ternak sapi bali

Sapi Bali Ternak Breeding dan Hasil Penggemukan 05 kg hari

Ternak sapi bali jantan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan sapi lainnya. Ada beberapa hal yang bisa membuat ternak sapi bali meningkat nilai ekonomisnya. Tidak hanya dari segi harg jual, akan tetapi yang lainnya.

Kenapa ternak sapi bali jantan?

Sapi bali itu unik daripada jenis sapi – sapi yang lainnya. Hal ini karena sapi bali memiliki genetik yang sedikit berbeda dengan sapi pada umumnya.

Yang membuatnya berbeda adalah sapi ini hasil domestikasi dari banteng. Bukan dari sapi unggul yang ada sekarang ini.

Dengan kata lain, sapi bali adalah keturunan langsung dari banteng. Banteng adalah nenek moyangnya dan saat ini masih hidup di taman wisata Nasional ujung kulon dan Baluran.

Keunikan ini bahkan sudah diakui oleh dunia internasional. Buktinya, sapi bali tidak termasuk dalam kategori sapi bos taurus maupun bos indicus. Melainkan sudah termasuk bangsa sapi tersendiri yaitu bos sondaicus atau bos javanicus.

Fakta unik sapi bali

Ini adalah fakta dari sapi bali yang membuatnya unik jika dibandingkan dengan jenis sapi – sapi lainnya.

  1. Sapi bali adalah satu – satunya sapi yang moyangnya masih hidup saat ini. Yaitu banteng – banteng yang hidup di taman nasional ujung kulon dan baluran.
  2. Menambah kategori bangsa sapi tersendiri yaitu bos javanicus dan ini berasal dari Indonesia.
  3. Sapi bali sangat adaftif dengan lingkungan pakan yang minim tapi memiliki prosentasi karkas yang tinggi. Bahkan tertinggi di dunia. Artinya, kalau sapi dipotong, dengan bobot yang sama dengan sapi lain, jumlah dagingnya lebih banyak.
  4. Sapi bali memiliki gen pengatur warna yang hanya ada pada jenis sapi ini. Gen pengatur warna ini membuat kaki dan daerah bokong sapi bisa berwarna putih.
  5. Saat masih kecil, sapi bali jantan dan sapi bali betina memiliki warna sama. Tapi saat dewasa, warnanya sangat berbeda. Sapi betina warnanya tetap sama yaitu coklat, sedangkan yang jantan warnanya hitam.ternak sapi bali jantan, kulit hitam kaki dan bokong putih
  6. Memiliki penyakit khusus yaitu jembrana. Penyakit ini disebabkan karena virus dan hanya menyerang sapi bali.

Itulah fakta keunikan dari sapi bali yang sebenarnya sangat potensial untuk tujuan wisata maupun bisnis.

Hal ini bisa mendukung keunikan warisan budaya dari bali yang terkenal dengan obyek wisatanya.

Dari segi bisnis, sapi bali bisa menghasilkan karkas daging yang lebih tinggi. Dengan berat yang sama dengan jenis sapi lain, daging yang dihasilkan oleh sapi bali bisa lebih banyak.

Ciri – ciri sapi bali

Jika ingin beternak sapi bali, ini adalah tanda – tanda yang bisa dikenali. Supaya kita bisa membedakan mana yang sapi bali dan mana yang tidak.

Ternak Sapi bali jantan.

ciri sapi bali jantan. warna kulit hitam saat dewasa dan kaki serta bokong berwarna putih

  • Warna sapi bali jantan saat masih pedetan berwarna cokat atau merah bata. Kemudian saat dewasa, kulitnya berubah warna menjadi hitam. Perubahan warna mulai terjadi saat usia sapi 1 tahun atau 12 bulan.
  • Ada pengecualian untuk perubahan warna ini. Yaitu jika sapi bali jantan di kebiri atau kastrasi, warnanya tetap sama (coklat) sama seperti sapi bali betina.
  • Warna kaki mulai dari lutut ke bawah berwarna putih.
  • Bokong berwarna putih.
  • Bibir atas dan bibir bawah berwarna putih.
  • Ujung ekor berwarna hitam.
  • Bertanduk. Dengan bentuk meruncing dan melengkung.
  • Bobot badan sapi bali jantan saat umur 2 tahun bisa sampai 260 kg. Bobot ini bervariasi antara 210 – 260 kg. Tergolong kecil jika dibandingkan dengan sapi limosin dan simental.
  • Tinggi badan bisa mencapai 130 cm.
  • Panjang badan dan lingkar badan bisa mencapai masing – masing 146 cm dan 188 cm.
  • Presentasi karkas antara 51 – 57%.

Sapi bali betina

sapi bali betina dengan kaki putih dan bokong putih

  • Warna sapi bali betina mulai dari pedetan sampai dewasa tetap sama yaitu cokat atau merah bata.
  • Warna kakinya juga tidak berbeda dengan sapi jantan, yaitu putih mulai dari lutut ke bawah.
  • Bokong, bibir atas dan bawah juga berwarna putih.
  • Ujung ekornya juga berwarna hitam.
  • Bertanduk juga. Sama seperti yang sapi jantan.
  • Bobot badan sapi bali betina saat umur 2 tahun lebih rendah daripada sapi jantan. Yaitu antara 170 – 225 kg.
  • Tinggi badan, panjang badan, dan lingkar badan bisa mencapai 114 cm, 117 cm dan 174 cm.
  • Pada punggung terdapat garis belut dengan warna hitam.
  • Tingkat kesuburan rata – rata tinggi. Yaitu antara 82 – 85%.
  • Tingkat Keberhasilan kebuntingan dan melahirkan anak juga tinggi. Yaitu bisa sampai 85%.
  • Siklus birahi selama 18 – 20 hari.
  • Lama kebuntingan adalah selama 286,6 hari. Dengan variasi perbedaan selama 9,6 hari. Berarti sapi bali bunting paling cepat selama 277 hari dan paling lama 292,2 hari.

Selain ciri – ciri di atas, mereka juga memiliki keunggulan yang sangat membantu dalam produksi ternak.

  • Kemampuan kerja sangat baik. Sapi bali bisa digunakan untuk membajak sawah sama seperti sapi PO.sapi bali adalah pekerja yang baik. ia bisa digunakan dalam kegiatan membajak sawah
  • Mampu beradaptasi dengan lingkungan pemeliharaan yang jumlah pakannya terbatas. Ini bisa diartikan sapi jenis ini tidak pilih – pilih dalam pakan atau mudah untuk dikenalkan dengan jenis pakan baru.
  • Tingkat stress dengan lingkungan panas rendah. Sapi bali bisa beradaptasi dengan baik di wilayah pemeliharaan yang panas. Mungkin karena daerah asalnya (Bali) yang panas jadi sudah terbiasa dengan iklim panas.
  • Kemampuan mencerna makanan berserat tinggi dengan baik. Ini sangat menguntungkan peternak. Karena pakan dengan serat tinggi biasanya kualitasnya kurang bagus dan mudah untuk didapat. Misalnya jerami padi.

Cara ternak sapi bali

Berternak sapi bali tidak begitu berbeda dengan ternak sapi lainnya. Tapi sapi bali bisa diliarkan kalau memiliki lahan yang luas. Hal ini karena sapi ini bisa beradaptasi dengan baik.

Untuk berternak dengan cara pada umumnya, seperti biasa kita harus menyediakan kandang, pakan dan perawatan.

Kandang harus dibuat supaya ternak nyaman. Tidak hanya untuk sapi bali. Semua ternak seperti sapi limosin, sapi PO, kambing maun domba membutuhkan kandang yang baik.

Baik dalam hal bisa melindungi panas dan hujan, terpaan agin, sirkulasi udara dan sanitasi.

Kandang sapi harus kuat. Terbuat dari bahan yang kokoh sehingga tidak mudah goyah dan roboh. Hal ini karena sapi memiliki tenaga yang cukup besar. Sehingga aktivitas sapi lama kelamaan bisa membuat tali dan sambungan bangunan menjadi kendor.

Kandang bisa tradisional maupun kandang modern. Yang penting kandang bisa berfungsi sebagai tempat tinggal sapi bali.

Perawatan perlu dilakukan supaya kesehatan sapi tetap terjaga. Hal ini bisa dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan kandang, memberikan pakan dengan kualitas yang memadai, mengobati sapi yang terserang penyakit dan memberikan vaksin terhadap virus jembrana.

Kandang harus dibersihkan secara rutin. Untuk kotoran dan urin, wajib untuk dibersihkan setiap hari. Minimal sehari sekali, kalau lebih malah lebih bagus.

Membersihkan kandang akan lebih efektif kalau kandang dibuatkan saluran sanitasi yang baik. Ini akan membuat kegiatan membuang urin dan kotoran sapi menjadi lebih mudah.

Cara ternak breeding

cara ternak sapi bali jantan

Sapi bali mulai bisa dikawinkan saat usia minimal 15 bulan.

Kunci keberhasilan dalam breeding sapi adalah mengetahui saat kapan sapi sedang masa birahi.

Mengkawinkan sapi saat masa birahinya akan meningkatkan keberhasilan untuk bunting.

Peternak harus tahu tentang hal ini karena jika terlewat dari masa birahi, peternak harus menunggu 18 – 20 hari lagi.

Supaya tidak melewatkan masa birahi sapi bali yang berharga, ini adalah ciri – ciri sapi yang sedang birahi.

  • Sapi yang sedang birahi akan berteriak lebih sering dari biasanya.
  • Menaiki atau jika dinaiki oleh sapi lain diam saja.
  • Vagina sedikit bengkak, hangat dan mengeluarkan lendir.

Saat – saat inilah waktu yang tepat untuk mengawinkan sapi bali.

Jika setelah dikawinkan dan tidak menunjukkan gejala birahi lagi setelah 20 hari, maka kemungkinan besar sapi bunting.

Selanjutnya adalah memberikan perawatan kepada induk sapi bali. Perawatan ini tentu sedikit berbeda karena sapi sedang bunting.

Pemberian pakan jumlahnya ditambah, diberi mineral dan vitamin. Ini bisa meningkatkan kualitas pedet yang lahir.

Menurut penelitian, indukan sapi bali yang sedang bunting bisa melahirkan anakan yang 8% bobotnya lebih besar jika diberi pakan tambahan.[2]

Jumlah pakan yang diberikan setidaknya sebanyak 7,4 kg dalam berat kering. Jika diberi rumput gajah, rumput raja, dan rumput odot masing – masing jumlahnya adalah sebanyak 42 kg, 37 kg dan 43,5 kg dalam bentuk segar.

Jika jumlah rumput tersebut terlalu banyak dan khawatir sapi tidak mampu untuk memakan sebanyak itu, kebutuhan nutrisi bisa dibagi dari rumput dan konsentrat.

Cara menghitungnya sama seperti yang sudah saya tulis di artikel ternak sapi limosin. Dengan anggapan sapi bali yang sedang bunting bobotnya 300 kg.

Ternak sapi bali jantan (penggemukan)

Dalam menjalankan usaha penggemukan sapi bali jantan, yang perlu diperhatikan adalah hal – hal berikut ini.

  • Usia bakalan sapi tidak terlalu tua. Umur sapi yang ideal adalah antara 1,5 – 2,5 tahun. Saat usia ini pertumbuhan sapi masih optimal.
  • Bakalan tidak dalam kondisi yang sangat kurus.
  • Badan panjang dan bulat.
  • Dada lebar bila dilihat dari depan.
  • Kepala pendek dan mulut lebar (cangkeng papak).
  • Bulu mengkilat dan tidak kaku, kulit tipis.
  • Kaki pendek, besar dan kokoh.
  • Sapi tenang dan tidak cacat.

Poin poin di atas bisa membantu dalam ternak sapi bali jantan supaya tepat targetnya. Seperti contoh penggemukan sapi 4 bulan.

Harga bakalan

Langkah paling realistik dalam menaksir harga bakalan sapi bali adalah dengan sistem timbang hidup.

Hal ini karena penjualannya berdasarkan timbang hidup. Kalau beli bakalan dengan sistem jogrokan, akan ada selisih yang diluar perkiraan.

Misalkan saja harga timbang hidupnya adalah Rp. 47.000. Kalau sapi umur 2 tahun beratnya sekitar 200 kg, maka harganya kisaran Rp. 8.930.000,-.

Untuk mendapatkan bibit atau bakalan, silahkan kunjungi website di referensi No [1].

Sebelum melakukan program pemberian pakan untuk penggemukan, bakalan sapi yang datang harus diobati dari segala parasit yang ada.

Minimal diberi pengobatan untuk menghilangkan parasit cacing.

Pakan penggemukan

Dalam menentukan pakan, kita harus mengetahui berapa target kenaikan bobot harian yang diinginkan.

Sapi bali tidak seperti sapi limosin dan simental yang bisa diterget untuk naik 1 kg per harinya.

Menurut penelitian, kenaikan bobot sapi bali tidak lebih dari 0,5 kg per harinya. Tapi dengan bobot sekitar 200 kg dan pemberian pakan yang berkualitas, saya kira sapi ini bisa dengan mudah untuk naik 0,5 kg per harinya.

Pakan yang diberikan adalah rumput dan konsentrat.

Rumput bisa rumput gajah, rumput odot atau rumput raja. Rumput diberikan sebanyak 10 – 15 % dari bobot badan. Jika bobot badan 200 kg, maka jumlah rumput yang diberikan adalah 20 kg – 30 kg.

Selain itu, Masih ada 3 alternatif pakan untuk penggemukan sapi.

Biaya untuk pakan ini secara umum Rp. 400 per kg nya. Berarti per hari per ekor sapi butuh biaya untuk hijauan sebanyak 8000 – 12 000. Tapi kalau bisa bantu bantu untuk ngarit, akan bisa mengurangi biaya untuk hijauan ini.

Konsentrat yang digunakan adalah konsentrat yang khusus untuk ruminansia. Dengan kandungan protein antara 10 – 12 % harganya Rp. 2.500 per kgnya.

Sapi tidak boleh diberi konsentrat unggas. Karena konsentrat unggas mengandung protein hewani. Ternak ruminansia tidak boleh diberi protein yang berasal dari hewan karena bisa menyebabkan penyakit sapi gila.

Contoh sumber protein dari hewan adalah tepung ikan, MBM, tepung darah, tepung bekicot, dan lain – lain.

Kebutuhan konsentrat untuk penggemukan sapi bali adalah sekitar 1 – 2 % dari berat badan. Untuk berat sapi 200 kg, maka kebutuhan konsentrat adalah sebanyak 2 – 4 kg/ekor/hari.

Program penggemukan ini setidaknya dilakukan selama 6 bulan. Sebaiknya juga diperhitungkan bahwa sapi perlu adaptasi dengan lingkungan kandang dan pakan yang baru.

Perlu waktu untuk adaptasi pakan. Setidaknya butuh waktu 1 – 3 minggu.

Analisa perhitungan usaha penggemukan

Sekarang mari kita hitung, kira – kira berapa potensi keuntungan dari usaha pengemukan spi bali jantan ini.

Tapi perhitungan ini diluar biaya pembuatan kandang. Karena hal itu sangat relatif tergantung kondisi keuangan yang dimiliki.

Mari kita mulai saja.

Penggemukan dilakukan efektif selama 5 bulan. Tidak termasuk masa adaptasi pakan. Kalau ini ada contoh penggemukan sapi yang 4 bulan.

Biaya pakan hijauan per hari adalah 8000/ekor/hari. Selama 5 bulan atau 150 hari totalnya

Rp. 1.200.000,.

Konsentrat membutuhkan 2 kg/ekor/hari. Selama 5 bulan totalnya adalah 300 kg. Kalau harga per kg nya Rp. 2.500, maka totalnya adalah Rp. 750.000. ( Kok mahal rumputnya?)

Dengan target 0,5 kg/ekor/hari, maka 5 bulan kenaikan bobot sapi adalah sebanyak 75 kg. Bobot akhirnya menjadi 200 kg + 75 kg = 275 kg.

Anggap saja harga jual timbang hidup sama dengan harga belinya yaitu Rp. 47.000. maka total penjualan adalah Rp. 12.925.000

Secara singkat bisa kita lihat pada tabel di bawah ini.

BiayaJumlah (Rp.)Total (Rp.)
Penjualan12.925.000
Pakan Rumput1.200.0009.950.000
Pakan Konsentrat750.000
Bakalan8.930.000
Pendapatan2.975.000

Wih…ternyata lumayan hasilnya. Coba bandingkan dengan usaha sapi PO 10 ekor.

Saya menjadi sedikit ragu. Apakah memang bisa sebanyak ini hasilnya?

Mari kita cek apakah pakan yang kita berikan di atas bisa menghasilkan kenaikan bobot 0,5 kg. Atau harga bakalannya yang terlalu murah?

Tapi kalau harga bakalan, saya kira cukup fair jika menaksir harganya dengan timbang hidup. Kalau beli bakalannya dengan jogrokan, maka untuk pemula akan sangat gambling jadinya. Jika sudah berpengalaman, penaksirannya bisa lebih akurat.

Makanya, saya akan mengurai dari nutrisi yang disediakan oleh pakan. Apakah bisa untuk terget 0,5 kg/ekor/hari atau tidak.

Misalnya rumputnya adalah rumput gajah. Rumput ini kandungan proteinnya paling rendah dibanding rumput raja dan rumput odot.

Kandungan nutrisi dari rumput gajah adalah sebagai berikut:

kandungan nutrisi rumput gajah untuk pakan sapi limosin

Dua puluh kg rumput gajah bisa menyediakan bahan kering sebanyak 17,52% x 20 kg = 3,5 kg.

Dengan kandungan protein kasar sebanyak 9,43% dari berat kering, jumlah protein dari rumput gajah 9,43% x 3,5 kg = 0,33 kg = 330 gram.

Kemudian dari konsentratnya. Kandungan nutrisi konsentrat sapi adalah sebagai berikut.

NutrisiJumlah
Kandungan air %13
Berat Kering %87
Protein Kasar10 – 12
Serat Kasar14
Lemak Kasar5
TDN60 – 65

Dua kg konsentrat bisa menyediaka bahan kering sebanyak 87% x 2 kg = 1,74 kg.

Protein kasarnya yang 10%, bisa menyediakan protein untuk sapi sebanyak 10% x 1,74 kg = 0,174 kg = 174 gram.

Total bahan kering dari rumput gajah dan konsentrat adalah 3,5 kg + 1,74 kg = 5,24 kg.

Sedangkan untuk protein totalnya adalah 174 gram + 330 gram = 504 gram. Kita abaikan dulu masalah tingkat kecernaan proteinnya.

Jumlah protein dan berat kering di atas kita bandingkan dengan data milik Kearl, tentang kebutuhan nutrisi sapi untuk target bobot tertentu.

Untuk target bobot sapi naik 0,5 kg/hari dengan bobot sapi 200 kg adalah sebagai berikut.

Berat kering sebanyak 5,2 kg dan protein sebanyak 554 gram.

Ternyata jumlah nutrisi yang disediakan untuk pakan di atas pas dan cukup mepet.

Jika konsentrat diberikan sedikit lebih banyak, misalkan 1,5 % dari bobot hidup, maka nutrisi dari pakan di atas akan sedikit longgar untuk target 0,5 kg/hari.

Tapi konsekuensinya, biaya pakan akan sedikit bertambah. Seperti itu kira – kira ya.

Saya kira cukup untuk pembahasan ternak sapi bali ini. Semoga ada manfaatnya.

Referensi

[1] http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/content/sapi-bali.

[2] Nugraha, Harry Yoga, I Putu Sampurna dan I ketut Suatha. Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Pada Induk Sapi Bali Terhadap Ukuran Dimensi Panjang Pedet. Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 159-165 Agustus 2016.

[3] Syafrial, Endang Susilawati dan Bustami. 2007. Manajemen Pengelolaan Penggemukan Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.

[4] Kearl. Leonard C. 1982. Nutrient Requirements of Ruminants in Developing Countries. All Graduate Theses and Dissertations. Paper 4183.

# ternak sapi bali jantan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *