Awas Resistensi Antibiotik, Daun Pepaya Antibiotik Alami Ternak Puyuh

Dalam manajemen penyakit ternak unggas, puyuh misalnya, antibiotik yang digunakan bisa antibiotik yang alami.

Akan tetapi ya mungkin agak sedikit merepotkan.

Pasalnya, jarang bahkan hampir tidak ada yang menjual antibiotik alami. Yang banyak dijual di pasaran adalah yang antibiotik sintetik.

Memang, antibiotik sintetik tersebut sangat praktis. Tinggal buka, lalu dicampur ke makanan dan minuman, beres. Tinggal doa dan semoga penyakit hilang.

Jadi, mau tidak mau jika hendak menggunakan antibiotik alami ya harus bikin dulu. Manual broo..

Eit tunggu dulu…

Bicara mengenai antibiotik, saya kok teringat dengan mas Betha Sutrisno. Di blognya, sepertinya Mas Betha punya produk alami untuk unggas.

Coba, tanya – tanya siapa tahu produknya bisa digunakan sebagai antibiotik alami.

Ini Blognya. Silahkan di ubek – ubek sendiri, ok.

Tidak ada niatan untuk promosi. Karena di blog tersebut semua informasi diberikan dengan sangat terbuka.

Bahkan kalau mau tahu cara membuat produknya, pasti diberi tahu cara membuatnya. Dan itu gratis.

Baik, sudah cukup intronya… Sekarang kita lanjut ke persoalan inti saja.

Tahukan Anda, bahwa ternyata, daun pepaya itu bisa digunakan sebagai antibiotik alami?

Iya, ada sebuah penelitian yang menggunakan ekstrak daun pepaya yang digunakan pada ternak puyuh.

Ternyata, hasilnya cukup bagus juga. Nanti pelan – pelan pada bagian akhir akan sampai pada topik tersebut.

Penggunaan antibiotik sintetik yang tidak sesuai anjuran, ternyata dapat menyebabkan resistensi antibiotik.

Retensi antibiotik itu, bakteri menjadi kebal dengan antibiotik yang digunakan.

Dengan kata lain, antibiotiknya sudah tidak mempan.

Biasanya ini terjadi karena penyakit yang disebabkan oleh virus, tapi diobati dengan antibiotik.

Tidak hanya itu, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai anjuran juga bisa memicu terjadinya resistensi antibiotik pada ternak.

Antibiotik itu kan hanya untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Kalau penyebabnya virus, antibiotik tidak mempan.

Makanya, supaya penggunaan antibiotik menjadi tepat sasaran, tidak ada salahnya kalau kita memahami terlebih dahulu tentang apa antibiotik itu.

Apa itu antibiotik?

Antibiotik itu obat yang fungsinya untuk menekan aktifitas bakteri jahat atau membunuhnya.

Jadi, secara khusus antibiotik ini memang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri. Bukan karena infeksi virus.

Antibiotik itu jenisnya sangat banyak. Setidaknya ada belasan jenis antibiotik yang banyak digunakan sekarang ini.[1]

Masing – masing punya fungsi khusus untuk pengobatan pada jenis bakteri tertentu.

Jika ingin tahu lebih lanjut tentang jenis antibiotik, silahkan kunjungi referensi no [1]. Kalau saya uraikan di sini, bisa sangat panjang karena penggunaan antibiotik jangkauannya sangat luas.

Supaya lebih bisa difahami, saya ambil contoh misanya Tetracyclines. Tetracyclines adalah salah satu jenis antibiotik. Produk antibiotik yang dijual di Indonesia, ada yang kandungannya ini.

Tetracyclines hanya efektif melawan infeksi penyakit yang disebabkan karena bakteri Mycoplasma, Chlamydia, Pasteurella, Clostridium, Ortnithobacterium rhinotracheale dan beberapa protozoa.

Antibiotik pada ternak unggas

Antibiotik sangat sulit dipisahkan dari ternak unggas. Bahkan, mungkin tidak bisa ternak unggas kalau tanpa antibiotik.

Hal ini karena pada umumnya, antibiotik digunakan untuk:

  • mengobati penyakit yang sudah menyerang unggas dan
  • mencegah unggas dari penyakit.

Lha, penyakit ini pasti ada dan menyerang tiap – tiap peternakan unggas. Kalau tidak ada antibiotik yang bisa diperoleh dengan cepat dan mudah, maka proses produksi ternak akan sangat kerepotan.

Akan tetapi, ternyata penggunaan antibiotik di negara – negara maju seperti Amerika dan Eropa diawasi dengan sangat ketat.

Contoh kasus misalnya, penggunaan antibiotik dosis subterapi pada ternak sudah dilarang sejak januari 2017. Bahkan di Eropa sudah dilarang sejak tahun 2006.[2]

Dosis subterapi maksudnya seperti ini.

Untuk mengobati suatu penyakit tertentu, maka digunakanlah antibiotik. Dosisnya katakanlah jumlahnya sekian.

Dosis subterapi itu, ternak diberi antibiotik tapi dosisnya dibawah dosis yang sekian itu tadi.

Tapi dosis subterapi itu diberikan pada ternak yang dalam kondisi sehat.

Tujuannya apa?

Kabarnya, supaya produktifitas ternaknya lebih maksimal. Lebih tepatnya, pakannya lebih efisien.

Kalau pakannya efisien, biaya pakan menjadi berkurang dan potensi keuntungannya bisa meningkat.

Wah…ini tema yang sangat menarik, efisiensi pakan.

Tapi dibalik itu semua, jika ternak sehat dikasih antibiotik secara kontinyu, dikhawatirkan akan terjadi resistansi antibiotik.

Kalau ternak benar – benar terinfeksi penyakit, maka antibiotik yang biasa digunakan sudah tidak mempan lagi untuk mengobati penyakit tersebut.

Selain itu….

Antibiotik ini, kemungkinan masih tertinggal pada produk ternak. Produk ternak itu bisa daging, telur dan susu.

Kalau produk tersebut dikonsumsi manusia, maka itu yang dikhawatirkan. Khawatir kalau sampai sifat resistensi antibiotik ini berpindah ke manusia.

Sehingga, penyakit yang dialami oleh manusia akan lebih sulit untuk disembuhkan.

Tapi ini masih menjadi kontroversi besar. Di lain pihak, masih banyak yang mendukung tentang penggunaan antibiotik ini.

Kalau di Indonesia sepertinya penggunaan antibiotik ini masih sangat longgar nggar nggar nggar.

Daun Pepaya antibiotik alami

Kalau menurut Saya sih, penggunaan antibiotik sintetis pada ternak puyuh memang sebaiknya mulai dikurangi.

Kalau dikurangi, terus gantinya apa?

Sebagai gantinya, antibiotik alami bisa menggunakan daun pepaya.

Memang belum banyak yang meneliti mengenai daun pepaya ini sebagai antibiotik alami pada puyuh. Sementara ini, jurnal yang saya temukan hanya daun pepaya ini.

Semoga kedepannya, para pakar Indonesia, banyak yang mulai meneliti tentang antibiotik alami ini.

Akan tetapi, daun pepaya memang sudah sejak dulu digunakan sebagai obat tradisional.

Kandungan bahan aktif yang terdapat pada daun pepaya dapat digunakan sebagai antibakteri.

Menurut penelitian, ekstrak daun pepaya dapat menekan aktifitas dari bakteri seperti E. Coli, K. pneumoniae., P. aeruginosa and S. Aureus.[3]

Dilaporkan juga, bahwa:

Penggunaan daun pepaya sebagai antibiotik ini dapat meningkatkan produktifitas ternak. Secara khusus pada ternak puyuh.

Konversi ransum puyuh menjadi lebih baik dengan diberikannya daun pepaya ini.

Akan tetapi, daun pepaya ini akan lebih efektif bila diberikan dalam bentuk ekstrak.

Cara mengekstraknya cukup mudah. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

Ambillah beberapa lembar daun pepaya (sekitar 400 gram). Pilih yang tidak terlalu tua atau muda. Yang sedang – sedang saja.

Daun pepaya tersebut dicacah sehingga ukurannya menjadi kecil – kecil. Sekitar 1 – 2 cm an lah.

Kemudian tambahkan 2 liter air dan rebus.

Lebih baik kalau perebusannya pakai api yang kecil saja.[5]

Rebus sampai air menjadi 1 liter. Setelah itu bisa diangkat dan airnya itu bisa disebut sebagai ekstraknya daun pepaya.[4]

Daun Pepaya Untuk Ternak Puyuh

Ternak puyuh yang diberi ekstrak daun pepaya produktifitasnya meningkat.

Bahkan lebih baik daripada puyuh yang diberi antibiotik sintetis.

Menurut penelitian, jumlah ekstrak daun pepaya yang diberikan pada puyuh adalah sebanyak 30 ml.[5]

Pemberiannya dengan cara dicampurkan pada air minum. Air minumnya diberikan secara tidak terbatas atau setiap saat tersedia.

Dan ternyata, produksi telur dan konversi ransum puyuh yang diberi ekstrak daun pepaya lebih tinggi.

Secara singkat, hasil dari penelitiannya saya rangkum pada grafik di bawah ini.

grafik daun pepaya sebagai anti biotik pada ternak puyuh

Pada gambar di atas, yang warna biru itu adalah persentase produksi telur, sedangkan yang warna orange adalah konversi ransum (gambar di bawah).

grafik konversi ransum daun pepaya sebagai antibiotik pada puyuh

Jadi, selama penelitan, hasil yang diperoleh adalah produktifitas telur puyuh dengan penambahan daun pepaya lebih tinggi.

Telur puyuh yang diberi antibiotik produksi telurnya hanya 63,63%. Sedangkan puyuh yang ditambah daun pepaya pada air minumnya, produksi telurnya lebih tinggi, yaitu 73,93%.

Selain itu, konversi ransum pada puyuh dengan daun pepaya juga lebih rendah.

Konversi ransumnya adalah sebesar 2,39. Sedangkan pada puyuh dengan antibiotik sintetis, konversi ransumnya lebih tinggi yaitu sebesar 2,71.

Berarti, daun pepaya memang bisa digunakan sebagai antibiotik alami pada puyuh. Selain bisa meningkatkan produktifitas telur puyuh, daun pepaya juga membuat konsumsi pakan lebih efisien.

Kalau menggunakan bahan alami, efek samping biasanya tidak ada. Asalkan pemberiannya juga wajar – wajar saja.

Penggunaan bahan alami pada ternak juga aman untuk jangka panjang. Tidak seperti bahan kimia yang sering muncul efek samping bila digunakan dalam waktu yang cukup lama.

Selain itu, biaya daun pepaya ini juga lebih murah kan..

Hanya saja, kita perlu sedikit berkorban waktu dan tenaga untuk membuat ekstraknya dulu.

Iya…harus sedikit lebih sabar dan telaten.

Saya kira cukup sampai di sini untuk artikel daun pepaya sebagai antibiotik alami ini.

Sebenarnya, saya sendiri kurang puas karena hanya sedikit penelitian yang secara khusus membahas ini.

Nanti kalau ada jurnal penelitian lainnya, akan saya tambahkan informasinya di sini.

Ok, sampai jumpa lagi minggu depan.

Referensi

“Jika ingin tahu lebih lanjut, bisa kok baca – baca artikel di bawah ini. Kalau mau baca jurnalnya langsung juga bisa. Hubungi saya saja lewat comment. Nanti saya kirim lewat email”

[1] http://articles.extension.org/pages/66981/antibiotics-approved-for-use-in-conventional-poultry-production

[2]https://en.wikipedia.org/wiki/Antibiotic_use_in_livestock#cite_note-:5-2

[3] Francis, E.F. And Vimala Jose. The Antibacterial Effect of Carica Papaya L. Extracts and Their Synergistic Effect with Antibiotic and Non-antibiotic Drugs. 16(4): 1-11, 2016, Article no.BMRJ.28042.

[4]Sudjatinah C.H.W. Dan P. Widiyaningrum. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Tampilan Produksi Ayam Broiler. Fakultas Teknologi Pertanian dan Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. J.Indon.Trop.Anim.Agric. 30 (4) Desember 2005.

[5] Kusbiantari, A., Kardaya D. Dan Sudrajat D. Keefektifan Ekstrak Daun Pepaya Lewat Air Minum Dalam Meningkatkan Produksi Telur Puyuh. Jurnal Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541Volume 3 Nomor 1, April 2017 .

One comment

  1. Mau tanya ,mas.. untuk pemberian anti biotik alami sebaiknya berapa kali dlm seminggu?sy bru mulai ternak 1000 ekor.. artikel anda cukup bagus 👍

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *