9 Pupuk Daun Terbaik Berdasarkan Rekomendasinya

Apa Itu pupuk daun?

Pupuk daun adalah pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang diberikan dengan cara disemprotkan pada daun tanaman. Penyemprotan ini diarahkan pada bagian daun (permukaan bawah). Pupuk daun selain memiliki kandungan hara yang lengkap, ia juga harus mudah larut di air.

Bisa juga dikatakan pupuk daun atau foliar fertilizer adalah pupuk tanaman yang diberikan melalui daun.

Apa Fungsi pupuk daun?

Fungsi pupuk daun adalah memberi asupan hara kepada tanaman supaya lebih cepat dimanfaatkan oleh tanaman. Karena daun merupakan bagian dari tanaman yang bisa menyerap unsur hara. Pemberian unsur hara melalui daun proses transportasi haranya menjadi lebih cepat.

Apakah pupuk daun lebih efektif?

Sejauh ini, pemberian pupuk melalui daun bisa memberikan pertumbuhan atau perkembangan tanaman yang lebih efektif.

Tidak ada perdebatan mengenai hal tersebut. Asalkan jenis dan langkah teknisnya benar dan sesuai prosedur.

Menurut data dari beberapa riset yang berhasil saya himpun, rata pemberian pupuk daun memberikan hasil yang lebih baik.

Contohnya adalah sebagai Bobot buah terong per tanaman pada usia 60 hst[2] berikut.

Jenis pupuk foliar/daunTanpa pupuk foliar/daunDg pupuk daun 4 g/l
Gandasil B466,57 gram1028,01 gram
Growmore(20-20-20)490,54 gram722,13 gram

Bobot biji kedelai/petak diberi pupuk foliar kotoran sapi[1]

Tanpa pupuk foliarPupuk foliar 200 ml/LPupuk foliar 400 ml/L
855,19 gram1148,87 gram1001,36 gram

Pertumbuhan bibit jabon dengan pupuk daun gandasil[3]

ParameterTanpa pupukPupuk daun 2 g/L
Tinggi tanaman18,51 cm30,61 cm
Diameter batang1,22 cm1,41 cm
Jumlah daun15,417,6
Luas daun3435,1 cm24085 cm2

Sekarang produk pupuk untuk daun banyak jenis produknya. Misalnya growmore atau gandasil D dan B. Nanti kita akan lihat sedikit lebih banyak mengenai kedua pupuk tersebut.

Pupuk foliar ini kebanyakan tersusun dengan komposisi pupuk majemuk. Artinya, dalam pupuk tersebut terkandung berbagai unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.

Misalnya saja untuk gandasil D. Selain ada unsur makro seperti N, P, K, ada juga unsur mikronya.

Dengan komposisi yang majemuk, hal tersebut membuatnya lebih praktis. Bisa dibayangkan kan, kalau harus menyemprotkan pupuk nitrat, pupuk kalium, dan fosfat sendiri – sendiri. Bisa merepotkan dan menyita banyak waktu.

Meskipun secara teori bisa, tapi itu jarang dilakukan. Teorinya begini, sekarang ada pupuk grade hidroponik yang sangat mudah larut dalam air. Misalkan kalinitra, MKP, Librel BMX dan lain – lain.

Pupuk grade hidroponik rata – rata memiliki kelarutan yang tinggi dan banyak tersedia dalam komposisi pupuk tunggal. Seperti yang saya contohkan tadi.

Kalau pupuk tersebut kita pakai buat pupuk daun, sebenarnya bisa. Tapi kalau pupuk harus diberikan sendiri – sendiri, maka menjadi tidak efektif.

Pertama, jika dipaksakan untuk disemprotkan pada hari yang sama, akan banyak pupuk yang terbuang karena daun terlalu kebasahan.

Kedua, jika pemberian diberi jeda sampai penyemprotan pertama kering, maka biaya tenaga kerjanya menjadi berlipat.

Seperti itu, kira – kira. Kecuali penyemprotan dilakukan untuk menanggulangi kekurangan tanaman oleh unsur tertentu saja. Misalnya kekurangan Kalium, maka bisa menyemprotkan kalinitra, kalcinit, dan lainnya.

Karena pupuk daun disemprotkan, maka pupuk harus memiliki sifat yang mudah larut dalam air. Tingkat kelarutannya harus tinggi.

Oleh sebab itu, tidak semua pupuk bisa cocok untuk dijadikan sebagai pupuk da’un. Karena spesifikasi pupuk yang tinggi, membuat pupuk ini menjadi sedikit lebih mahal.

Tapi memang banyak riset – riset yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk da’un bisa membuat produktivitas tanaman menjadi lebih tinggi.

Pertanyaannya kemudian, kalau memang tanaman bisa menghasilkan lebih banyak, kenapa pemupukan tidak dilakukan secara foliar saja (dari semai sampai panen)?

Ya, gimana ya…Bisa saja sih seperti itu. Tapi kalau lihat penjabaran di bawah ini mungkin bisa menambah bahan buat brainstrorming.

Kelebihan pupuk daun memangnya apa?

Kelebihan utamanya adalah pemberian pupuk melalui daun atau foliar application bisa membuat tanaman menyerap unsur hara lebih cepat. Dalam hitungan hari, bisa langsung terlihat hasilnya.

Contoh untuk kekurangan unsur hara tertentu, dengan diberikan pupuk secara foliar, hasilnya bisa lebih cepat.

Tapi kan bertani tidak hanya tentang pemupukan saja. Masih banyak hal lain yang harus diperhatikan.

Ada persoalan hama, penyakit tanaman, gulma dan pengairan. Diantara persoalan tersebut ada yang harus pakai penyemprotan juga. Jika pupuk diberikan secara foliar sepenuhnya, maka hari – hari anda akan habis menggendong alat semprot.

Kenapa? Karena pemberian pupuk daun pada tanaman punya kelemahan atau kekurangan sebagai berikut.

  • Pupuk daun mudah tercuci dan hanyut oleh hujan atau embun. Ini karena unsur hara pada pupuk tersusun dari senyawa yang mudah larut dalam air. Dengan demikian kemungkinan pemberian pupuk da’un tidak cukup hanya sekali saja.
  • Pemberian pupuk daun harus dalam jumlah atau konsentrasi rendah. Dosis pupuk yang terlalu pekat akan membuat daun tanaman menjadi gosong. Ketika gosong, kemudian tanaman akan lambat pertumbuhannya.
  • Pemberian atau pengaplikasian yang lebih sering. Ini pasti. Karena pupuk diberikan dalam konsentrasi rendah. Selain itu, tidak ada cadangan atau sisa unsur hara yang bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama. Ketika pupuk yang ada pada daun mengering, maka sebatas itu saja pupuk bisa termanfaatkan oleh tanaman.
  • Lebih boros. Ini tergantung teknik dan pengalaman. Kita mungkin tidak menghitung berapa persen percikan sprayer yang terbang oleh angin, yang jatuh ke tanah dan tetesan pupuk yang sudah jenuh di permukaan daun dan akhirnya menetes ke tanah. Angin yang kencang akan membuat pupuk menjadi cepat kering. Kenapa tidak pakai pupuk akar dengan metode dipendam saja?

Meskipun ada kelemahannya, kalau kita sudah terbiasa kita bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan pupukk daun ini.

Keuntungannya adalah:

1 . Tanaman bisa menyerap unsur hara dari pupukk daun lebih cepat.

Ibaratnya kita bisa memotong alur pendistribusian unsur hara menjadi lebih pendek. Karena tidak menunggu distribusi unsur hara dari akar melalui batang tanaman terlebih dahulu.

Apakah daun bisa langsung menyerap unsur hara? Tentu saja bisa.

Unsur hara dalam bentuk senyawa ion bisa masuk ke sel – sel daun melalui kutikula dan stomata daun.

Penyerapan ion – ion unsur hara pada daun terjadi melalui mekanisme pompa. Mekanisme ini menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas seluler dan respirasi yang mempengaruhi meningkatnya penyerapan oleh sistem vaskular sebagai respon dari meningkatnya kebutuhan air di daun.[1]

2 . Bisa Mengatasi defisiensi atau kekurangan unsur hara tertentu lebih cepat.

Dengan mekanisme penyerapan melalui daun yang lebih cepat, kekurangan unsur hara tertentu menjadi lebih mudah dan lebih cepat teratasi.

Efeknya bisa teramati dalam waktu sekitar 2 hari. Berbeda dengan pemberian akar yang mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama.

3 . Metode yang baik untuk memberikan pupuk mikro pada tanaman.

Meskipun unsur hara mikro hanya dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sedikit, tapi mereka harus ada.

Pemberian pupuk pada akar kadang sedikit mengabaikan tersedianya unsur mikro.

Karena sebagian besar pupuk di pasaran hanya mengandung unsur – unsur makro.

Unsur mikro hanya diandalkan ketersediaannya dari lahan saja. Sehingga, pemberian pupuk daun menjadi lebih diperlukan karena pupukk daun biasanya dilengkapi dengan unsur – unsur mikro yang lebih lengkap.

Misalnya untuk gandasil D, selain ada unsur makro N,P dan K, ada juga unsur mikronya seperti Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Kobalt (Co) dan Seng (Zn).

Langkah teknis dan pedoman pemberian pupuk daun pada tanaman

1 . Pupukk daun diberikan dengan cara disemprotkan yaitu dengan alat semprot manual atau elektrik. Nozzle harus berfungsi secara baik supaya bisa menghasilkan butiran uap air yang lembut.

Ini bisa membuat penyemprotan menjadi lebih efektif, cepat merata dan hemat.

2 . Pemberian yang efektif adalah menyemprotkan pupukk daun pada bagian bawah daun. Karena stomata berada pada bagian bawah daun (bagian daun yang menghadap kebawah).

Oleh karena itu, ketika menyemprotkan nozzel harus diarahkan ke atas supaya mengenai bagian bawah daun.

3 . Jenis pupuk harus diketahui fungsinya. Fungsi ini adalah untuk mengetahui apakah pupuk untuk fase vegetatif atau generatif.

Ketika tanaman mulai berbunga, maka pupuk yang digunakan adalah pupukk daun untuk fase generatif. Untuk merek Gandasil, pakai yang gandasil B.

Sedangkan pupuk gandasil D untuk fase pertumbuhan dari semai sampai sebelum berbuah.

Khusus sayuran daun, pakainya hanya gandasil D.

4 . Jangan over dosis.

Tidak berarti semakin pekat pupukk daun yang diberikan tanaman akan semakin cepat tumbuhnya.

Konsentrasi pupuk yang terlalu pekat bisa membuat daun menjadi gosong.

Langkah paling aman adalah dengan mengikuti dosis anjuran yang ada pada kemasannya.

Misalnya untuk gandasil. Setiap 10 gram pupuk bisa dilarutkan ke dalam 10 liter air. Dalam kemasan ukuran 100 gram, bisa untuk larutan air sebanyak 100 liter.

5 . Memilih waktu yang tepat.

Waktu yang paling tepat untuk memberikan pupukk daun adalah ketika stomata daun sedang membuka.

Ini terjadi pada waktu pagi dan sore. Waktu pagi antara pukul 8 – 9 pagi dan waktu sorenya setelah jam 3.

Ketika intensitas matahari sedang tinggi, stomata akan menutup. Karena untuk mengurangi laju penguapan.

Jika dipaksakan disemprot pada siang hari, stomata tidak aktif dan pupuk daun tidak terserap. Pupuk akan menguap oleh angin dan terbuang sia – sia. Kecuali ketika cuaca mendung.

Hindari penyemprotan ketika mendung yang kemungkinan hujan turun tinggi. Lakukan penyemprotan setelah hujan.

6 . Sebisa mungkin hindari mencampur pupuk daun dengan pestisida.

Penyemprotan pupuk daun sekaligus penyemprotan hama bisa menjadi satu pekerjaan yang efektif dan hemat.

Akan tetapi, tidak semua pupuk daun bisa dicampur dengan pestisida.

Contohnya adalah gandasil. Gandasil bisa dicampur dengan pestisida asalkan bukan pestisida yang bersifat alkalis. Ini bisa membuat unsur hara pada pupuk daun bereaksi dengan bahan pestisida dan mengendap.

Sayangnya, kita tidak tahu jenis pestisida apa saja yang bersifat alkalis. Informasi tentang bahan aktif pestisida saja itu tidak terlalu membantu.

Supaya aman, sebaiknya tidak usah dicampurkan saja.

Jenis pupuk daun yang ada di pasaran

Ada beberapa merek dagang dari pupuk daun. Tapi sepertinya akan dominan pada gandasil dan growmore.

Mari kita lihat saja.

1 . Pupuk daun Gandasil D & B

Gandasil adalah salah satu merek pupuk daun yang cukup familiar. Mudah didapat dan harganya murah.

Ada dua jenis varian produk. Yaitu gandasil D (daun) dan gandasil B (buah).

pupuk daun gandasil D untuk fase vegetatif tanaman

Gandasil D memiliki komposisi Nitrogen sebanyak 20%, Fosfor 15%, Kalium 15% dan 1% Magnesium. Masih ada tambahan beberapa unsur – unsur mikronya seperti Mn, B, Cu, Co dan Zn.

kandungan unsur hara pada pupuk daun gandasil D

Ini pupuk daun untuk fase vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan batang dan daun. Ciri – ciri untuk pupuk fase vegetatif adalah kandungan N nya yang tinggi.

Sedangkan ketika tanaman mulai berbunga, bisa memakai pupuk daun gandasil B.

Pupuk daun gandasil B untuk buah dan bunga

Kandungan unsur hara gandasil B adalah nitrogen sebanyak 6%, P 20% dan K30%.

kandungan unsur hara pupuk daun gandasil B

Ada tambahan unsur lain seperti pada gandasil D.

Untuk aturan pakainya, gunakan pupuk daun gandasil sebanyak 10 – 30 gram per 10 liter air. Penyemprotan bisa diberikan antara 8 – 10 hari sekali.

2 . Mamigro

Pupuk daun mamigro ini cukup banyak variasinya ya. Ada yang NPK Spesial, super P, super N, dan mamigro cair.

Bedanya ada pada kandungan unsur hara pada masing varian.

Untuk mamigro NPK spesial jumlah NPK nya adalah 21-21-21. Jumlahnya berimbang dan sama – sama banyak. Ini untuk fase vegetatif.

Sedangkan mamigro super P, kandungan fosfatnya lebih banyak daripada yang lain. Nilai NPK nya adalah 12 – 27 – 23. Yang artinya Nitrogen sebanyak 12%, Fosfat (P) 27% dan K nya 23%.

mamigro foliar fertilizer

mamigro super P ini untuk fase generatif (buah).

Super N berarti jumlah N jauh lebih banyak dibanding dengan P dan K.

Presentase NPK nya adalah 25 – 6 – 6. yang artinya jumlah nitrogen 4 kali lebih banyak dibanding P dan K.

foliar fertilizzer  mamigro super N

Jelas ini untuk fase vegetatif.

Anjuran pemakaian :
– Campurkan 15 – 25 gram dengan 10 liter air.

– Semprotkan ke seluruh permukaan daun secara merata, serta pada bagian – bagian tanaman yang lain, saat tanaman mulai memasuki fase pembungaan dan pembuahan (fase generatif) sampai panen.
– Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
– Lakukan penyemprotan ulang setiap 7 – 10 hari.

3 . Baifolan

Baifolan mengandung NPK sebesar 11 – 8 – 6. Ada unsur mikronya juga.

pupuk foliar bayfolan dari bayer

Jika dilihat komposisi NPK nya ini pupuk daun untuk fase vegetatif. Dalam sediaan cair.

Cara aplikasinya adalah dengan disemprotkan ke daun. Dosis umum : 2 ml/liter air, diaplikasikan pada pagi hari.

4 . Qiuvita

Qiuvita tersedia dalam 3 macam komposisi. Mau pilih yang Nitrogen tinggi, Fosfat tinggi atau Kalium tinggi ada.

Qiuvita N-32 adalah jenis yang kandungan nitrogennya lebih tinggi. Yaitu sampai 32%.
Fungsinya sudah jelas, yaitu untuk fase vegetatif pada tanaman muda, untuk merangsang pertumbuhan, daun dan klorofil.

Pupuk daun/foliar qiuvita N32

Kandungan NPK nya adalah 32 – 11 – 11.

Qiuvita P32 memiliki kandungan fosfor paling tinggi. Yaitu 32%.
Fungsinya lebih tepat untuk fase generatif pada tanaman dewasa, yaitu untuk merangsang pembungaan dan pembuahan.

pupuk daun/foliar qiuvita p32

Kandungan NPK nya adalah 16 – 32 – 16.

Qiuvita K32 dengan kandungan kalium tertinggi, 32%.
Berguna untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman

pupuk foliar/daun qiuvita K32

Kandungan NPK nya adalah 15 – 11 – 32.

5 . Pupuk daun Growmore

Ada 4 varian komposisi NPK pupuk daun growmore. Yaitu

  • Pupuk growmore (Seimbang) NPK 20 – 20 – 20.
  • Pupuk growmore Daun dengan NPK 32 – 10 -10.
  • Pupuk growmore Bunga dengan NPK 10 – 55 -10 dan
  • Pupuk growmore Buah dengan NPK 6 – 30 – 30.

Cara pemakaiannya adalah dengan melarutkan 1 – 2 gram pupuk growmore ke dalam satu liter air, lalu campurkan hingga rata dan menjadi larutan pupuk growmore.

Untuk 10 liter air, berarti 10 – 20 gram pupuk. Dosisnya hampir sama lah dengan gandasil.

Kemudian semprotkan larutan pupuk growmore ini ke seluruh bagian tanaman, terutama pada bagian daun tanaman.

Sebenarnya masih ada beberapa produk dari pupuk daun yang lain. Silahkan diriset sendiri ya.

Jika kita banding – bandingkan ternyata antara komposisi NPK dari masing – masing pupuk di atas tidaklah jauh berbeda.

Mengenai kesamaannya, semua sudah ada unsur mikronya. Baik yang untuk daun, buah atau bunga.

Jadi mana pupuk daun yang terbaik?

Pupuk daun organik

Pupuk daun organik berarti berasal dari pupuk organik, seperti kotoran sapi, kotoran kambing, kotoran kelinci atau kotoran kita sendiri.

Jika yang diambil adalah urin saja, maka urin dari hewan ternak ini bisa langsung digunakan. Tapi tetap harus diencerkan sebelum disemprotkan ke tanaman.

Apalagi untuk urin kita sendiri dan urin kelinci.

Akan tetapi jika urin telah bercampur dengan kotoran padat, maka perlu proses tambahan.

Prinsipnya adalah unsur hara yang ada dalam kotoran bisa terlepas dan larut ke dalam air. Kemudian baru bisa dipakai sebagai pupuk daun.

Tapi mungkin sumber N antara pupuk daun organik dan anorganik ini sedikit berbeda.

Bisa jadi sumber N dari anorganik adalah pupuk nitrat. Sedangkan pada kotoran ternak, N nya berasal dai N organik sehingga akan berubah menjadi amonium atau amoniak.

Kemungkinan besar N dari pupuk daun organik akan mudah menguap dalam bentuk gas amoniak NH3. Sedangkan N dari nitrat mudah larut dan tercuci oleh embun. Ada keunggulan dan kelemahan masing – masing.

Tapi yang harus dipastikan adalah, kotoran ternak ini, baik urin atau feses harus dari ternak yang sehat. Karena ini akan disemprotkan ke tanaman yang hasilnya akan dimakan oleh manusia.

Cara membuat pupuk daun organik dari kotoran sapi[1]

1 . Ambil kotoran sapi. Misalnya 20 liter. Kita ambil satuan volume supaya hitungannya lebih mudah. Cari wadah yang diketahui volumenya. Kemudian isi dengan kotoran sapi sampai penuh. Tidak harus yang 20 liter. Bisa 5, 8 atau 10 liter.

2 . Kemudian ditambah 2 liter larutan kapur tohor (CaO) (gamping) yang konsentrasi larutannya 5%. 2 liter itu untuk 20 liter kotoran sapi. Jika kotorannya hanya 10 liter, maka larutan kapur tohornya dibuat 1 liter saja.

Kapur tohor ini berfungsi untuk membunuh bakteri patogen seperti E. Coli.

Cara membuat larutan kapur tohor 5% adalah dengan menambah 1,9 liter air dengan 334 gram kapur tohor.

3 . Biarkan selama 2 bulan supaya kotoran sapi terurai atau terdekomposisi.

4 . Setelah langkah ke 3 selesai, kotoran ditambah dengan air. Perbandingan antara kotoran sapi dan air adalah 1:2. Jadi, jumlah airnya sebanyak 40 liter untuk kotoran sebanyak 20 liter.

5 . Larutan di biarkan selama satu minggu. Setiap hari diaduk supaya ada oksigen masuk dan larutan kotoran tidak bau.

6 . Setelah tujuh hari, saring dan ambil bagian yang cair.

7 . Aplikasi dengan cara mengencerkan 400 ml pupuk daun organik kotoran sapi dengan 1 liter air.

Kalau menginginkan, pupuk daun organik sudah banyak yang menjual.

Misalnya produk dengan merk SUPER TEROBOS, SUPER Bio FLORA, NASA dan lain – lain.

Kebanyakan sudah diperkaya dengan bahan – bahan lain. Jadi, dosis penggunaan bisa lebih hemat. Tidak sebanyak seperti cara di atas.

Saya kira sampai disini dulu untuk artikel ini. Semoga bisa memberi info yang berguna. Sampai jumpa lagi.

Referensi

[1] Ratri, Desi Triyoga. 2003. Pengaruh Konsentrasi Larutan Pupuk Kandang Sapi Sebagai Pupuk Daun Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merr.). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Institut Pertanian Bogor.

[2] Satriyo, Mochamad Adi dan Nurul Aini. Effect Of Type and Concentration Of Foliar Fertilizer On Growth and Yield of Eggplant (Solanum melongena L.). Department of Agronomy, Faclty of Agriculture, Brawijaya University. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 6 No. 7, Juli 2018.

[3] Telji Y. Palemba , M. T. Lasut , J. I. Kalangi , dan A. Thomas. Aplikasi Pupuk Daun Gandasil D Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus Havil). Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *