Cara merawat tanaman cabe di pot bisa dilakukan dengan beberapa Langkah berikut ini.
- Penyiraman
- Pemupukan
- Penyiangan
- Mengendalikan hama.
Daftar isi:
Keempat Langkah di atas wajib dilakukan untuk memberikan perawatan cabe yang ditanam di pot.
Kita di sini fokus pada cara merawat tanaman cabe di pot, bukan cara menanamnya. Karena untuk cara menanam cabe, Langkah – langkahnya tidak berbeda antara antara menanam di pot, polybag, lahan sawah dan lokasi lainnya.
Semua itu, sudah ada petunjuknya di sini, cara menanam cabe.
Dengan demikian, saya anggap untuk pembibitan, persiapan media tanam, dan hal lain terkait penanaman cabe sudah dimengerti.
Sehingga, kita bisa langsung focus pada cara merawat tanaman cabe yang di pot.
1 . Cara merawat tanaman cabe di pot | Penyiraman
Buatlah simple saja. Siram cabe yang di pot Ketika media tanamnya sudah terlihat kering. Kalau seminggu baru kering, siramlah seminggu sekali. Tapi kalau setengah hari sudah kering, siramlah sehari sekali atau dua kali sehari.
Cara merawat tanaman cabe di pot yang pertama kali adalah penyiraman. Penyiraman sangat dibutuhkan oleh cabe yang dipot karena air adalah sumber kehidupan bagi setiap tanaman yang hidup.
Hal ini karena air bagi cabe berfungsi dalam:
- Respirasi tanaman.
- Membantu tanaman dalam menyerap unsur hara.
Jika kekurangan air, cabe yang di pot akan layu. Kalau ini berlangsung dalam berhari – hari, (misalnya kita lupa), maka cabe bisa mati.
Maka cabe harus disiram secara teratur untuk menghindari hal tersebut. Untuk seberapa sering cabe harus disiram, tergantung beberapa hal berikut ini.
a . Usia tanaman cabe rawit. Semakin tua usia cabe berarti ukurannya semakin besar kan, kalau tidak kuntet cabainya.
Maka, kalau semakin besar dan semakin banyak daun cabe yang di pot, maka kebutuhan airnya akan semakin banyak. Begitu pula sebaliknya.
b . Tingkat intensitas sinar matahari. Cabe rawit membutuhkan sinar matahari yang cukup banyak. Hal ini diperlukan oleh cabe rawit supaya penyarapan unsur hara menjadi optimal. Sehingg, proses pertumbuhan vegetative, generative dan pembuahan menjadi optimal.
Selain itu, semakin tinggi intensitas sinar matahari membuat cabe rawit yang di pot melakukan respirasi lebih cepat. Sehingga, kebutuhan airnya semakin tinggi.
Masih lagi, apabila permukaan media tidak memakai mulsa, sinar matahari bisa membuat penguapan air menjadi lebih cepat.
c . Ukuran pot cabe rawit. Semakin besar ukuran pot, maka media tanam yang dipakai semakin banyak. Otomatis kan, dengan media lebih banyak akan mampu menahan air lebih banyak. Sehingga persediaan air dalam pot bisa bertahan lebih lama.
Ini berlaku sebaliknya ya.
d . Media tanam cabe rawit yang dipakai. Misalnya antara cocopeat, pasir, arang sekam, dan tanah memiliki daya yang berbeda dalam menyerap dan menyimpan air.
Tanah yang kemampuannya paling tinggi dalam menyerap air. Tapi kalau kebanyakan air akan membuat media menjadi becek pada bagian bawah pot, sehingga tanaman cabe yang di pot rawan terserang busuk akar.
Arang sekam, pasir, dan cocopeat memang kecil kemampuannya dalam mengikat air. Tapi, Ketika musim hujan, kita tidak akan khawatir kalau media menjadi becek.
Dengan memperhatikan 4 hal di atas, maka frekuensi penyiraman cabe yang di tanam di pot bisa disesuaikan.
Misalnya dengan standar ukuran pot diameter 30 cm, tanaman cabe rawit yang masih kecil (kurang dari 1 bulan), sudah dicukup dengan disiram 2 kali dalam 1 minggu. Atau sekitar 3 hari sekali.
Kemudian, Ketika cabe rawit di pot sudah mulai masuk fase generative, membutuhkan penyiraman yang lebih sering. Apalagi Ketika sinar matahari sedang terik – teriknya. Tanaman cabe yang di pot membutuhkan penyiraman setiap hari.
2 . Cara merawat tanaman cabe di pot | Pemupukan
Cara paling sederhana dalam memupuk cabe yang di pot adalah dengan menggunakan pupuk dasar pada media tanam dan menggunakan pupuk NPK sebagai pupuk susulannya.
Gunakan pupuk kompos, pasir atau arang sekam dan tanah. Perbandingannya masing – masing adalah 1:1:1.
Pupuk kompos ini harus sudah matang ya, bisa kompos dari kotoran kambing atau kompos kotoran sapi. Beli saja banyak yang sudah siap pakai kalau di perkotaan.
Tapi tetap harus diperhatikan, terkadang kompos yang di jual itu belum matang. Kita bisa mengeceknya dengan maraba bungkusnya, jika masih hangat, maka itu belum matang.
Solusinya adalah kita bisa mencampur media tanam terlebih dahulu, jauh – jauh hari sebelum kita memindah tanam cabe ke pot. Jika rumput liar sudah mau tumbuh, maka media tersebut sudah aman dan bisa ditanami cabe.
Dengan perbandingan kompos 1:1:1, ini sudah cukuplah kalau untuk memenuhi unsur hara selama pertumbuhan vegetative cabe yang di pot.
Kemudian Ketika tanaman cabe di pot sudah besar, kita bisa menambahkan pupuk NPK untuk mengoptimalkan pembungaan dan pembuahannya.
Pupuk NPK ini banyak macamnya. Kita bisa memilihnya di sini, macam – macam pupuk NPK.
Langkah paling aman adalah dengan memberikan pupuk NPK dengan metode pupuk kocor. Larutkan 1 gram pupuk NPK ke dalam 1 liter air, kemudian aduk sampai larut.
Setiap tanaman cabe di pot diberi 2 gelas.
Dosis tersebut aman dan bisa diberikan setiap hari, dua hari sekali atau dua kali dalam seminggu. Pemberian dalam jumlah banyak dalam sekali pemupukan sangat tidak dianjurkan karena tanaman bisa mengalami keracunan.
3 . Cara merawat tanaman cabe di pot | Penyiangan gulma
Gulma bisa menjadi masalah yang merepotkan, tapi tergantung campuran media tanam yang digunakan. Sumber media tanam yang banyak gulmanya biasanya adalah tanah dan kompos dari kotoran ternak.
Biasanya bibit – bibit rumput liar masih terbawa oleh kedua media tersebut. Cabuti saja sebagai kegiatan berkebun kita.
4 . Mengendalikan hama
Sesungguhnya tanaman cabe memiliki serangan hama dan penyakit dan sangat banyak. Kurang lebih ada 15 hama yang bisa menyerang cabe, termasuk tanaman cabe yang di pot.
Akan tetapi yang paling sering adalah hama kutu putih atau kutu kebul. Kutu kebul hampir selalu muncul pada tanaman cabai.
Sebenarnya serangannya tidak terlalu berat, tapi kalau dibiarkan akan mengganggu proses pertumbuhan dan pembuahan pada cabe.
Cara mengatasinya juga cukup mudah. Kita bisa menggunakan bahan yang sederhana. Karena ini untuk skala berkebun saja. Meskipun efektifitasnya terbilang cukup rendah, kalau dilakukan secara rutin, kutu kebul bisa diatasi.
Contohnya kita bisa menyemprotnya dengan sabun cuci piring yang dicampur dengan air. Satu liter air bersih kita beri sabun cuci piring cair sebanyak 1 sendok teh.
Kemudian kita larutkan itu sabun, lalu kita pakai untuk menyemprot daun dan batang cabai yang dihinggapi oleh kutu kebul.
Lakukan penyemprotan di pagi dan siang hari. Karena kalau malam, kutu kebul biasanya pada terbang.
Alternatif lain adalah dengan menggunakan air fermentasi nasi.
Nasi sisa, kita rendam dengan sejumlah air. Misalnya nasinya satu genggam ya airnya kurang lebih satu botol air mineral yang besar, 1,5 literan.
Kemudian kita diamkan selama sekitar 7 hari. Hati – hati, ini harus sering diperiksa, karena tutupnya bisa meledak karena tekanan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi.
Ambil airnya saja untuk menyiram kutu kebul. Bisa kita saring supaya gumpalan nasi tidak menyumbat di neple sprayernya.
Air fermentasi nasi ini bisa dipakai karena hasil fermentasinya mengandung alcohol. Nasi mengandung gula, sehingga hasil dari fermentasinya terdapat alkoholnya.
Ini adalah cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kutu kebul pada cabe yang di pot. Jika ingin cara yang lebih lengkap, bisa lihat di sini, cara mengatasi kutu kebul.
Mengatasi hama tanaman cabai dengan insektisida hayati
Insektisida hayati/biologis adalah organisme yang bersifat parasit bagi hama tanaman cabai. Contoh dari organisme ini adalah jamur Beauveria bassiana.
Jamur B. bassiana memang sudah lama di teliti mampu membunuh banyak jenis hama. Dengan hama sasaran yang luas, sebagian besar hama pada tanaman cabai termasuk menjadi sasarannya.
Demikian cara merawat tanaman cabe di pot, semoga bisa berguna ya.
Sampai jumpa lagi di artikel tips berkebun lainnya.