Menanam tomat dalam pot bisa panen pertama sekitar 2 bulan setelah tanam.
Menanam tomat dalam pot
Menanam tomat dalam pot itu sangat mudah. Siapapun sepertinya bisa melakukannya. Bahkan meskipun kita belum pernah punya pengalaman bertani sekalipun.
Kemudahan ini bisa kita rasakan karena beberapa hal:
- Jumlah tomat yang ditanam tentu tidak banyak – banyak. Kecuali halaman depat atau belakang kita luasnya lebih dari 500 meter persegi.
- Karena hanya sedikit, kita bisa menangani segala serangan hama dan penyakit secara manual. Tanpa obat – obatan (herbal atau kimia), dengan tangan kita bisa membunuh serangga atau kutu – kutuan yang mau mencoba bersarang pada tomat kita.
- Posisi tomat yang berada dekat dengan kita, membuat perawatan bisa dilakukan dengan cepat. Termasuk penyiraman dan pemberantasan hama.
Ketika tomat sudah mulai berbuah, menanam tomat dalam pot sangat menyenangkan. Kita bisa mendapatkan tomat yang fresh dan segar setiap hari, langsung kita ambil dari pohonnya.
Karena sesungguhnya tomat akan masak tidak dalam waktu yang serentak. Dari pengamatan saya, fruit set dari buah tomat ada selisih waktu sekitar satu atau dua hari.
Waktu masaknya pun nantinya juga akan mengikuti waktu fruit setnya. Kira – kira seperti itu.
Kalau soal manfaat dari buah tomatnya sendiri, saya yakin anda sudah menemukannya pada banyak web dan blog lain.
Jadi, biar tidak berlama – lama, kita langsung saja ke intinya.
Cara menanam tomat dalam pot
Tidak berbeda dengan cara menanam tanaman lain, kita juga membutuhkan beberapa bahan seperti di bawah ini.
- Bibit tomat.
- Media tanam.
- Pot atau polibag. Ukuran yang ideal setidaknya pot dengan diameter sekitar 30 cm.
- Pupuk.
- Peralatan lain yang mendukung kegiatan berkebun Anda, seperti sprayer atau sekop, cutter, tali, dan lain sebagainya.
Mari kita ke detail langkah – langkahnya.
1 . Penyemaian bibit tomat
Kita akan menanam tomat dalam pot langsung dari bijinya. Pasti, kita membutuhkan biji tomat sebagai bibit.
Bibit ini bisa kita buat sendiri atau beli. Saya sendiri lebih memilih untuk membeli bibit saja. Lebih cepat dan terjamin kualitasnya.
Tapi jika Anda punya banyak waktu dan tahu cara membuat bibit sendiri dari buah tomat, silahkan dicoba saja.
Biji tomat yang saya beli,saya rendam terlebih dahulu dengan air. Lama perendaman yang saya lakukan adalah semalaman. Karena bibit biasanya dikemas dalam keadaan sangat kering, jadi perendeman bisa mempercepat proses imbibisi.
Imbibisi maksudnya adalah kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel, dalam hubungannya dengan pengambilan zat oleh tumbuhan. Proses ini bisa mempercepat perkecambahan.
Imbibisi saya lakukan ketika bibit atau benih tomat tidak dilapisi oleh probiotik. Biasanya ada bibit yang dicoat dengan probiotik untuk mencegah terjadinya serangan penyakit tular tanah pada tomat.
Kalau ini direndam di air, maka lapisan probiotik akan terlepas dan manfaatnya kurang dirasakan oleh tanaman nantinya.
Kalau bibit ada lapisan probiotiknya, langsung saja bibit ditanam di media penyemaian yang sudah kita siapkan. Tinggal menjaga saja kelembapan medianya, supaya tidak kering.
Meskipun tanpa imbibisi proses germination (perkecambahan) menjadi sedikit lebih lama, tapi probiotik akan aktif di tanah media yang kita pakai. Ini sangat berguna untuk pertumbuhan tomat nantinya.
Setelah 3 – 4 hari, kalau bibitnya bagus, biji akan mulai berkecambah. Kita harus menempatkan semaian tomat ini pada tempat yang terkena sinar matahari.
Idealnya, sinar matahari untuk tanaman tomat adalah minimal 6 jam/hari. Tapi kalau di perumahan, kayaknya sulit untuk mendapat sinar matahari selama itu. Banyak halangan dari tembok tetangga.
Kita teruskan dan pelihara terus, sampai bibit tomat mempunyai beberapa helai daun sejati.
2 . Menyiapkan media tanam
Menanam tomat dalam pot sebaiknya menggunakan media tanam yang bagus. Karena jumlah medianya terbatas.
Media tanam yang bagus harus terdapat humus, bahan organik, dan porositas media yang memadai.
Kita bisa membuat media tanam dengan sifat tersebut dari bahan tanah, pasir, sekam bakar, kompos, atau sekam padi.
Minimal media tanam terdiri dari dua jenis media tanam. Yaitu tanah dan kompos.
Perbandingan antara tanah dan kompos bisa 1:1 atau 2:1.
Atau bisa juga memakai tanah, pasir, dan kompos. Perbandingannya masing – masing 1:1:1.
Pasir bisa diganti dengan sekam bakar atau arang sekam. Tapi, kompos harus ada.
Setelah masing – masing jenis media tanam sudah siap, kita campurkan secara merata. Kemudian kita masukkan ke dalam pot yang kita miliki.
Kita biarkan media ini dan berikan penyiraman seperlunya sampai media benar – benar siap untuk ditanami dengan tomat.
Tandanya kalau media tanam sudah siap ditanami adalah rumput atau tanaman liar sudah pada tumbuh. Sebelum tomat dipindah ke sini, tanaman liar ini perlu dibuang terlebih dahulu.
Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kalau kompos yang kita beli belum matang secara sempurna. Karena bisa jadi, kompos yang kita beli dari toko bunga belum terfermentasi secara sempurna.
Kita bisa mengetahui kompos sudah jadi atau belum dengan meraba atau menempelkan tangan pada kemasannya.
Jika kompos masih terasa lebih hangat, maka kompos belum jadi. Atau proses fermentasinya belum selesai.
Kalau dipaksakan untuk memupuk atau menanam, tanaman bisa mati.
3 . Memindah tomat ke dalam pot
Kapan waktu yang tepat untuk memindah tanaman tomat ke dalam pot? Pada umumnya orang memindah tomat ke pot ketika terdapat sekitar 4 – 5 helai daun sejati dari bibit tomat.
Tapi sebenarnya ini tidak harus selama itu. Kita bisa menanam tomat dari bijinya secara langsung ke dalam pot.
Asalkan medianya benar – benar sudah siap dan bagus.
Menunggu sampai ada 4 daun sejati hanya untuk memastikan saja kalau media tanam dalam pot yang sudah kita siapkan, benar – benar sudah siap. Kalau saya seperti itu.
Cara memindahkan bibit tomat dengan cara membuang atau menyobek pot kecil selama pembibitan tomat.
Jadi, tanahnya tidak perlu dibuang dan disertakan ke dalam pot sekalian. Ini bisa mengurangi resiko kerusakan pada akar tomat.
Ok, setelah ini kita tempatkan ke lokasi yang paling strategis. Dimana tempat yang mendapat sinar matahari paling banyak.
Kemudian kita tinggal melakukan perawatan rutin yang diperlukan.
4 . Perawatan tanaman tomat dalam pot
Memanam tomat dalam pot, meskipun mudah, tatap membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Karena waktu untuk bisa menikmati hasilnya lumayan lama. Sekitar 2 bulanan.
Kalau semangatnya patah di tengah – tengah, bisa saja tomat menjadi terabaikan dan mati kekeringan.
Untuk itu, perawatan yang akan saya sampaikan di sini adalah perawatan yang sifatnya kontinyu dan wajib.
Perawatannya tidak banyak, paling hanya menyiram, mencabut gulma, memberikan pupuk, menyingkirkan serangan serangga.
Mencabut gulma
Gulma atau rumput liar tidak mengganggu tanaman tomat secara langsung. Yang mereka ganggu sebenarnya adalah kita.
Karena rumput liar bisa membuat kita:
- Menyiram tanaman lebih sering dan
- Memupuk lebih sering.
Sedikit banyak, setiap rumput atau tanaman liar pasti juga membutuhkan air. Kalau mereka ada, pasti mereka ikut bersaing untuk mengambil air yang kita siramkan.
Selain itu, mereka juga bisa merebut pupuk yang seharusnya untuk tomat. Karena gulma bisa tumbuh lebih cepat, bisa saja kebutuhan mereka terhadap unsur hara lebih banyak ketimbang tomat.
Mengatasi gulma ini sebenarnya sangat mudah. Kita tinggal memberi mulsa atau penutup pada tanah yang terbuka pada pot. Asalkan tanah ini tidak terkena sinar matahari, gulma tidak akan tumbuh.
Mulsa ini bisa pakai mulsa plastik, jerami, sekam padi atau batu alam yang warnanya putih – putih itu.
Mulsa ini juga bisa menghemat air, supaya air tidak banyak menguap dari permukaan tanah yang terbuka.
Dengan mulsa, masalah gulma selesai.
Seberapa sering harus menyiram tomat?
Sangat sering, kalau bisa setiap hari. Kecuali saat musim hujan dan pas dina renteng, penyiraman bisa libur.
Dina renteng adalah hari dimana hujan turun terus menerus sampai berhari – hari.
Saat musim penghujan pastikan drainase pada pot berjalan lancar. Inilah alasan kenapa kita harus ada kompos dan salah satu dari pasir atau sekam pada media tanam.
Bahan tersebut bisa membuat porositas media lebih besar, sehingga media tidak terlalu padat dan bisa mengalirkan air yang berlebih.
Media berupa tanah saja, lama kelamaan akan memadat dan membuat air sulit untuk keluar dari dasar pot. Jika ini berlangsung lama, akar tanaman tomat bisa busuk.
Mulsa organik dari sekam atau jerami bisa membuat media dalam pot tidak cepat memadat. Selain bisa menghalau tumbuhnya gulma.
Saat musim kemarau penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari. Terutama ketika tanaman tomat sudah cukup besar dan pot yang kita gunakan tidak cukup besar.
Pot ukuran seperti dibawah ini, ketika saya siram pagi, siang sudah setengah kering. Ketika tidak hujan dan panas lumayan terik.
Jadi, jika ingin hasil yang lebih baik, penyiraman harus dilakukan rutin. Supaya tomat bisa maksimal dalam menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya.
Pemupukan untuk tomat
Karena tomat ini termasuk sayuran buah, maka jenis pemupukan yang dipakai ada dua.
Pertama adalah pupuk pada fase vegetatif dan kedua adalah pupuk fase generatif.
Fase vegetatif ini adalah masa dimana tomat tumbuh menjadi lebih tinggi, membentuk daun, melebarkan daun, dan pembesaran batang.
Kita bisa pakai pupuk majemuk seperti NPK. Banyak pilihan di pasaran, kita besa menentukan merk pupuknya.
Frekuensi pemupukan bisa diberikan setiap seminggu sekali. Tapi jumlahnya jangan terlalu banyak.
Pemupukan ini hanya untuk skala hobbiest saja. Untuk penanaman tomat di lahan, silahkan lihat pembahasan pupuk untuk tomat.
Cukup satu atau dua jumput tangan saja. Sekitar satu sendok teh dan ditaburkan memutari pinggiran pot.
Jangan terlalu banyak, dalam memberikan pupuk karena bisa membuat tanaman menjadi terbakar. Jika tanaman terbakar, cara mengatasinya bisa dilakukan seperti ini. Cara mengatasi tanaman terbakar pupuk.
Ketika pemupukan, menyiram tomat jangan terlalu banyak. Karena akan menghanyutkan pupuk dan terbuang sia – sia.
Untuk pupuk daun, silahkan menggunakannya jika ada tanda – tanda daun tomat agak aneh. Kekurangan unsur hara tertentu bisa membuat daunnya tumbuh berbeda.
Pupuk daun bisa pakai gandasil D, grow more, qiuvita dan lain sebagainya. Sesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman. Gandasil D untuk vegetatif dan gandasil B untuk generatif.
Ketika tomat sudah mulai berbunga, atau tanda – tanda bunga akan muncul, hentikan pemberian pupuk.
Ganti pupuk dengan pupuk fase generatif. Biasanya unsur P dan K pada pupuk ini lebih tinggi daripada unsur N nya.
Pupuk dengan kandungan unsur P dan K lebih tinggi bisa meningkatkan keberhasilan bunga untuk fruit set (pembentukan pentil atau bakal buah).
Pilihannya juga ada banyak, bisa gandasil B, growmore dll. Frekuensi pemberian disamakan dengan fase vegetatif juga tidak masalah.
Kalau perlu, beri juga pupuk daun pada saat fase generatif ini. Karena pupuk daun bisa memberikan unsur hara lebih cepat pada tomat.
Tapi hati – hati. Baca anjuran pada kemasan karena kalau terlalu pekat, daun tomat bisa terbakar.
Itu adalah perawatan tomat dalam hal pemupukan. Kalau memang punyanya NPK, dipakai terus sampai berbuah juga ndak masalah.
Ini hanya untuk hobi dan kesenangan berkebun saja. Tidak ada target untuk produksi harus panen kapan dan jumlah berapa.
Dibikin santai saja.
Pengajiran
Tanaman tomat membutuhkan pengajiran. Ini akan membuat tomat mampu untuk tumbuh tegak karena ada bantuan ajir.
Ajir ini bisa kita buatkan dari bambu atau mengikat batang tomat ke sesuatu yang lebih kuat.
Selain supaya tomat bisa tumbuh tegak, ketika berbuah air bisa membantunya untuk mampu menahan berat buahnya.
5 . Penanganan hama pada tomat
Menanam tomat dalam pot itu agak sedikit santai. Karena dengan jumlah tanaman yang sedikit, hama yang datang juga tidak terlalu banyak.
Tetap ada tapi tidak sampai terjadi serangan yang parah. Asalkan kita rajin menengok tomat kita.
Meskipun jenis hama dan penyakit yang bisa menyerang tomat cukup banyak, tomat punya saya tidak mengalami serangan yang berarti.
Tomat ini kan satu keluarga dengan cabai, maka jenis penyakit dan serangan serangganya juga hampir sama.
Setidaknya ada 15 jenis penyakit dan serangan serangga yang bisa menyerang tomat.
Jika tertarik untuk mempelajarinya silahkan dibaca artikel tersebut. Nanti di situ juga ada rekomendasi artikel lain untuk mengatasi masing – masing hama dan serangan pada tomatnya.
Tapi ini berdasarkan dari pengalaman saya saja. Saya sekarang sedang menanam tomat dan juga menanam cabai.
Keduanya saya tanam dalam pot dan saya letakkan berdekatan. Meskipun satu keluarga, sepertinya kutu kebul atau kutu putih lebih suka untuk bersarang pada cabai.
Tomat hampir 90% nyaris bersih tanpa ada serangan hama sama sekali. Kutu kebul adalah salah satu serangga yang biasanya menyerang tanaman cabai.
Tanda – tanda kalau ada kutu kebul adalah dengan hadirnya semut pada tanaman kita. Antara kutu kebul dan semut ini mempunyai hubungan simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan ternyata.
Cara untuk mengatasi kutu kebul ini juga mudah.
Selama ini saya menggunakan larutan garam inggris (epsom salt dan sabun cuci piring). Caranya adalah setiap satu liter air kita beri garam inggris sebanyak 1 sendok teh dan 2 tetes sabun cuci piring.
Kita semprotkan pada anakan kutu kebul yang berada pada permukaan bawa daun. Kita semprot, maka besoknya anakan ini akan mati dengan tanda – tanda warnanya menjadi hitam dan mengering.
Ini efektif, coba saja.
Tapi hanya untuk kutu kebul saja. Saya coba pada serangga lain kurang mempan. Misalnya ulat, pernah saya semprot ternyata mereka masih baik – baik saja.
6 . saatnya panen
Semua poin perawatan di atas terus berlanjut. Karena tomat bisa hidup dalam waktu yang cukup lama.
Sekitar setahun tanaman tomat masih bisa produktif.
Ok, saya kira itu saja bagaimana menanam tomat dalam pot. Sorry jika ada banyak kekurangan. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.