dari daging kelinci. Daripada harus mengambil dari luar, anda bisa ternak kelincinya sendiri.
Pilihan lain yang tidak kalah peluangnya adalah menjual daging kelinci dalam bentuk karkasnya.
Daging kelinci memang hampir tidak menjadi pilihan dalam etalase penjualan daging di supermarket.
Tapi kita bisa mengantarkannya langsung ke calon konsumen. Dengan harga yang pantas, saya kira peluang ini layak dicoba.
Semua orang sekarang memegang smartphone. Dengan android atau Ios ditangannya, semua orang pasti akan melihat iklan.
Instagram, facebook, youtube, google chrome. Setiap orang membuka itu pasti ada iklan.
Yang perlu diingat, langkah ini tidak instant. Membutuhkan waktu dan biaya periklanan.
Kita bisa membuat branding dari produk peternakan kita sendiri. Untuk itu kita perlu membuat setidaknya:
- Akun instagram
- Akun facebook
- Channel Youtube
- Website atau blog.
Website atau blog bisa dijadikan pilihan ke sekian. Tapi untuk instagram, facebook dan youtube harus ada.
Yang perlu kita sampaikan ke calon pelanggan adalah
- Produk kita harus sehat.
- Kelinci dirawat dengan baik.
- Penanganan dan pengolahan produk yang bersih dan steril.
- Pengemasan yang menarik.
- Pricing atau harga yang sepadan.
- Pengiriman dan kepuasan pelanggan.
Materi dari poin – poin di atas bisa kita gali dan dapatkan dari banyak sumber. Nanti penyampaian ke calon pelanggan bisa dalam bentuk berbagai format. Entah itu gambar, infografis, tulisan, video atau kombinasinya.
Selain itu kita juga boleh dengan memberikan resep atau tips dalam memasak daging kelinci. Ini bisa menjadi nilai tambah dalam strategi pemasaran kita.
Kuncinya adalah mulai saja dulu dan konsisten. Butuh waktu supaya calon pelanggan mengenal, tertarik kemudian membeli.
Jika mereka puas, konsumen akan kembali lagi.
Teknis dalam budidaya kelinci pedaging
Jenis kelinci untuk pedaging adalah:
- Belgian
- California
- Flemish Giant
- Havana
- Himalayan dan
- New Zealand white.
Sedangkan kelinci untuk bulu atau hewan hias, jenisnya adalah:
- Anggora
- American Chincihilla
- Reza (rex satin) dan
- Rex (blue rex, black rex, dalmation rex).
Secara teknis yang akan kita bahas berlaku untuk semua jenis kelinci di atas. Kecuali untuk yang hias ya. Karena saya tidak begitu suka mengurusi bulu hewan :D.
Bagian di sini adalah teknis yang berhubungan dengan produksi ternak kelinci.
Seperti biasa, pasti ini akan berisi tentang pemilihan bibit, kandang, pakan, perkawinan, perawatan dan panen.
Selain itu, ada beberapa parameter teknis yang bisa dijadikan acuan untuk standard produksi ternak kelinci pedaging.
Parameter – parameter ini bersumber dari publikasi ilmiah yang merangkum dari banyak penelitian.
Langsung saja, parameternya bisa kita lihat pada tabel di bawah ini.
Parameter | Nilai |
Perbandingan jantan:induk | 01:10 (satu pejantan mampu mengawini 10 indukkan kelinci. Lebih optimal 1:5) |
Masa hidup | 5 – 10 tahun |
Masa Produksi | 1 – 3 tahun |
Umur induk siap kawin | 18 – 19 minggu |
Umur pejantan siap kawin | 138 – 170 hari |
Masa Hamil | 28 – 35 hari |
Jumlah anak/induk | 8,1 ekor |
Bobot lahir anak | 50 – 70 gram |
Jumlah anak lahir hidup | 5 – 7 ekor |
Induk kawin setelah melahirkan | 1 minggu setelah penyapihan |
Masa penyapihan | 6 – 8 minggu |
Pemilihan bibit
Seleksi terhadap bibit kelinci harus punya:
- Sifat fertilitas tinggi. Jumlah dan angka kelahiran hidup tinggi. Ini untuk indukan yang sudah pernah melahirkan bisa diketahui datanya. Kemudian bisa diseleksi yang bagus dipertahankan, yang kurang bagus dikarkaskan saja.
- Kelinci tidak mudah gugup (jinak),
- Tidak cacat,
- Mata bersih. Tidak belekan tidak berair.
- Terawat. Tidak kurus.
- Bulu tidak kusam dan jumlahnya cukup untuk membuat sarang
- lincah (aktif bergerak).
Pakan kelinci
pakan kelinci bisa terdiri dari hijauan, hay, biji – bijian, dan konsentrat.
Contoh:
- Rumput
- Limbah sayuran
- Daun turi
- Daun lamtoro
- Daun kembang sepatu
- Daun kacang panjang
- Daun ubi jalar
- Daun kacang tanah
- Daun dan batang jagung
- Daun papaya
- wortel
- daun kol
- Talas
- jagung
- padi
- sorgum
- kedelai
- umbi – umbian
- Pellet atau konsentrat.
Jenis pakan bisa diseleksi lagi. Pilih yang paling ekonomis namun bergizi lumayan.
Misalnya, daripada memberi biji jagung, kedelai, padi atau sorgum, maka lebih murah dan praktis kalau pakai konsentrat.
Pemberian pakan hijauan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu. Pada praktenya pakan yang diperoleh hari ini untuk diberikan esok hari.
Pelayuan dilakukan secara kering udara saja. Tidak perlu dijemur dengan matahari sampai kering. Kecuali kalau mau dibuat hay.
Kandang kelinci
Kandang untuk kehidupan kelinci tidak boleh terlalu panas, terlalu lembab, dan sirkulasi udara lancar.
Kandang aman. Predator tidak bisa masuk. Entah itu ular atau tikus werok.
Suhu dalam kandang idealnya adalah 15 – 21 derajat celcius. Ini sangat sejuk dan biasanya hanya terjadi pada daerah dataran tinggi saja.
Saya kira ini masih ada toleransi suhu yang lebih tinggi. Asal nafas kelinci tidak terlihat cepat dan ngos – ngosan, masih ok ok saja.
Keuntungan memelihara di daerah sejuk adalah nafsu makan atau konsumsi ransumnya menjadi lebih tinggi daripada di daerah lebih panas.
Jenis kandang yang paling sesuai dan bisa menghemat lahan adalah jenis kandang postal dan baterai.
Kandang dengan ukuran 200 x 70 x 70 cm cukup untuk menampung 12 induk / 10 pejantan. Kandang dengan ukuran 50 x 35 x 45 cm dapat digunakan untuk anakan dan kelinci lepas sapih.
Atau buat kandang ukuran dengan luas 60 x 70 cm. Bisa baterai atau postal. Ukuran kandang ini bisa untuk satu indukan dan anak – anaknya sampai disapih.
Kandang juga harus dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum untuk kelinci.
Proses perkawinan kelinci
Saya anggap kualitas bibit yang baik sudah ditentukan sejak awal.
Selain itu juga perlu diperhatikan bobot indukan yang akan dikawinkan.
Kelinci dengan ukuran besar, bobot indukan minimal adalah 5 kg. Misalnya kelinci flemish giant.
Sedangkan kelinci ukuran sedang, bobot standar antara 3,5 – 4,5 kg. Misalnya adalah kelinci jenis New Zaeland white.
Indukan harus segera dikawinkan ketika menunjukkan gejala birahi.
Tanda – tanda kelinci yang sedang birahi adalah:
- gelisah
- Vulva atau vagina membesar
- Berwarna kemerahan (pink)
- Mengeluarkan lendir.
Ketika tanda – tanda ini sudah muncul, indukan harus dicampur dengan kelinci jantan. Istilahnya kawin kandang.
Jika antara indukan dan pejantan cocok, maka perkawinan bisa dilangsungkan. Tapi, jika indukan tidak merespon pindahkan ke kandang pejantan lain.
Proses kawin akan terjadi sekitar 3 – 5 kali. Setelah itu, ambil indukan dan tempatkan pada kandang yang terpisah.
Selang seminggu setelah perkawinan, coba masukkan kembali indukan tadi ke kandang pejantan. Jika indukan menolak untuk kawin lagi, kemungkinan perkawinan yang pertama sudah berhasil. Kelinci bunting.
Kebuntingan kelinci bisa dilihat pada dua hal. Yaitu meraba perut dan nafsu makannya.
Meraba perut kelinci bisa dilakukan kira-kira dua minggu setelah perkawinan, apabila ada benjolan sebesar kelereng berarti indukan tersebut sudah hamil.
Jika baru pertama kali hamil, perut kelinci tidak akan terlihat membesar walaupun kelahirannya sudah dekat.
Cara yang terakhir adalah dengan memperhatikan nafsu makannya. Apabila nafsu makannya besar, maka kelinci itu bisa dipastikan sedang hamil.
Perawatan kelinci hamil
Kelinci yang sedang hamil membutuhkan nutrisi yang lebih banyak. Nutrisi ini selain untuk dirinya sendiri juga untuk perkembangan anak yang sedang dikandungnya.
Selama hamil pakan hijauan diberikan sebanyak 1 – 2 kg. Masih ditambah konsentrat sebanyak 6% dari bobot tubuhnya.
Contoh konsentrat yang bisa dipakai adalah campuran antara dedak dan ampas tahu.
Proses Melahirkan
Setelah 28-30 hari, kelinci akan melahirkan anaknya. Proses persalinan seringnya terjadi pada malam hari.
Per kelahiran, biasanya berkisar antara 4-12 ekor anakan. Bayi kelinci terlahir dalam keadaan tidak berbulu, buta, dan juga tuli.
Pada hari ketujuh, mulai tumbuh bulu-bulu halus pada kulitnya.
Pada hari kesepuluh, mata mulai berfungsi dengan sempurna dengan ditandai adanya respon terhadap gerakan.
Kelinci memiliki delapan puting susu, namun hanya enam yang berfungsi dengan baik. Jika kelahiran anak lebih dari enam ekor, maka kemungkinan akan ada anakan yang kekurangan susu.
Hal ini diakali peternak dengan memindahkan anakan ke kandang induk lainnya yang juga sedang menyusui.
Masa Menyusui dan Penyapihan
Sama seperti mamalia lain, bayi kelinci membutuhkan air susu induknya untuk memperoleh nutrisi.
Selama menyusui, kelinci membutuhkan nutrisi dari pakan yang sama baiknya saat sedang hamil, yakni pakan hijauan yang ditambah dengan konsentrat, agar dapat memproduksi air susu dengan baik.
Injeksi vitamin juga dilakukan jika dirasa perlu, yakni saat induk terlihat lesu dan tidak banyak menghasilkan air susu.
Sampai dengan umur 14 hari, kelinci masih belum bisa mencerna makanan selain air susu.
Pada hari ke-15, barulah kelinci mulai keluar dari kotak sarang dan belajar memakan ujung rumput yang masih muda walaupun masih menyusu kepada induknya.
Produksi air susu akan berhenti setelah induk menyusui selama 45 hari.
Biasanya waktu usia anak kelinci mencapai 30-40 hari, mereka sudah mulai disapih dengan memisahkan mereka dengan induknya.
Pada usia ini, anakan kelinci sudah mulai bisa dipasarkan.
Penyakit yang biasanya menyerang kelinci
Serangan penyakit bisa disebabkan karena lemahnya dalam manajemen kesehatan kelinci.
Bisa diakibatkan karena hal – hal berikut ini.
- Kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan setiap hari. Gas amoniak yang timbul dari kotoran kelinci bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan.
- Pakan yang kurang berkualitas. Pakan yang buruk akan menyebabkan kelinci mengalami kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Ini bisa menjadi pintu terbuka untuk serangan berbagai penyakit.
- Air minum yang tidak steril.
- Perubahan cuaca.
- Tertular oleh kelinci lain yang sedang sakit.
Karena kurangnya manajemen kesehatan di atas, bisa salah satu atau semua, kemungkinan penyakit yang sering menyerang kelinci adalah:
- Enteritis Kompleks Penyakit ini menyerang alat pencernaan
- Pasteurellosis Penyakit ini sering menyerang kelinci dewasa, baik jantan maupun betina. Penyakit ini menyerang alat pencernaan. Penyebabnya kuman Pasteurella multocida.
- Sembelit penyakit ini menunjukkan gejala tak bisa berak. Kencing sedikit sekali. Kelakuan kelinci sangat gelisah. Penyebabnya, pemberian ransum kering kurang diimbangi dengan kebutuhan air minum yang cukup.
- Pilek, gejalanya mudah hidung kelinci mengeluarkan lendir berwarna jernih atau keruh, selain itu juga sering bersin-bersin.
- Kudis, penyakit ini menimbulkan gatal-gatal. Bagian tubuh yang terserang mula-mula kepala, lalu menjalar ke mata, hidung, kaki, dan kemudian seluruh tubuh. Penyebabnya kutu Sarcoptes Scabiei sehingga penyakitnya disebut scabesiosis alias kudis
- Kanker Telinga, penyakit ini di tandai rasa gatal dan sakit pada telinga yang terserang.
Terimakasih banyak infonya