dosis pupuk npk untuk bawang merah

Dosis Pupuk NPK Untuk Bawang Merah AnOrganik Vs Organik

Dosis pupuk NPK untuk bawang merah sangat diperlukan untuk menghasilkan umbi dengan kuantitas dan kualitas yang optimal. Pupuk NPK di sini masih saya anggap global ya,.

dosis pupuk npk untuk bawang merah

Kita belum membahas apakah NPK ini berasal dari organik atau anorganik. Karena keduanya akan memberikan hasil produksi bawang merah yang unik. Nanti akan kita bahas keunikannya. Sabar,.

Dosis yang tepat dari pupuk NPK ini sangat dibutuhkan oleh bawang merah. Sama seperti tanaman pada umumnya yang sangat bergantung pada ketiga unsur makro tersebut.

Berbagai rekomendasi sebenarnya sudah banyak, dan bisa kita gunakan sebagai referensi dalam pemupukan.

Akan tetapi, dengan mengetahui kebutuhan unsur hara dari bawang merah, kita bisa merencanakan pemupukan yang efektif.

Contohnya adalah ketika menggunakan NPK 15-15-15 (merek bebas), artinya kita menyodorkan N,P, dan K pada bawang merah dengan porsi atau jumlah yang sama.

Padahal, kebutuhan akan masing – masing unsur tersebut berbeda.

Contohnya adalah unsur hara makro P. Jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman relatif lebih sedikit daripada unsur N dan K.

Masih ada unsur lain yang dibutuhkan lebih banyak selain N dan K. Yaitu kalsium (Ca) dan Sulfur (S).

Ternyata, kebutuhan NPK pada bawang merah itu sedikit berbeda dengan dosis pupuk untuk cabe, tomat, dan keluarganya. Pola serapan unsur haranya sedikit berbeda.

Ini masih wajar saja karena perkembangan dan produksi tanaman yang berbeda. Bawang merah, umbi sedangkan cabe, tomat dan terong produksinya berupa buah.

Akan tetapi, untuk cabe dan keluarganya, secara langsung bisa meningkatkan hasil produksinya. Semakin tinggi dosisnya, peningkatan produksi makin tinggi. Sebandinglah antara jumlah penambahan NPK dengan penambahan hasil.

Berbeda halnya dengan bawang merah. Penambahan dosis NPK secara anorganik pada bawang merah tidak menunjukkan peningkatan hasil yang signifikan.

Kebutuhan unsur hara bawang merah

Gambar ini adalah grafik serapan unsur – unsur hara dari bawang merah. Grafik ini cukup terkenal dan dijadikan banyak rujukan oleh para akademisi.

dosis pupuk npk untuk bawang merah

Gambar di atas menunjukkan serapan unsur hara dari awal penanaman sampai panen. Gafik ini menunjukkan jumlah kumulatif, dari unsur hara yang dibutuhkan oleh bawang merah.

Kita lihat grafiknya terlebih dahulu. Sumbu Y (yang berdiri), menunjukkan jumlah serapan hara dalam lb/acre. Kita bisa mengubahnya menjadi kg/hektar dengan mengalikannnya dengan 1,12.

1 lb/acre = 1,12 kg/hektar.

Sedangkan sumbu mendatar (bagian bawah) menunjukkan hari setelah tanam.

Kita bisa lihat, bahwa semua unsur hara, baik makro maupun mikro kebutuhannya semakin meningkat semakin tua usia bawang merah.

Kebutuhan unsur makro akan meningkat tajam setelah 60 hari penananam. Dengan unsur makro yang dibutuhkan paling banyak adalah Nitrogen, Kalium dan kalsium.

Kalau dari grafik di atas, jumlah nitrogen untuk bawang merah sampai di angka sekitar 130 lb/acre atau 145 kg/hektar.

Misalnya kita pakai NPK 15-15-15 kemasan 50 kg, maka kita butuh pupuk NPK tersebut sebanyak kurang lebih 20 karung (1 ton) per hektar untuk memenuhi kebutuhan N nya.

Angka tersebut kita peroleh dari Nitrogen NPK yang jumlahnya 15%. Dari berat pupuk NPK 50 kg, maka N nya adalah 15% x 50 kg = 0,15 x 50 = 7,5 kg.

Kemudian kebutuhan total 145 kg kita bagi dengan 7,5 kg. Akhirnya kita dapat jumlah karungan NPK 19 koma sekian.

Jumlah N dan K yang dibutuhkan oleh bawang hampir sama. Artinya dengan hitungan di atas, otomatis kebutuhan K sudah terpenuhi. Tapi, kita boros di P. Karena jumlah P akan berlebihan.

Jangan lupa untuk tidak mengabaikan kalsium untuk bawang merah. Karena kebutuhannya sangat banyak hampir sebanyak N dan K.

Pemupukan pada bawang merah ini perlu direncanakan supaya pemupukan menjadi efektif dan tidak boros di salah satu unsur.

Dosis pupuk NPK untuk bawang merah

Di bawah ini ada beberapa dosis NPK yang nanti bisa kita pakai untuk memupuk bawang merah. Karena kebutuhan tidak hanya NPK, maka kita lengkapi saja dengan pupuk yang lain juga.

Contoh dosis NPK bawang 1

Yang paling dasar adalah dengan melihat pengaruh dosis NPK dari tinggi sampai rendah terhadap hasil yang diharapkan.

Dari sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Pakistan [1], kita bisa mendapatkan gambaran yang cukup bagus bagaimana NPK ini bisa mempengaruhi hasil bawang.

Hal itu karena jumlah NPK yang di pakai divariasi seperti pada tabel di bawah ini.

No.N (kg/hektar)P2O5 kg/hektarK2O kg/hektar
1000
2603030
3905030
41205050
515010050
6180100100

Dosis NPK di atas diberikan separoh sebagai pupuk dasar dan setengahnya lagi pada 30 hst setelah tanam.

Hasil dari dosis npk di atas adalah semakin tinggi dosis NPK, maka pertumbuhan dan hasil bawang semakin besar.

Tapi ketika dosis mulai nomer 4 – 6, perbedaan terlihat mulai tidak terlalu signifikan.

Dosis NPK di atas tidak berati harus menggunakan pupuk NPK. Kalau dipaksakan pakai NPK, maka tidak ada konsentrasi pabrikan yang pas dengan dosis di atas.

Oleh karena itu, kita bisa menggunakan pupuk tunggal sebagai pengganti untuk masing – masing N, P dan K.

Pengganti N bisa menggunakan Urea. Pupuk urea adalah pupuk tunggal sebagai sumber N saja. N nya tersedia dalam bentuk amonium setelah urea terhidrolisis oleh air tanah.

Selain itu pupuk urea juga tersedia dalam harga subsidi sehingga menjadi alternatif yang lebih murah.

Kandungan N pada urea adalah 46%. Jadi, misalnya kita mau pakai dosis N 120 kg/hektar, kita butuh pupuk urea sebanyak 5 – 6 karung kemasan 50 kg.

Sebagai sumber P, kita bisa memakai pupuk SP-36. Pupuk ini juga ada yang bersumsidi dengan kandungan P sebanyak 36%, dan S 5%.

Untuk kebutuhan P sebanyak 50 kg/hektar, maka kita butuh SP-36 sebanyak 3 – 4 karung SP-36 kemasan 50 kg.

Sedangkan untuk K, pilihan yang lebih murah adalah KCL. Kandungan K pada pupuk KCL adalah sebanyak 36%.

Dengan cara yang sama, untuk kebutuhan K sebanyak 50 kg, kita butuh KCL sebanyak 1 – 2 karung kemasan 50 kg.

Jadi kita bisa membuat pupuk NPK sendiri dengan menggunakan pupuk Urea, SP-36 dan KCL.

Contoh dosis npk bawang 2

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, bahwa bawang merah tidak hanya memerlukan NPK saja. Akan tetapi membutuhkan juga unsur lain seperti sulfur, kalsium dan magnesium. Selain itu, bahan organik juga sangat penting.

Oleh sebab itu, daripada hanya fokus pada dosis pupuk NPK pada bawang merah saja, alangkah baiknya kalau kita melihat dosis pemupukan untuk semua jenis pupuk yang dibutuhkan.

Dosis NPK untuk Bawang Merah 1

Jenis pupukJumlah (kg/ha)
Urea150
ZA250
SP-36150
KCL150
P. kandang20 ton/ha

Pupuk kandang diberikan secara penuh pada saat pemberian pupuk dasar.

Aplikasinya pupuk di atas adalah sebagai berikut:

Pupuk dasar diberikan sebanyak 30% dari masing – masing pupuk di atas. Jadi, Urea 45 kg/ha, ZA 75 kg/ha, SP 36 45 kg/ha, dan KCL 45 kg. Waktunya minimal satu minggu sebelum tanam.[2]

Pupuk susulan pertama diberikan 2 minggu setelah tanam. Yaitu sekitar 14 hari. Jumlahnya adalah 40% dari masing – masing jenis pupuk yang digunakan. Dengan cara yang sama bisa kita hitung seperti perhitungan pada pupuk dasar di atas.

Pupuk susulan ke-2 diberikan pada 5 minggu setelah tanam. Jumlahnya adalah 30% dari dosis pupuk.

DOSIS NPK BAWANG 2

Jenis pupukJumlah (kg/ha)
Urea100
ZA150
SP-36400
KCL300
P. kandang20 ton/ha
NPK 15-15-15200
NPK 16-16-16100

Aplikasi pupuk pada tabel di atas sama dengan yang sebelumnya.

DOSIS NPK BAWANG 3

Jenis pupukJumlah (kg/ha)
Urea197
ZA400
SP-36311
KCL224
P. kandang20 ton/ha

Aplikasi pupuk pada tabel di atas sama dengan yang sebelumnya yaitu pupuk dasar 30%, susulan 1 40% dan susulan ke 2 sebanyak 30%.

Ke-tiga dosis pupuk NPK untuk bawang merah di atas pernah diriset. Hasilnya antara 19,4 – 23,45 ton/hektar.

Tapi anehnya, hasil tertinggi tidak diperoleh dari dosis yang paling tinggi. Yaitu malah dosis NPK 1 yang ditanam pada lahan berpasir.

Meskipun ketika sudah dilakukan analisa terhadap kandungan kalium pada tanah dan bawang merah yang sudah dipanen.

Semakin tinggi kalium yang diberikan, sisa kalium yang ada pada lahan lebih tinggi. Begitu juga kandungan kalium yang terdapat pada tanaman dan umbi bawang merahnya.

Artinya ada faktor lain yang mempengaruhi hasil bawang merah selain jumlah unsur hara yang diberikan.

Yang sudah ditemukan dari beberapa dosis di atas adalah dosis optimal untuk KCL pada bawang merah adalah 150 kg/hektar. Kalau KCL dinaikkan, belum tentu hasilnya juga naik.

Kalau menurut saya seperti ini. Karena pupuk kalium yang digunakan adalah KCL.

Jika KCL semakin banyak, maka klor (cl) juga akan semakin tinggi kandungannya pada lahan.

Bawang merah termasuk dalam tanaman yang sensitif terhadap klor. Jika jumlahnya banyak dan mendekati ambang batas, kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasilnya.

Faktor lain yang mungkin akan berpengaruh adalah antara unsur hara organik dan anorganik. Mari kita bahas.

Kunci peningkatan produksi bawang merah dengan organik

Meskipun belum banyak bukti, tapi saya yakin jika kita bisa menyediakan unsur hara organik dengan jumlah yang sama seperti anorganik, hasil pertanian bisa lebih bagus.

Ini adalah contoh terong yang saya tanam secara organik (kompos + tanah) dengan terong hidroponik.

dosis pupuk npk untuk bawang merah

Ukuran daunnya jauh sekali berbeda.

Memang kita tidak bisa memungkiri, bahwa unsur hara dalam pupuk organik sangat rendah. Secara perhitungan untuk mendapatkan unsur hara yang sebanding dengan anorganik, kita setidaknya butuh dosis pupuk kandang minimal 10 kali lipat dari dosis anorganik.

Dan perkembangan tanaman pada fase vegetatif jauh lebih unggul dengan memakai pupuk organik. Tapi untuk fase generatif, ini yang menjadi kelemahannya.

Karena pupuk organik kandungan P dan K nya sangat kecil. Dan cukup sulit untuk mendapatkan sumber P dan sumber kalium organik dalam jumlah yang sangat besar.

Sehingga dengan demikian, hasil akhir dari penggunaan pupuk organik terlihat masih kalah jauh dengan anoganik.

Selain gambar terong saya di atas, kita juga akan melihat beberapa hasil riset antara organik vs anorganik untuk bawang merah.

Meskipun risetnya hanya skala lab saja, saya berharap ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat.

Kenaikan anorganik insignifikan

Sebagai awal dari bagian ini, kita lihat data berikut ini.

Pupuk Kandang Sapi (ton/ha)

Urea:TSP:KCl (kg/ha)Urea:TSP:KCl (kg/ha)Urea:TSP:KCl (kg/ha)
Perbandingan Urea:TSP:KCL00:00:00125:50:50250 :100 :100
10 ton/ha14,8414,8716,32
20 ton/ha16,0917,4919,56
30 ton/ha17,7319,9323,3

Apa yang bisa kita lihat pada data di atas?

Saya akan melihatnya dengan cara saya. Boleh setuju dan boleh tidak. Bebas.

Dengan meningkatkan dosis pupuk anorganik, kenaikan bobot umbi bawang tidak terlalu memuaskan. Memang naik, tapi kita harus menghitung juga biaya kenaikan yang dikeluarkan untuk dosis yang dua kali lipat itu.

Contohnya adalah pada dosis pupuk kandang sapi 10 ton/ha. Bahkan hasilnya sama saja antara yang hanya pupuk kandang dengan 125:50:50. Baru naik cukup signifikan setelah dosinya di naikkan menjadi 250:100:100.

Apakah ketika dosis dari anorganik dinaikkan 3 atau 4 kali lipat hasilnya akan naik terus?

Belum tentu. Kita kembali pada bagian sebelum ini bahwa dosis optimal KCL adalah 150 kg/hektar. Lebih dari itu, menurut penelitian hasilnya tidak begitu berbeda, bahkan ada yang turun.

Mungkin ceritanya akan lain kalau K nya mengunakan pupuk premium seperti MKP, Kalium Nitrat atau Kalium sulfat. Tapi siapa petani bawang yang mau menggunakan pupuk mahal tersebut?

Saya buatkan tabel baru saja dengan nilai kenaikan bobotnya.

Pupuk Kandang Sapi (ton/ha)

Urea:TSP:KCl (kg/ha)Urea:TSP:KCl (kg/ha)Urea:TSP:KCl (kg/ha)
Perbandingan Urea:TSP:KCL00:00:00125:50:50250 :100 :100
10 ton/ha14,84 gr14,87 gr16,32 gr
20 ton/ha16,09 gr17,49 gr19,56 gr
30 ton/ha17,73 gr19,93 gr23,3 gr

Anorganik subsidi vs organik

Kita lihat data yang lain. Masih dalam pembahasan organik vs anorganik. Diameter dan berat segar umbi bawang merah rata, berdasar sumber ilmiah [4] tersaji dalam tabel di bawah ini.

PupukDiameter (cm)Berat segar (gram/m2)
Kandang ayam2,581,73
Kandang kambing2,51,5
Kandang sapi2,241,17
Kandang ayam + KCL2,321,53
Kandang kambing + KCL2,151,18
Kandang sapi + KCL2,31,04
Urea, Sp36 & KCL2,181,23

Nilai tertinggi diperoleh pupuk kandang ayam. Bahkan pupuk Urea, SP36 dan KCL nilai diameter bawang dan berat segarnya terpaut cukup jauh.

Tapi kenapa ketika pupuk organik (ayam, kambing dan sapi) di tambah KCL hasilnya juga tidak lebih baik? Harusnya lebih baik dong, karena ada tambahan unsur K nya.

Penjelasannya seperti pada gambar di bawah ini.

Tapi apa iya?

Ok, katakanlah kebutuhan hara bawang sudah cukup dari pupuk kandang ayam. Maka patokan maksimal diameter dan berat segar bawang adalah dari hasil kandang ayam.

Sekarang kita lihat kandang kambing dan sapi. Nilainya di bawah kandang ayam.

Selain itu, meskipun kandang sapi dan kandang kambing ditambah KCL, nilainya juga tidak berbeda jauh dari pupuk kandang sapi dan kandang kambing saja.

Seharusnya, jika memang hara dari pupuk kandang sapi dan kambing dibawah kandang ayam, penambahan Kcl harusnya bisa mendongkrak pertumbuhan bawang dong, supaya bisa ngejar nilai dari kandang ayam.

Hasil dari data ini bisa membuat kita lebih yakin bahwa dengan pupuk organik saja, hasil bawang merah tidak kalah dengan pupuk anorganik.

Kuncinya ada pada penyetaraan unsur hara dari pupuk organik yang digunakan. Pada penelitian ini, nilai N dari kandang ayam, kambing dan sapi disetarakan dengan kebutuhan N sebanyak 200 kg/hektar.

Untuk menghitungnya kita bisa melihat data kandungan unsur hara dari masing – masing pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing dan sapi.

Unsur hara dari kandang ayam, angkanya terdapat berbagai variasi. Namun selisih angkanya tidak banyak. Salah satunya adalah seperti pada gambar di bawah ini.

Katakanlah kandungan nitrogen dari pupuk kandang ayam 1%.

Untuk mendapatkan 200 kg Nitrogen dari pupuk kandang ayam, kita membutuhkannya sebanyak 20000 kg (20 ton) pupuk kotoran ayam. Ini dalam kondisi lembab, karena kadar air masih 55%.

Nah, dari 20 ton tersebut, Nilai P dan K nya masing – masing adalah 160 kg dan 80 kg.

Cara yang sama bisa kita pakai untuk menghitung NPK dari pupuk kotoran kambing dan sapi.

Seperti itu kira – kira, dosis pupuk NPK untuk bawang merah, baik yang organik maupun anorganik.

Saya kira cukup sekian. Sorry jika banyak kekurangan, terima kasih dan sampai jumpa lagi.

Referensi

[1] Abdul Ghaffoor et al,.Effect of Different NPK Levels On The Growth and Yield of Three Onion (Allium cepa L.) Varieies. Depertment of Horticulture, Faculty of Agriculture, Gomal University, Dera Ismail Khan, Pakistan. Asian Journal of Plant Sciences 2(3): 342-346, 2003.

[2] Sutardi. Pemupukan Pada Budidaya Bawang Merah Spesifik Lokasi Pada Lahan Pasir. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Agrin Vol. 21, No. 2, Oktober 2017.

[3] Supariadi , Husna Yetti, dan Sri Yoseva. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Pupuk N, P Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau. JOM Faperta VOL 4 No 1 Februari 2017.

[4] N. Afrilliana, A. Darmawati, dan Sumarsono. Pertumbuhan dan hasil panen Bawang Merah (Allium ascalonicum l.) akibat penambahan pupuk KCl berbasis pupuk organik berbeda. Agroecotechnology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University. J. Agro Complex 1(3):126-134, October 2017.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *