Bertanam dengan sistem hidroponik tergolong cukup ribet atau repot, menurut saya. Sebenarnya lebih mudah menanam dengan media tanah seperti pada umumnya.
Masing – masing punya plus minusnya, tergantung kondisi dan keadaan lingkungan di mana kita mau berkebun.
Dengan media tanah, persiapannya lebih mudah dan cepat, tinggal menggali tanah, bibit di tanam, disiram, selesai.
Tinggal menunggu bibit tumbuh dan melakukan beberapa langkah perawatan rutin. Berbeda halnya kalau dengan hidroponik, dengan sistem hidroponik harus menyiapakan media khusus. Karena tidak menggunakan tanah, maka harus mencari ganti untuk media tanah tersebut.
Di perkotaan, bertanam dengan menggunakan sistem hidroponik adalah pilihan yang bagus untuk yang hobi bertanam maupun berkebun.
Selain karena lahan terbuka yang kurang, karena halaman biasanya di paving, keramik atau diplaster. Bertanam hidroponik akhirnya menjadi alternatif yang paling memungkinkan untuk menyalurkan hobi.
Selain itu, dengan tata letak dan desain rak yang cantik, hidroponik juga bisa memberikan nilai estetika bagi halaman.
Dengan segala kreativitas, hidroponik akhirnya bisa dijadikan hiasan eksterior yang eksotik, menyejukkan dan enak dipandang mata. Terlebih lagi jika hobi ini bisa menghasilkan pundi – pundi, maka kegiatan berhidroponik akan menjadi lebih menyenangkan.
Manfaat Bertanam sistem Hidroponik
Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari bertanam dengan sistem hidroponik. Baik itu kita lakukan di pedesaan maupun di perkotaan.
Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1 . Tidak membutuhkan tanah untuk penanaman.
2 . Pemberian nutrisi untuk tanaman lebih efektif dan efisien.
Hal ini karena nutrisi diberikan ke tanaman dalam bentuk larutan dan larutan tersebut berada dalam suatu wadah atau media yang aliran airnya sudah ditentukan.
Berbeda dengan tanah yang kandungan airnya mungkin akan menyebar ke area yang cukup luas kalau tidak dipot. Meskipun di dalam pot, biasanya pot diberi lubang dibagian bawah untuk membuang air yang berlebihan.
3 . Sistem hidroponik bisa memberikan hasil yang lebih banyak.
Bukan berarti bertanam dengan hidroponik memiliki produktifitas hasil yang lebih besar, akan tetapi sistem hidroponik dapat menggunakan ruang tanam yang lebih maksimal.
Penanaman di lahan terbuka hanya bisa memanfaatkan lahan seluas area lahan atau secara horisontal/mendatar.
Dengan hidroponik, pemanfaatan lahan selain secara horisontal/mendatar juga bisa secara vertikal/ke atas. Akan tetapi ini membutuhkan infrasuktur dan investasi yang lebih besar.
4 . Mudah dalam memanen hasil.
Dalam penanaman sistem hidroponik skala yang cukup besar, tiap tanaman biasanya sudah diatur arah tumbuhnya sehingga tidak ada tanaman yang saling tumpang tindih sehingga pemanenannya lebih mudah karena buahnya tersusun secara teratur.
5 . Steril dan bersih.
Tentu saja dengan bertanam sistem hidroponik akan membuat tanaman bersih karena tidak ada media tanah yang digunakan.
Sistem hidroponik biasanya juga dibuat dalam greenhouse yang tertutup, debu dari luar juga minimal dan tidak terkena hujan secara langsung karena air hujan akan mengubah konsentrasi larutan yang ada pada sistem hidroponik.
Air hujan tidak akan membuat tanah atau debu mengotori daun – daun tanaman. Karena jarak antara modul dan tanah cukup jauh.
6 . Media tanam yang digunakan dalam pertanian hidroponik dapat digunakan berulang kali.
Media tanam ini tergantung jenisnya. Kalau rockwool, hanya sekali pakai. Hanya sedikit jenis media tanam hidroponik yang bisa dipakai berkali – kali. Paling hanya hidroton atau pecahan genting – batu bata.
7 . Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma.
Jika yang dimaksud adalah gulma seperti pada pertanian di tanah, maka sistem hidroponik adalah bebas gulma seperti itu. Akan tetapi, bukan berarti sistem hidroponik bebas gulma ya.
Ada pengganggunya juga lho. Misalnya lumut. Tapi, lumut memang tidak begitu besar pengaruhnya pada tanaman hidroponik. Pembersihan lumut paling dilakukan sekitar 1 bulan sekali.
8 . Tanaman tumbuh lebih cepat.
Sistem hidroponik adalah sistem cocok tanam yang seharusnya membuat tanaman bisa tumbuh lebih cepat. Akan tetapi masih banyak tapinya lho..
Banyak parameter lingkungan yang harus dipenuhi supaya tanaman hidroponik bisa tumbuh luar biasa bagusnya.
- Sinar matahari.
- Intensitas matahari tidak boleh terlalu terik.
- Komposisi AB mis harus seimbang.
- pH larutan nutrisi harus berada di batas yang normal.
- Suhu air nutrisi harus terjaga pada temperatur yang sesuai.
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman. Karena tanpa sinar matahari, tanaman tidak bisa berfotosintesis dan tidak bisa menyerap unsur hara.
Akan tetapi, intensitas sinar matahari yang terlalu terik akan membuat laju respirasi tanaman menjadi lebih cepat. Sehingga energi tanaman banyak terbuang dan hanya sedikit yang tersisa untuk pertumbuhannya.
Intensitas sinar yang terlalu terik biasanya akan membuat tanaman hidroponik layu pada siang hari, akan tetapi akan kembali segar ketika sore hari.
AB mix harus seimbang supaya pertumbuhan tanaman hidroponik optimal. Pupuk yang digunakan untuk hidroponik harus mempunyai kualitas hidroponik grade. Dengan kata lain bahan pupuk dari AB mix harus mempunyai sifat mudah larut dalam air.
pH juga sangat menentukan apakah unsur hara bisa diserap dengan baik atau tidak. PH yang terlalu asam atau terlalu basa akan mengganggu proses penyerapan unsur hara oleh tanaman.
pH yang baik dari larutan nutrisi hidroponik adalah antara 5,8 – 6,5. Toleransi di angka sekitar 7 masih OK, lah.
Suhu air nutrisi juga penting perannya. Suhu air nutrisi idealnya tidak lebih dari 30 derajat celcius. Kalau bisa sih di angka 25 – 27 derajat celcius, untuk wilayah Indonesia yang tropis.
Suhu ini gampang di capai kalau kita menanamnya di dataran tinggi. Kalau di dataran rendah, bisa diakali dengan sistem hidroponik NFT atau rakit apung.
Karena kalau suhu air nutrisi hangat (panas) tingkat kelarutan oksigen rendah. Kemampuan akar dalam menyerap unsur hara menjadi berkurang. Akhirnya akar menjadi berwarna coklat dan jika kondisi suhu air tidak membaik, akar tanaman hidroponik bisa busuk.
Tanaman yang bisa sistem hidroponik
Tidak semua tanaman bisa ditanam dengan sistem hidroponik karena jenis dari tanaman tersebut yang memang tidak memungkinkan untuk bisa ditanam dengan cara hidroponik.
Misalnya Mangga, Mahoni, dan Durian, tanaman-tanaman yang berakar tunjang sulit untuk ditanam dengan cara hidroponik.
Dari pengamatan saya, syarat tanaman yang dapat di tanam dengan hidroponik adalah memiliki akar serabut dan akar berbentuk rimpang.
Sayuran dan buah-buahan mirip sayur adalah tanaman-tanaman yang banyak ditanam dengan sistem hidroponik.
Dari contoh-contoh tanaman yang saya contohkan dibawah ini memiliki akar serabut dan berakar rimpang. Kalau ada hidroponik dari tanaman berakar tunjang, tolong saya dikoreksi atau tulis dikomentar.
menanam dengan sistem hiroponik. sumber: https://pixabay.com/en/farm-market-hydroponic-produce-1554307/ |
Bayam Hidroponik. Sumber:https://pixabay.com/en/hydroponic-green-vegetable-plant-1245639/ |
Tomat Hidroponik sumber: https://pixabay.com/en/tomatoes-vegetables-vegetable-fruit-936520/ |
Buah-buahan misalnya semangka, melon, strawberry dan jagung. Tanaman Berakar rimpang misalnya jahe, kunyit, laos dan juga dari berbagai jenis tanaman bunga.
Prinsip bertanam Hidroponik
Prinsip Pokok dalam bertanam dengan cara hidroponik adalah ketika tanaman dewasa pertumbuhan akar bisa dikendalikan dan media tanam hidroponik mampu menyangga beban tanaman tersebut.
Hal ini memerlukan kemampuan kreatif dari kita. Misalnya menanam sawi hidroponik bisa dilakukan di botol plastik bekas air mineral isi 220 ml dengan media tanam misalnya rockwool.
Rockwool akan cukup mampu menopang beban dari sawi yang sudah besar, dan juga volume botol plastik bekas air mineral kemungkinan juga akan mampu menampung jumlah akar dari sawi hidroponik tersebut.
Berbeda misalnya kita ingin menaman tomat atau cabe secara hidroponik.
Tomat dan cabe yang sudah besar memiliki tinggi dan beban yang cukup besar kalau hanya dengan media botol air bekas dan media rockwool mungkin tidak mampu untuk menahannya.
Oleh sebab itu, diperlukan media dan sistem tanam hidroponik yang lain. Selain sistem hidroponiknya, kita juga membutuhkan bantuan lain supaya tanaman bisa tumbuh tegak dengan baik. Entah itu ajir, tali atau semacamnya.
Berbagai Metode hidroponik yang bisa diaplikasikan ada beberapa yaitu:
- Hidroponik sistem sumbu atau Static solution culture (kultur air statis)
- Continuous-flow solution culture, contoh : NFT (Nutrient Film Technique),DFT (Deep Flow Technique)
- Aeroponics
- Passive sub-irrigation
- Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
- Rotary atau berputar
Satu per satu nanti akan saya coba uraikan mungkin di postingan selanjutnya.
Metode penenaman hidroponik di atas bisa dilihat di artikel Macam – macam teknik menanam sistem hidroponik.
Ini sebagai awalan untuk pengenalan konsep sistem hidroponik. Sampai jumpa dipostingan selanjutnya, terima kasih sudah mampir.