rumput gajah

Rumput Gajah Pakan Ternak Sapi

Rumput gajah sudah lama dibudidayakan untuk pakan ternak. Terutama ternak sapi, karena produktivitasnya yang tinggi. Akan tetapi, sekarang telah banyak jenis rumput pakan ternak yang produktivitasnya setara dengan kualitas nutrisi yang lebih baik. Misalnya rumput mombaca, rumput odot, rumput raja dan masih ada yang lainnya.

Rumput gajah untuk pakan ternak

Rumput gajah pakan ternak, bukan yang buat tanaman hias. Kalau yang buat taman itu rumput gajah mini. Bentuknya saja sudah beda jauh.

Saya yakin semua sudah tahu seperti apa rumput gajah pakan ternak ini. Dimana – mana bisa ditemui jenis rumput yang satu ini.

Rumput gajah ini banyak dipakai sebagai pakan ternak. Khususnya sapi. Kalau untuk kambing atau domba, sepertinya kurang cocok.

Hal ini karena rumput gajah ini daunnya kaku, berbulu dan batangnya cukup keras. Penampakannya kalau sudah tua seperti tebu. Tapi secara kualitas, rumput gajah ini lebih baik daripada tebu.

Kualitas dari rumput gajah ini bisa dibilang menengah. Kandungan protein kasarnya tidak tinggi – tinggi amat. Hanya berkisar antara 9 – 10 % dari berat keringnya.[1]

Serat kasarnya juga tinggi. Nilainya antara 26 – 40,5 %. Sehingga, rumput gajah ini lebih cocok untuk ruminansia besar seperti sapi.

Produktifitas rumput gajah juga terbilang tinggi. Per meter persegi, rumput gajah dapat menghasilkan hijauan segar sebanyak 2,14 kg.[2] Itu hijauan rumput gajah sekali panen dan tanpa pemupukan.

Kalau lahannya 1000 m2, tinggal dikalikan saja yaitu 2.140 kg atau 2,14 ton. Cukup untuk berapa sapi kira – kira?

Jika lahannya satu hektar, maka produksi hijauan rumput gajah sebanyak 21,4 ton.

Hasil yang diperoleh bisa lebih tinggi, kalau penanaman rumput gajah cukup air dan cukup pupuk. Akan saya bahas lebih detail pada bagian selanjutnya.

Rumput gajah ini juga bagus untuk dijadika pakan sapi perah. Meskipun serat kasarnya tinggi dan proteinnya rendah.

Kombinasi antara rumput gajah dan jerami padi masih bisa menghasilkan susu sebanyak 11 liter per harinya per ekornya.[3]

Tapi pakannya tidak hanya rumput gajah dan jerami padi saja, tetap ada pakan konsentrat yang digunakan.

Kandungan nutrisi rumput gajah

Kandungan nutrisi dari hijauan terutama rumput tidak bisa dipatok dengan satu nilai saja. Nilainya bisa sangat bervariasi.

Ada banyak faktor yang menentukan. Misalnya usia panen, kondisi kesuburan tanah, pengairan dan pemupukan.

Rumput gajah yang kita peroleh dari pinggir kali, kandungan nutrisinya bisa berbedan dengan rumput gajah yang kita dapat dari pematang sawah.

Sebagai perbandingan, kita mungkin bisa belajar pada artikel di bawah ini.

Kandungan nutrisi rumput raja pada usia panen yang berbeda.

Waktu tepat panen rumput odot.

Di kedua artikel tersebut terdapat informasi bahwa rumput yang dipanen pada usia yang berbeda, kandungan nutrisinya berbeda.

Dari beberapa data yang saya himpun, kandungan nutrisi dari rumput gajah adalah sebagai berikut.

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, kandungan nutrisi rumput gajah tidak selalu seperti yang ada pada tabel di atas.

Nilainya sangat mungkin untuk bervariasi.

Untuk Bahan Kering misalnya, nilainya bisa antara 12 – 18 %. Sedangkan serat kasar, nilainya bisa dari 26 % – 40,5 %.

Jika ingin mendapatkan nilai nutrisi yang optimal dari rumput gajah, usia pemanenan perlu diperhatikan.

Semakin tua rumput gajah, semakin rendah nilai protein kasarnya. Sebaliknya, semakin tua semakin tinggi serat kasarnya. [4]

Usia panen15 – 28 hari43 – 56 hari57 – 70 hari
Bahan kering %15,717,520,6
Protein Kasar %11,49,38,4
Serat Kasar %29,532,933,3
TDN %53,150,452,9
Ca %0,700,520,52
P %0,400,510,31

Produksi hijauan rumput gajah

Dari sebuah penelitian, rumput gajah yang ditanam tanpa menggunakan pupuk sama sekali bisa menghasilkan hijauan sebanyak 22,1 ton per hektar.[2]

Meskipun tanpa pupuk, bukan berarti menanamnya tanpa perawatan. Tetap harus diperhatikan supaya rumput – rumput liar tidak mengganggu.

Selain itu, kebutuhan air juga harus cukup.

Kalau mau lebih bagus lagi hasilnya, bisa memberikan pupuk pada penanaman rumput gajah.

Pupuk bisa menggunakan pupuk kimia atau pun organik. Kalau bisa, sebaiknya gunakan pupuk organik saja.

Jadi, nanti antara peternakan sapi dan penanaman hijauannya terjadi kesinambungan.

Limbah ternak dibuat pupuk dan digunakan untuk produksi hijaun. Hijauannya kembali lagi untuk pakan sapi.

Untuk membuat pupuk kompos dari kotoran sapi, silahkan kunjungi dan baca artikel di bawah ini.

Membuat pupuk kompos dari kotoran sapi dengan em4.

Rumput gajah yang dipupuk bisa menghasilkan produksi hijauan yang lebih tinggi.[2]

Pupuk yang diberikan adalah pupuk kimia berupa Urea, TSP dan KCL. Perbandingannya adalah 2:1:1.

Hasilnya, rumput gajah yang dipupuk dengan dosis 100 kg Urea, 50 kg TSP dan 50 kg KCL produksi hijauannya adalah sebanyak 2,87 kg/m2.

Jumlah tersebut setara dengan 28,7 ton/hektar. Jumlahnya lebih banyak 6,6 ton daripada yang tidak dipupuk.

Bagaimana kalau jumlah pupuknya diperbanyak? Apakah produksinya bisa lebih tinggi?

Belum tentu.

Kemampuan tanaman menyerap unsur hara itu ada batas maksimalnya. Kalau diberi pupuk dengan jumlah berlebih, yang terserap hanya sebatas kemampuan tanaman.

Masih dalam penelitian yang sama, namun dosis pupuknya diperbanyak. Dosisnya ditambah menjadi KCL 200 kg, TSP 100 kg dan KCL 100 kg.

Dosisnya adalah dalam satuah kg per hektar.

Ternyata, hasil produksi hijauan dari rumput gajah tidak lebih tinggi dari dosis yang pertama.

Jumlahnya malah sedikit lebih kecil yaitu 2,84 kg/m2 atau 28,4 ton/hektar.[2]

Tuh…bener kan.

Cara menanam rumput gajah pakan ternak

Kalau serius ingin menanam rumput gajah sebagai hijauan pakan ternak, lebih baik kalau penanamannya dilakukan secara baik.

Berikut adalah langkah penanaman yang baik untuk menanam rumput gajah.

Pertama kali yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah, membuat bedeng, menyiapkan bibit, menanam, memupuk dan pemeliharaan.[2]

Pengolahan tanah adalah membolak balik tanah. Bisa dengan dicangkul, ditraktror atau yang lainnya. Kalau mau.

Kalau tidak mau juga tidak apa – apa. Langsung tancap saja bibitnya ke tanah yang ingin ditanami.

Hal ini supaya membuat tanah menjadi gembur dan sekaligus membersihkan akar tanaman pengganggu.

Membuat bedengan untuk penanaman rumput gajah. Dengan bedengan ini supaya ada jarak antar bibit.

Kalau jaraknya cukup, sinar matahari juga cukup. Selain itu pertumbuhan tunas baru juga membutuhkan ruang tumbuh kan?

Menyiapakan bibit rumput gajah harus yang bagian tengah. Tujuannya supaya bibitnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

Minimal bibit juga terdiri dari 2 ruas atau 3 buku. Motong bibitnya miring bro…biar mudah nancepinnya.

Menanam bibitnya diberi jarak. Idealnya jarak tanam 90 x 90 cm. Kalau mau lebih sempit atau lebih lebar lagi juga silahkan. Terserah Anda lah.

Untuk pemupukan, kalau ada anggaran silahkan dilakukan. Kalau tidak ada, skip atau lewati tahap ini.

Kalau mau pakai pupuk kimia bisa pakai Urea, TSP dan KCL. Urea sebagai sumber nitrogen. Tsp sebagai sumber Fosfor dan KCL sebagai sumber Kalium.

Perbandingan antara Urea:TSP:KCL adalah 2:1:1. Kalau ureanya 100 kg, maka TSP dan KCL nya masing sebanyak 50 kg.

Perawatan rumput gajah itu sederhana. Paling – paling hanya penyiraman, kalau ada yang dibuat nyiram. Saat musim hujan tidak usah disiram.

Selain itu penyiangan rumput liar, biar tidak berebut unsur hara dengan rumput gajah. Beberapa bulan sekali penggemburan tanah dilakukan.

Panen rumput gajah bisa mulai dilakukan pada umur 45 hari setelah tanam. Kalau sabar ya silahkan dipanen pada umur 60 hari, 90 hari atau 120 hari.

Kalau panennya usia muda, kandungan nutrisinya cukup tinggi. Sedangkan panen umur tua, kandungan nutrisinya menurun tapi jumlah hijauan yang diperoleh lebih banyak.

Cara pemberian pupuk pada rumput gajah

Memupuk rumput gajah tidak seperti memupuk padi. Kalau padi, tinggal menyebar pupuknya, beres sudah. Asal yakin pupuknya tersebar merata.

Hal itu karena jarak tanam padi yang sangat rapat. Kalau mau menanam rumput gajah seperti menanam padi, silahkan saja. Tapi, apakah itu mungkin?

Mungkin saja, kalau nanamnya, tinggal tanam langsung dibiarkan saja. Nanti beberapa minggu baru dilihat dan dipanen.

Terserah mau tumbuh atau tidak yang penting nanemnya rapet, pet.

Namun, jika jarak tanamnya cukup renggang, pemupukan tidak bisa disebar begitu saja. Nanti unsur hara dari pupuk tidak bisa terserap sempurna oleh tanaman.

Pemupukannya harus ditaruh mendekati perakaran tanaman.

Supaya tiap tanaman mendapat bagian yang sama, saya tunjukkan bagaimana cara menghitungnya.

Namun, kita harus tahu berapa dosis pupuk yang dianjurkan. Selain itu, luas lahan dan jumlah tanaman dalam lahan tersebut harus kita ketahui.

Ok. Misalkan dosisnya 100 kg/hektar. Luas lahannya 1000 meter persegi dan jumlah tanamannya ada 110 tanaman.

Berapa kg pupuk yang diberikan per tanaman?

Jadi seperti itu. Per bibit rumput gajah diberi pupuk 0,091 kg atau 91 gram. Hampir 1 ons lah.

Misalkan pupuknya ada 3, ya masing – masing dihitung. Sehingga, nantinya tiap bibit rumput gajah dapat pupuk Urea sekian, KCL sekian dan TSP sekian.

Rumput gajah pakan ternak sapi perah

Kalau untuk sapi perah, pakan yang diberikan harus berkualitas. Kandungan proteinnya harus tinggi. Rumput gajah saja tidak akan cukup.

Oleh karena itu, pemberian rumput gajah harus ditambah dengan pakan lain, misalnya konsentrat.

Kalau dengan konsentrat, perbandingan antara rumput gajah dan konsentratnya bisa 60:40.

Dari penelitian yang pernah dilakukan, pakan seperti itu, sapi perah bisa memproduksi susu sekitar 5 liter/ekor/harinya.[1]

Kalau mau lebih bagus lagi, rumput gajah bisa ditambah pakan yang lain seperti ampas tahu, konsentrat dan jerami padi.

Pada penelitian yang berbeda menggunakan rumput gajah dan bahan lain seperti tersebut.[3]

Bahan pakannya adalah rumput gajah, jerami padi, ampas tahu dan konsentrat.

Per ekor sapi, jumlah pakannya adalah 6 kg rumput gajah, 6 kg jerami padi 12,5 kg konsentrat dan 9 kg ampas tahu.[3]

Dengan pakan seperti itu, sapi perah bisa memproduksi susu rata – rata sampai 10 – 11 liter/ekor setiap hari.

Referensi

[1] Novianti, J, B.P. Purwanto; A. Atabany. Efisiensi produksi susu dan Kecernaan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Pada Sapi Perah FH dengan Pemberian Ukuran Potongan yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan Vol. 02 No. 1, Januari 2014.

[2] Daniel Yohanis Seseray, Budi Santoso2 dan Marlyn Nelce Lekitoo. Produksi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0, 50 dan 100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan Vol. 11 (1), Maret 2013: 49-55.

[3] Mariyono dan Atien Priyanti. Efisiensi Penggunaan Jerami Padi vs Rumput Gajah Terhadap Produksi Susu dan Pendapatan Peternak Sapi Perah. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020.

[4] Yana, Rudi. 2011. Kualitas Fermentasi dan Kandungan Nutrien Silase Beberapa Jenis Rumput Yang Dipanen Pada Waktu Berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Bogor.

One comment

  1. Wah sangat informatif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *