kandang-ayam-petelur

14400 Ayam Petelur Diberi Lampu LED Warna Merah, Seperti Ini Hasilnya

Lampu pijar atau lampu LED?

Penggunaan lampu untuk kandang ayam petelur sudah diketahui memilik manfaat yang nyata. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan performa produksi ayam petelur. Meskipun bukan faktor penentu yang utama, mengabaikan pemberian lampu sangatlah tidak dianjurkan.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, hasil terbaik adalah dengan menggunakan lampu pijar. Terutama yang warnanya kuning – merah. Tapi bukan berarti lampu neon atau LED yang warnanya putih, performa ayam akan turun. Ternyata performa produksinya juga masih tinggi.

Hanya ada perbedaan sekian persen saja antara penggunaan lampu pijar dan LED untuk kandang ayam petelur. Nilainya tidak banyak, tidak sampai 5%. Artinya kalau jumlah ayam yang dipelihara hanya ribuan, perbedaan ini tidak menunjukkan penghematan yang berarti.

Hal ini dikarenakan, lampu pijar merupakan jenis lampu yang boros listrik. Kita bisa membandingkan dan menghitung biaya listrik yang dikeluarkan setelah melihat beberapa hasil penelitian di artikel ini.

Jadi, menurut saya untuk menentukan apakan kita harus pakai lampu pijar atau LED perlu memperhitungkan beberapa faktor seperti ini.

  • Jumlah ayam petelur yang dipelihara.
  • Biaya tarif dasar listrik.
  • Kemudahan instalasi listriknya.

Nanti saya akan menggunakan ketiga dasar tersebut dalam menganalisa hasil dari beberapa penelitian di artikel ini.

Yang menarik adalah di bagian terakhir penelitian, jumlah populasi ayam petelurnya adalah 14400 ekor.

Kita akan lihat lihat apakah hasilnya akan signifikan kalau jumlah ayam yang dipelihara sebanyak itu.

Ok, langsung saja kita beranjak ke penelitian yang pertama.

Penelitian lampu pijar dan LED warna warni untuk ayam petelur

1________

Penelitian yang pertama ini pernah saya tulis di artikel saya sebelumnya.

Lampu pijar vs neon vs LED. Silahkan dibaca dulu kalau berkenan.

Lampu dan hasilnya adalah sebagai berikut.

Lampu

Lampu yang digunakan untuk penelitian menggunakan tiga buah jenis lampu yang perbeda.

Yang pertama menggunakan lampu pijar dengan daya 40 watt. Warna cahayanya kuning.

Kedua menggunakan lampu neon dengan warna cahaya putih.

Dan yang ketiga menggunakan lampu LED (Putih) dengan spesifikasi seperti ini. Daya 6 Watt dan luminous flux 365 lm.

Untuk memastikan intensitas yang diperoleh oleh ayam sama, digunakan alat ukur flux meter.

Luas kandangnya adalah 4 meter x 11 meter

Lama waktu pencahayaan

Doc ayam petelur sampai umur 16 minggu diberi cahaya selama 10 jam setiap harinya. Maksudnya untuk setiap lampu yang digunakan yaitu lampu pijar, neon dan LED.

Kemudian penambahan cahaya diberikan mulai ayam berumur 18 bulan. Penambahannya selama 1 jam setiap minggunya. Penambahan terus dilakukan sampai pencahayaan selama 16 jam setiap hari.

Jadi, penambahan cahaya terus dilakukan tiap minggunya selama 6 minggu.

Intensitas cahaya yang diberikan pada ayam petelur adalah sebanyak 20 lux. Dan total waktu penelitian ini dilakukan adalah sampai ayam berumur 52 minggu atau 13 bulan.

Hasilnya adalah sebagai berikut:

Produksi telur di atas adalah produksi telur per ekor selama 52 minggu.

Antara ayam dengan lampu pijar dan ayam dengan LED perbedaan produksi telur per ekornya hanya 4 butir. Ayam dengan pencahayaan lampu pijar, produksi telurnya 4 butir lebih banyak.

Jumlah layer untuk tiap percobaan lampu adalah sebanyak 120 ekor.

Kita hitung jumlah produksi telurnya terlebih dahulu.

Lampu Pijar.

200 butir x 120 ekor = 24.000 butir telur.

Kalau berat telur per butirnya rata – rata 60,6 gram, maka berat total dari telur yang diperoleh adalah 60,6 gram x 24.000 butir = 1.454.400 gram atau sekitar 1.455 kg.

Tinggal dikalikan saja berapa harga telur sekarang.

Lampu LED.

196 butir x 120 ekor = 23.520 butir telur.

Kalau berat telur per butirnya 61,1 gram (lihat di tabel), maka berat total dari ayam dengan lampu LED adalah

61,1 gram x 23.520 butir = 1.437.072 gram atau sekitar 1.437 kg. Kalikan dengan harga telur.

Perbedaan produksi telur antara ayam dengan lampu pijar dan LED adalah 1.455 kg – 1.437 kg = 18 kg.

Perbedaanya tidak seberapa. Hanya 18 kg saja.

Menghitung biaya listrik lampu ayam petelur

Menurut laporan dari jurnalnya, lampu pijar menghabisakan daya listrik sebanyak 540 kWh. Sedangkan LED hanya butuh daya sebanyak 75,8 kWh.

Sedangkan tarif dasar listrik untuk meter listrik 900 nilainya sekitar 1300 an per kWh, kalau yang tidak bersubsidi lebih tinggi lagi, kalau tidak salah 1400 an per kWh.

Jadi, biaya listrik tinggal kalikan saja.

Biaya listrik lampu pijar 540 x 1300 = 702.000 ribu rupiah. Sedangkan untuk LED biayanya hanya 75,8 x 1300 = 98.540 ribu rupiah.

Ada perbedaan biaya sebanyak 600 ribu lebih disini.

Apakah perbedaan ini sebanding dengan perbedaan produksi telur? Sepertinya tidak.

Jadi, ternyata penggunaan LED bisa lebih menghemat biaya produksinya.

Penelitian ke-2

Penelitian yang ini tidak membandingkan hasil antara lampu pijar dan LED. Lampu yang digunakan hanya LED saja, tapi warna LED nya yang berbeda.

Warna lampunya dibuat merah, hijau, biru dan kuning.

Penelitian ini dilakukan di China. Karena tujuan utamanya bukan untuk mengetahui efisiensi produksi, maka saya kekurangan data mengenai spesifikasi lampu yang digunakan.

Tapi tidak masalah. Saya akan menganalisa biaya kelistrikannya berdasarkan data yang biasa digunakan di Indonesia dan beberapa data yang ada pada penelitian sebelumnya.

Tentu ini tidak akan akurat, tapi setidaknya bisa memberikan sedikit gambaran tentang biaya listriknya.

Data awal dan asumsi yang bisa saya gunakan adalah sebagai berikut:

  • Ayam petelur yang digunakan adalah jenis ISA Brown. Jumlah totalnya 57600 ekor ayam. Kemudian dibagi menjadi 4 kandang. Masing – masing kandang jumlah populasinya 14400 ekor ayam petelur.
  • Kandang yang digunakan adalah kandang baterai. Satu set diisi 20 ekor ayam petelur atau per ekor mendapat luas kandang seluas 750 cm2.
  • Ayam petelur yang diteliti mulai usia 22 minggu sampai 75 minggu. Dengan kata lain, penelitian dilakukan selama 53 minggu atau sekitar setahun lebih.
  • Intensitas cahaya yang diterima oleh ayam adalah sebanyak 10 lux denga lama pencahayaan 15 jam per hari. Lampu dipasang di atas tempat makan.

Untuk pakan menggunakan jenis pakan yang sudah terstandar. Jadi, kita akan langsung ke hasilnya saja.

Hasil

Hasil yang akan kita dapatkan akan sama seperti pada penelitian – penelitian lainnya. Hasil produksi telurnya tidak berbeda jauh.

Tapi karena jumlah populasinya sangat banyak, saya penasaran apakah efeknya bisa signifikan atau tidak.

Secara singkat hasilnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari hasil di atas, produksi harian rata – rata tertinggi ada pada lampu LED warna merah. Kemudian kuning dan setelah itu hijau dan biru.

Perbedaan produksi telur harian antara lampu kuning dan merah hanya sebanyak 0,26 %. Berarti, kalau dari 14.400 ekor ayam, ada perbedaan produksi telur sebanyak

0,26 % x 14.400 = 37,44 butir telur per hari.

Perbedaan yang jumlahnya tidak seberapa bukan?

Anggap saja untuk warna kuning adalah lampu pijar dan led adalah warna merah.

Dari segi produksi telur, memang kita tidak akan mendapatkan perbedaan produksi yang terlalu besar.

Tapi, dari segi biaya produksi, mari kita coba untuk menghitungnya.

Analisa biaya listrik lampu ayam petelur

Saya gunakan asumsi untuk lampu pijar terlebih dahulu. Untuk menghitungnya saya buat seperti pada artikel sebelumnya. Ini artikelnya.

https://kambingjoynim.com/lampu-untuk-kandang-ayam-petelur-fungsi-dan-jumlahnya-yang-tepat/.

Berarti lampunya 15 watt, 40 lux dan 1030 lm.

Sekarang kita hitung luas kandangnya.

Di atas tadi sudah saya sebutkan bahwa per ekor ayam luasan yang ditempati adalah 750 cm2. Kalau jumlah ayamnya 14.400, maka luas kandang yang ditempati adalah:

750 cm2 x 14.400 = 10.800.000 cm2 = 1.080 m2.

Ini adalah luas kandang baterainya bukan luas bangunan kandang. Supaya lebih hemat dalam penggunaan lampu, kandang baterai kita susun tiga lapis saling berhadapan.

Seperti ini misalnya.

kandang-ayam-petelur

Dengan demikian, gambar denahnya akan terlihat seperti ini. Kalau cuma seperti gambar di bawah, maka panjang kandang akan sangat panjang sekali.

Tapi ini hanya untuk menentukan jumlah lampu saja. Bukan untuk denah kandang yang sesungguhnya.

Kalau dari atas denahnya seperti ini.

Jadi, luas bangunan kandangnya adalah 6 meter x 302 meter.

Ayo kita hitung jumlah lampunya pakai rumus di bawah ini.

Jumlah lampu = {20 lux x (6 m x 302 m)} : (1030 x 0,65 x 0,9)

Jumlah lampu = 36240 : 602,55 = 60,1 lampu atau 60 lampu saja.

Buanyak ya bro….

Jika sehari nyalanya 15 jam dan lampunya masing – masing 15 watt, maka jumlah kWh nya per hari adalah:

15 watt x 60 x 15 jam = 13500 watt jam = 13,5 kWh.

Per kwh 1300 rupiah, maka per hari biaya listriknya adalah 17550 rupiah. Kalau sebulan, 526.500 rupiah.

Perkiraan biaya listrik lampu LED

Untuk menghitung biaya listrik dari LED, saya akan menggunakan data dari penelitian yang pertama [1].

Spesifikasi lampu LED dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

Daya 6 Watt, 365 lm, 6200 Kelvin, 100% light, 220–240 Volt, 50–60 Hz.

Sekarang kita hitung jumlah lampu untuk LED nya.

Jumlah lampu = {20 lux x (6 m x 302 m)} : (6 x 365 x 0,65 x 0,9).

Jumlah lampu = 36240 : 1281,15 = 28,3 lampu atau dibulatkan jadi 28 saja atau 29.

Dengan perhitungan yang sama seperti di atas maka hasilnya adalah seperti ini:

Kwh = 2610 watt jam = 2,61 kWh.

Biaya listrik per hari = 3393 rupiah per hari. Sebulan jadinya 101.790 rupiah.

Dengan menggunakan LED biaya produksi untuk listriknya menjadi sangat murah. Hanya seperlima dari biaya listrik lampu pijar.

Kesimpulan

  • Lebih utamakan pengalaman di lapangan daripada hanya perhitungan teori.
  • Dari beberapa penelitian, warna lampu terbaik untuk mendukung performa produksi ayam petelur adalah warna kuning – merah.
  • Analisa di atas adalah berdasarkan data penelitian yang penelitiannya tidak dilakukan di Indonesia. Berarti lingkungannya juga berbeda. Berbeda dengan Indonesia yang siangnya full mendapat sinar matahari secara penuh 12 jam.

Semoga berhasil dan sukses dengan usaha ayam petelurnya. Sampai di sini dulu untuk artikel ini sampai jumpa minggu depan.

Referesi

[1] S. Kamanli, I. Durmus, S. Demir and B. Tarim. 2015. Effect of different light sources on performance and egg quality traits in laying hens. Europ.Poult.Sci., 79. 2015, ISSN 1612-9199.

[2]. J. Svobodová, E. Tůmová, E. Popelářová, D. Chodová. 2015. Effect of light colour on egg production and egg contamination. Czech J. Anim. Sci., 60, 2015 (12): 550–556

2 comments

  1. Mantab analisa dan rangkuman penjelasannya.jadi tambah ngerti tentang ayam petelur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *